56

12.8K 1.4K 12
                                    

Entah berapa lama mereka saling bertukar cerita tentang kehidupan keduanya saat tertukar, mereka tertawa, terkadang saling mengejek. Nasib sial yang selalu menimpa Jihan di tubuh Anya pun Anya yang sedikit kesulitan saat bekerja.

"Jadi... aku dan Atla bertemu saat acara sekolah, aku menciumnya karena dia sangat tampan!!"

Jihan mendelik "Anya!! Lo benar-benar agresif gimana bisa lo nyium orang sembarangan cuman karena dia ganteng! Hah~ gue lelah sama lo Anya." Jihan menepuk keningnya frustasi sementara Anya tertawa kencang.

"Tapi Anya, terima kasih karena udah buat gue bahagia di saat kita bertukar. Apalagi gue punya pacar yang gantengnya sebelas dua belas kayak Lian." Syukur Jihan pada Anya.

Di atas kasur itu mereka mengerti bahwa tak ada kehidupan yang berjalan mulus tanpa ada hambatan, ujian pasti selalu datang. Tapi yang pasti setelah ada badai pasti hujan akan reda, dan matahari akan muncul kembali dengan membawa pelangi.

"Bukan hanya Jihan saja, aku juga ingin mengucapkan banyak terima kasih karena sudah membuat Anya akur dengan abang kembar, punya banyak teman, terima kasih juga sudah menjaga Ayah dan bunda ku. Dan—" Anya menggantung kalimatnya menatap jahil Jihan "dari sekian banyak orang kau memilih Lian! Aku bahkan tak menyangka ku pikir kau akan membuat harem?" Anya terlihat mengejek.

Jihan mendengkus dengan delikan tajam dan Anya tertawa melihat reaksi Jihan.

Anya beranjak dari atas ranjang berjalan menuju meja belajar yang berada di sudut Jihan memperhatikan apa yang sedang Anya bawa, sebuah buku atau novel? Jihan berdiri di depan Anya yang memegang sebuah buku bersampul kuning labu itu "buku ini yang menghubungkan kita berdua!"

Mata Jihan turun memandang lekat buku itu, "Jihan!"

"Hn?"

"Apa kau ingin kembali menjadi Anya?!"

Jihan memaku pandangannya terpaku pada manik cerah milik Anya "maksud lo... kita bertukar lagi?"

"Iya, dan jika kita bertukar lagi kehidupan itu akan seutuhnya menjadi milik kita. Kau Anya dan aku Jihan, meski begitu kau bisa menolak."

Jihan tersenyum lantas bertanya "Anya, apa lo bahagia saat menjadi Jihan?"

Dengan lugas Anya menjawab "iya!"

"Kalau begitu gue pun bahagia saat jadi lo—" Jihan memegang tangan Anya yang juga sedang menggenggam buku "jadi, ayo kita bertukar lagi!!"

Anya melebarkan matanya "YESSSS!!!" Anya berseru senang lalu memeluk Jihan "terima kasih Jihan! Aku sangat berterima kasih padamu."

"Lalu apalah kita bisa bertemu lagi?" Tanya Jihan.

"Sepertinya itu tidak mungkin."

Jihan mengangguk mengerti "tapi gimana caranya kita bisa saling bertukar?"

"Pegang buku ini bersama-sama, hal yang harus kau pikirkan adalah kehidupan mu sebagai Anya. Pikirkan semua hal yang membuat mu bahagia saat menjadi Anya, saat ini aku adalah Jihan dan kau adalah Anya." Ucap Anya lembut.

Lantas sebuah cahaya menyilaukan bersinar dari buku yang dipegang keduanya Jihan membuka matanya menatap terkejut, "Jihan, sampaikan pada Ayah dan bunda, juga kedua abang kembar bahwa aku menyayangi mereka!"

Jihan mengangguk mantap "pasti gue sampein, Anya semoga lo bahagia di sini!"

"Kau juga Jihan!"

Lalu cahaya itu semakin merambat luas dan menenggelamkan Jihan pada kegelapan tak berujung, dingin, sepi, dan sendiri. Itu yang saat ini Jihan rasakan, perlahan Jihan menurup matanya 'saat ini gue adalah Anya, putri dari Bunda Amy dan Ayah Jerry, adik dari bang Dian dan bang Dean juga pacar dari Lian! Temen-temen yang gue sayangi tunggu gue!!'

____

Tiit... tiit... titt...

Suara robotik yang bersumber dari mesin EKG mengisi ruang hangat berbau obat. Begitu tenang hingga sepasang mata perlahan terbuka, yang pertama ia rasakan adalah rasa kebas dan sakit.

"Eungghh..."

Ceklek!

"Dek...?"

Pandangannya yang sudah sempurna mengarah pada pintu yang terbuka menampilkan pemuda tampan yang menatapnya tak percaya "ha-hai bang!" Suara lemah itu keluar.

Dean yang melihat adiknya bangun dari tidur panjangnya seketika bahagia dia bergegas keluar memanggil dokter serta seluruh keluarganya, mengabari bahwa adik yang sudah lama terbaring kaku sudah sadar!

Anya, ia hanya mampu tersenyum tipis saat tau ia kembali ke sini. Pintu kembali terbuka dengan lebih kasar Dokter yang ikut segera memeriksa keadaan Anya, pria itu tersenyum yang Anya dengar bahwa kondisinya sudah jauh membaik. Selepas Dokter itu pergi Amy langsung memeluk erat putrinya, Amy menangis menumpahkan segala kesedihannya dalam tangisan bahagia.

"Ayah cengeng banget nangis kayak bocah!"

Jerry mendelik "Ayah potong uang jajan kamu ya Dian!"

Dian merengek tak terima "Ayah~ jangan gitu lah!"

Anya tertawa melihat abangnya Dean mendekat mengelus kepala Anya pelan "adek abang yang cantik, selalu bahagia ya." Dan Dean mengecup pelipis Anya.

"Makasih abang!"

Jerry dan Dian kompak mendekat "minggir! Ayah mau peluk anak Ayah yang cantik" Jerry menggeser Dean lalu memeluk Anya erat. Amy di buat kembali menangis dan Dian menenangkan Bundanya.

"Anya sayang kalian semua!"

Mereka sudah selesai dengan acara kangen antar keluarga, Anya kembali tertidur karena kelelahan dengan seluruh canda tawa yang telah kembali. Dan juga Amy bilang Anya sudah tak sadar selama 38 hari lamanya.

________
Tbc
________

Stupid Character's [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang