13

33.3K 3.5K 27
                                    

Saat ini Anya sedang berada di pasar malam menikmati berbagai wahana menyenangkan sambil berceloteh ria, dia berlari ke sana kemari dengan antusias. "Iih pengen naik kuda! Dah lama, kangen masa kecil" seru Anya begitu senang.

Dia naik kuda poni berwarna biru, begitu riangnya dan senangnya. "Wuhuuuuuu" teriaknya saat kuda itu mulai berputar. Tapi lama kelamaan Anya merasakan kudanya seperti berlari terlalu kencang membuat tubuhnya terlonjak-lonjak.

"Woii mang jangan kenceng-kenceng!!" Teriak Anya.

Namun kudanya semakin berputar. Perlahan pasar malam yang ramai berubah jadi kelam dan menyeramkan, suara tawa anak digantikan dengan tawa mengerikan.

"Aaaakkkhhhhhhh toloooooong!!!"

Badannya terhenyak dan matanya seketika terbuka bahkan melotot. Namun pandangan pertama yang dia lihat adalah kepala bagian belakang seseorang "Siapa?"

Cowok itu berhenti menuruni tangga saat suara orang yang tengah di gendong nya dia menoleh kebelakang "Lo udah sadar?"

Anya terkejut "Lo- loh kak Nova?!"

"Iya ini gue, lo kekunci di kamar mandi. Gue liat lo pingsan jadi gue gendong lo buat ke uks!"

Telinga Anya seketika berdenging "Ha? Pingsan, gue pingsan?" Gumamnya. Dia sama sekali tak merasa pingsan yang ada Anya hanya tidur karena kelelahan berteriak dan menangis. Tau kan kalo udah nangis kenceng rasanya ngantuk!

"Kak turunin dong" pinta Anya.

Nova menggeleng dan lanjut menuruni anak tangga "Diem, lo baru aja siuman."

"Siapa yang pingsan sih? Turunin gak!" Anya mendorong-dorong bahu Nova.

"Gak Anya."

"Ih bebal, turun atau gue gigit lo?!"

Ancaman Anya langsung berhasil Nova menurunkan Anya hati-hati. Belum sempat sempurna berpijak pada lantai Anya hampir jatuh jika Nova tidak memegangi tangannya "Eh, makasih!"

Nova menelisik wajah Anya yang menyedihkan, kedua mata bengkak, rambut berantakan, sudut bibir lecet, pipi sebelah kanan memerah. Nova tidak sadar akan hal itu, karena saat menemukan Anya, Nova panik dan langsung tanpa pikir panjang menggendong Anya untuk turun menuju uks.

"Dari sini gue bisa jalan sendiri" Anya segera menuruni tangga dengan perlahan.

Nova tak bisa berkata apa-apa, tapi dia terus menjaga Anya dari belakang takut jika gadis itu terjatuh. "Pelan-pelan"

Anya mendelik heran "Gak usah so khawatir, bukan bayi gue."

Baru aja ngomong begitu Anya hampir terjungkal lagi jika Nova tidak memegang bahunya "Baru aja gue ngomong, kualat kan lo!"

Anya berdecih.

Tepat saat anak tangga terakhir Dean berlari melintas dengan cepat, Anya cepat berteriak memanggil salah satu abang kembarnya itu.

"BANG DEAN!!"

Dean berhenti, nafasnya memburu saat berbalik Anya tengah melambai sambil sedikit berjingjrak senang, tak lupa tawa gadis itu yang menawan. Namun Dean merasa marah saat melihat keadaan Anya.

"Bang Dean~ hehe."

Anya yang awalnya senang mendadak terkejut saat Dean memeluknya. "Bang Dean kenapa?"

"Gue nyari lo kemana-mana, darimana aja lo Anya!"

"Dia di kunci di kamar mandi atas!" Itu Nova yang jawab.

Anya ingin memukul Nova dengan sepatunya, bisa-bisanya mulutnya lemes banget!!

"I-itu bang, gue, gue gak tau kalo pintu kamar mandinya rusak, jadi gue kekunci deh" Anya mencoba tenang.

Dean tak sebodoh itu untuk dengan gampangnya percaya pada Anya. Melihat penampilannya yang berantakan pasti terjadi sesuatu.

"Kok lo bohong sih, pintu kamar mandinya gak rusak loh" seru Nova.

Lagi-lagi Anya ingin merobek mulut cowok itu. Kesal rasanya.

"Kita ke uks!"

Anya menggeleng "Gak usah bang—"

"Anya. Kita. Ke uks!!" Tekan Dean tak ingin dibantah.

"Iya~" Anya hanya bisa mengangguk pasrah.

Dean membelakangi Anya berjongkok "Naik, gue gendong lo!"

Anya tak menolak dia langsung menuruti ucapan Dean dan naik ke punggung abangnya itu.

"Thanks bro" ucap Dean dan meninggalkan Nova yang masih terdiam.

Dean berlari membawa Anya digendongannya Anya berusaha mengeratkan pelukannya pada leher Dean agar tidak terjatuh. Saat itu mereka berpapasan dengan Dian, Kaftan, Ridho, dan Xean.

Cepat mereka mengikuti Dean saat melihat siapa yang dibawanya.

____

Amy keluar dari kamar anak bungsunya setelah mengecek keadaan Anya, demamnya juga sudah mulai turun.

"Gimana keadaan adek?" Tanya Jerry sesaat Amy turun.

Duduk di sebelah Jerry lalu bersandar "demamnya udah turun, tapi tangan kanannya makin parah." Sedih sekali melihat putrinya kesakitan, apalagi saat melihat bekas luka di sudut bibir serta pipi yang memerah.

"Kamu gak hukum Dean sama Dian kan Mas?"

Jerry menggeleng "Enggak, mana tega aku." Jerry mengecup singkat pelipis Amy. "Jangan sedih ya, adek pasti sembuh kok" Amy mengangguk.

Kejadian yang terjadi pada Anya hari ini tidak ada yang tau penyebabnya, awalnya Jerry marah saat melihat Anya pulang dengan keadaan demam tinggi apalagi melihat luka di wajahnya.

Jerry bahkan sempat akan datang ke sekolah namun Anya melarang. Dia bilang ini masalahnya, kasih kesempatan untuk Anya menyelesaikan masalah sendiri. Baik kedua orang tuanya dan si kembar tak setuju, namun mereka lagi-lagi kalah saat dihadapkan pada wajah memelas adik dan anak bungsu mereka.

Dokter langsung dipanggil setelah Anya jatuh pingsan, panik, semua orang panik. Namun cukup lega saat dokter bilang jika Anya hanya kelelahan, untuk luka di tangannya bisa dikatakan semakin membengkak.

Dan dokter menyarankan agar Anya istirahat total di rumah selama 1 minggu penuh.

________
Tbc
--------

Stupid Character's [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang