58

12.6K 1.3K 10
                                    

Anya di buat kaku, kepalanya menggeleng mengenyahkan seluruh pikirannya. Jadi ketakutannya terjadi, Lian amnesia?!

"Lian jangan bercanda dong, gak lucu tau!"

Lian hanya diam dengan kening mengkerut dalam, ingin sekali rasanya Anya memukul kepala penuh perban milik Lian bisa saja setelah di pukul ingatannya kembali, Anya menatap nyalang Dokter yang masih diam di sana "Dokter harus tanggung jawab ya, lihat Lian amnesia!"

Dokter itu menggaruk tengkuk nya yang gatal "aduh kok jadi salah saya? Kalo ilang ingatan coba kamu pukul kepalanya bisa aja ingatannya kembali!"

Anya memincingkan matanya "Dokter, saya setuju!" Anya berbalik dan siap menerjang Lian dengan pukulan namun terhenti saat tubuhnya malah diangkat.

"Lo mau ngapain sih dek?" Itu Dian, dia memeluk adiknya dari belakang sampai tubuhnya terangkat naik. Ada Dean, Jerry, Amy dan Steve tak lupa para sahabat mereka yang melongo di depan pintu yang sedikit terbuka, kepala mereka menyembul lucu dari atas sampai bawah.

"Itu si Anya bener mau mukul kepala si Lian?" Tanya Kaftan "serem juga adek gue, ck ck!"

"Bagus deh kalo dia amnesia!" Dengus Xean.

"Cinta lo gini amat sih, dasar sad boy" ejek Reina dan Lauren.

"Bun, liat masa Lian gak kenal aku siapa sih?" Anya mengadu pada Amy.

"Pokoknya Anya mau coba mukul kepala Lian!" Kekeh Anya.

"Eh bocah, yang ada bukannya sembuh malah palanya yang copot!" Seru Dean.

"Iih bang kok malah gitu sih!" Anya menghentak-hentakkan kakinya.

Steve sendiri hanya menggeleng berdiri di sebelah anaknya "gak kasian?" Ucap Steve pelan.

Lian yang sudah dalam posisi duduk pun hanya diam seolah tak mengerti ucapan Steve padanya. Anya, gadis itu kini berdiri di depan Lian "jawab jujur, kamu inget aku kan?"

Sambil harap-harap cemas Anya menggeleng seraya berbisik parau "please inget."

"Tidak!"

Dengan satu kata berhasil membuat Anya menangis "Lian~ ini aku Anya, gak lucu ya gak lucu kamu pura-pura ilang ingatan kayak gini. Gak lucu, huaaaaa Lian jahat! Liat aja pas kamu tidur bakal aku botakin kepala kamu!!" Ucapnya sambil meraung.

Mereka lagi-lagi dibuat tertawa mendengar ucapan Anya yang terbilang nyeleneh, "si Anya beneran mau bikin si Lian botak?" Tanya Yeye sambil menahan tawanya.

"Gue malah ngebayangin si Lian botak anjir, pasti lucu!" Timpal Lou yang diangguki mereka.

"Mungkin gue bakalan kirim ke akun lambe mayan cuan gue pasti banyak hasil jual foto Lian botak!" Seru Edd.

Kaftan, Ridho, Xean ditambah Tyo ikut tertawa tak ayal tawa mereka terdengar sampai ke dalam.

"Jangan berisik bego!" Cetus Lauren.

"Berisik banget sumpah." Reina menggeram kesal.

"Anya, ikhlasin yah Lian ilang ingatan." Ucap Steve membuat Anya melotot "papah kok gitu sih? Ih gak suka, kalo Lian nyari cewek lain gimana?" Rengek Anya.

"Lagian saya gak suka cewek cerewet kayak kamu, saya lebih suka cewek pendiam dan gak banyak tingkah kayak ulet bulu!"

Semua melongo mendengar ucapan Lian yang tiba-tiba, rahang mereka seperti jatuh ke lantai. Ditambah wajah datar Lian, Amy dan Jerry di buat menggelengkan kepala.

Anya berjalan gontai mencengkram kuat baju rumah sakit milik Lian "ya udah pacaran aja sana sama batu!! Dia pendiam, gak banyak tingkah, gak cerewet juga, very-very introvert!!"

Tak lama suara tawa menggelegar seisi ruang rawat itu, si kembar terlihat frustasi melihat kelakuan adiknya yang sangat aneh. Bahkan mereka yang bersembunyi di balik pintu sudah dalam keadaan tak baik-baik saja, mereka tertawa kencang.

Anya merasa aneh "kalian kenapa sih? Aneh tau gak!" Di saat keanehan itu Anya menoleh ke arah Lian yang— "Kamu bohongin aku Lian!!!" Pekik Anya kencang.

Ya Lian baru saja ikut tertawa, dia berbohong. Senang dan lucu rasanya saat melihat raut panik Anya. "Jadi, kamu rela nih aku nikah sama batu?"

"LIAAANN!!"

____

Dengan keadaannya yang seperti ini Lian mengaku bahwa dia tak akan pernah menjahili Anya lagi, liat saja apa yang dilakukan pacar cantiknya. Kedua tangannya terangkat duduk dengan sikap seperti sedang dalam hukuman di atas ranjang rumah sakit, apalagi Anya terlihat semakin menyeramkan saat tau jika Lian sudah siuman sejak kemarin malam.

Anya tuh malu, Lian pasti mendengar semua ucapannya. Sial, ingin menghilang rasanya!

"Yang~ udah ya, ini pegel loh."

Anya mendelik "gak ada, itu hukuman siapa suruh bohong. Kamu tau gak sih aku tuh khawatir kamu gak bangun lagi, terus aku sendirian kamu tega banget bohongin aku kalo kamu amnesia.. hiks!"

Lian mengangkat wajahnya melihat Anya yang terisak pelan hidungnya memerah dengan lelehan air mata yang terlihat lucu, Lian menurunkan tangannya memperbaiki duduknya lantas menarik Anya mendekat. Mendekap gadis itu dalam dekapan hangatnya "maafin ya, janji deh gak akan lagi-lagi bohongin kamu."

"Janji ya? Awas aja kalo kamu ngelanggar janji aku bakal botakin kamu!"

Lian terkekeh "janji My Pumpkin!"

Ah, panggilan itu. Anya sangat merindukannya demi kerang ajaib Anya menyukainya. Lian melepas pelukan mereka lalu menyuruh Anya untuk naik "gak papa?"

"Muat kok. Kamu kan kecil— aduh!" Ringis Lian saat Anya memukul pelan mulutnya "rasain!" Sungut Anya.

"Sini naik."

Anya menurut dia naik kini mereka duduk berhadapan saling melempar senyuman, Lian mundur menyamankan posisinya bersandar lalu menarik tangan Anya dan menempatkannya duduk di atasnya "how's your day?"

"Emm..." Anya menaruh telunjuknya di dagu tengah berpikir "buruk, apalagi aku kena prank seseorang yang baru bangun dari komanya!"

Lian terkekeh "masa siiih~!"

Anya hanya mengangguk ringan setelah itu yang terjadi adalah keduanya saling melepas rindu, Lian yang gemas mengecup singkat bibir Anya. Awalnya hanya kecupan ringan lama kelamaa menjadi lumatan lembut kemudian berubah menjadi ciuman yang menuntut, Anya sedikit kewalahan saat Lian semakin menekan tengkuknya.

Kedua matanya menutup merasakan afeksi yang Lian berikan padanya, begitu lembut namun menuntut. Tak lama ciuman keduanya lepas saat Anya sudah tak sanggup mengimbangi Lian, melihat Anya yang terengah dengan bibir membengkak sekuat tenaga Lian menahan nafsu liarnya.

Selama ini hanya dirinya yang tau jika Lian benar-benar menekan segala nafsu yang dia miliki saat hanya berduaan dengan Anya, menekan kuat hewan buas dalam dirinya agar tak sembarangan menerjang Anya.

Lian membelai rambut Anya, "cantik!"

Anya merona, bahkan seluruh wajah sampai lehernya memerah karena malu. Ia cepat turun dari pangkuan Lian niatnya ingin pergi namun Lian membuka suara "Anya, tau gak? Aku belum sikat gigi looh!" Jelasnya yang mampu membuat Anya melotot horor.

"LIAAANNN!!"

________
Tbc
________

Stupid Character's [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang