25

19.8K 2.4K 53
                                    

Reina mendelik tajam ke arah Ridho, bersidekap dengan bibir berkedut sinis. "Rei, dengerin aku dulu ya... aku gak—"

"Kamu diem!" Ujar Reina membuat Ridho seketika bungkam.

"Kamu tau apa kesalahan kamu?"

"Yang, aku jelasin dulu ya..." pinta Ridho.

"Aku nanya, kesalahan kamu apa?"

Ridho menunduk sambil memilin bajunya gugup "aku chatingan sama Siska."

"KANN!! KAMU TAU GAK SIH SISKA ITU ORANGNYA GIMANA?! Aku capek Ridho, aku capek, aku udah berulang kali bilang kalau Siska chat kamu jangan di bales. Block langsung, nyebelin banget sih kamu!!" Reina menjewer telinga Ridho lantas menyeretnya pergi dari belakang sekolah.

"Aduh yang~, jangan di tarik gini juga atuh. Malu diliatin banyak orang." Gerutu Ridho.

"Diem atau kita putus?!" Ancam Reina.

Mereka berjalan ke arah kelas XI Ipa 5, kelas di mana Siska berada. Mereka masuk dan langsung menjadi pusat perhatian, kebetulan Lauren dan Anya yang tengah mencari Reina berhenti di depan pintu kelas itu.

"Eh, tuh si Reina sama Kak Ridho!" Anya menarik tangan Lauren.

"Siska maju lo sini!!" Ujar Reina kencang.

Siska maju dengan anggun "hai kak Ridho."

"O-oh hai!" Ridho membalas sapaan Siska yang membuat Reina memukul belakang kepala Ridho kencang "jangan ganjen!"

"Aduh~ sakit yang!"

Siska maju hendak mengelus kepala Ridho namun cepat Reina menyembunyikan Ridho di belakangnya "Jauh-jauh sana lo, najis!"

"Go Reina go Reina, semangat!"

Atensi mereka teralih pada Anya dan Lauren yang sedang duduk bersila di tengah pintu masuk, di depan mereka ada beberapa makanan ringan dan minuman. "Kenapa malah liatin kita? Ayo lanjut, lagi seru nih!" Ucap Lauren.

Reina menepuk keningnya pelan lalu kembali beralih pada Siska "heh Siska!! Lo kenapa sih gak ada kapoknya ha! Berhenti chat Kak Ridho, dia pacar gue!"

"Lo kayak gak ada cowok lain aja malah ngincer cowok orang lain, udah belajar jadi 'ani-ani' lo?!"

Siska menggeram marah "jaga mulut lo, sialan!" 

"Heh~ loh kok lo gak terima, terus kelakuan lo selama ini apa? Spam kak Ridho tanpa henti, ngajak jalan, ngajak ke mall, temenin ini lah, ujung-ujungnya lo minta bayarin. Kenapa lo gak nyari sugar daddy aja?"

"Wuuu Reina gue bro!"

"Canda sugar daddy!"

"He love me,
he give me all his money.
That Gucci, Prada comfy.
My sugar daddy."

Kelas ricuh seketika mengikuti nyanyian Anya dan Lauren, meja di pukul mengiringi lagu. Dan entah sejak kapan pula para Pikachu— tanpa Lian- ikut duduk bersila sambil bertopang dagu "hey Siska, lo lagi nyari sugar daddy kan?" Anya menarik Edd mendekat "daddy gue siap jadi sugar daddy lo!"

"Eh gue?" Edd melongo.

Anya mengangguk Edd bertepuk tangan berdiri lalu menghampiri Siska jarinya mencolek dagu Siska "lagi nyari sugar daddy hm? Sini sama abang!"

"Asiikkk dapet sugar baby!" Seru Lou "jangan di unboxing dulu ya!"

"Anjay di unboxing dong!" Timpal Pj.

"BERISIK!! LO SEMUA ANAK ANJING!!" Wajah Siska merah padam "dan lo! Gue gak butuh duit lo, jauh-jauh dari gue lo bau!" Siska menunjuk Edd.

"Anjay!! Bau, canda bau~!" Ujar Yeye yang membuat dirinya mendapat lemparan sepatu.

Reina terkekeh "nah, mumpung gue ngomong baik-baik. Jauhin kak Ridho, jangan chat dia lagi, jangan jadi ganjen lagi ya!"

Rihdo yang sedari tadi diam di buat terlonjak saat Reina menginjak kakinya "ngomong!"

"Em, Siska jangan chat gue lagi, apalagi sampe spam, itu ganggu banget. Juga, gara-gara lo yang selalu chat gue Reina jadi salah paham, gue harap lo gak ganggu hubungan gue sama Reina lagi." Ujar Ridho.

Siska menunduk meremat erat roknya, dia malu sekaligus marah. Dia dipermalukan, Reina menatap kemenangan ke arah Siska.

"Nah, karena urusannya udah kelar ayo balik ke kelas masing-masing!" Opik selalu ketua kelas Ipa 5 mengusir dengan halus orang-orang yang nyasar ke kelasnya.

____

Anya berjalan ke arah lapang basket duduk di sisi lapangan sambil memainkan ponselnya. Karena abang kembarnya ada latihan basket jadilah Anya di suruh nunggu oleh mereka, jangan pulang sendiri apalagi naik angkutan umum, begitu katanya.

Kakinya ia selonjorkan sesekali akan ikut bertepuk tangan melihat para anggota tim basket yang berlatih dan berhasil memasukkan bola ke dalam ring, karena bosan Anya menyalakan kamera lalu menyorot lapangan.

Kamera ia perbesar ke arah Lian yang tengah berdiri sambil berkacak pinggang, diam-diam Anya merekam Lian. Melihat cowok itu yang bercucuran keringat sungguh menggoda iman dan alangkah terkejutnya saat Lian menyingkap kaos tipisnya lalu digunakan untuk mengelap keringat. Tanpa sadar Anya menelan ludahnya kasar, bagaimana tidak saat matanya di perlihatkan tubuh atletis Lian walau tak jelas.

"Siapa tuuhh?"

Prak!

Anya yang terkejut menjatuhkan ponselnya menatap was-was pada Yeye yang muncul dari belakang tiba-tiba "ngagetin aja sih lo!" Anya mengambil ponselnya lalu cepat menyimpan video yang direkamnya.

"Lian ya?" Tebak Yeye sambil terkekeh.

Anya di buat gelagapan "e-enggak! Apaan sih, gaje lo!"

"Wess gak usah sewot juga kali" Yeye melirik jahil "padahal sans aja."

"Malah gue pernah liat Lian kalo lagi berenang beuh, hottie banget. Gue aja cowok merasa iri bin insecure liatnya apalagi lo yang cewek!"

Mata Anya melebar, berenang?

Tiba-tiba saja Anya jadi membayangkan saat Lian hanya memakai boxer dengan bagian atas telanjang. Berenang dengan tampannya lalu keluar dari kolam dalam keadaan basah—

"Anjir! Yeye setan!" Anya memukul Yeye.

"Salah gue apaan Anya?!"

Anya tak menjawab ia hanya memberikan lirikan tajam, Yeye menggeleng mulutnya ingin berbicara lagi namun terhenti karena ucapan Anya "ngomong lagi gue tendang kepala lo!"

"Y."

Tak lama Dian dan Dean datang "yuk pulang, dah sore." Ucap Dian.

"Ayok!"

Setelahnya mereka pergi, Anya melambai hanya untuk sekedar basa basi.

"Ngobrol apa sama Anya?"

Yeye tersenyum tipis "gak usah cemburu gitu."

"Siapa yang cemburu coba" elak Lian.

"Alah muna lo!"

Lian mengendik "lo mau tau gak apa yang tadi Anya lakuin?" Terlihat tak tertarik namun Yeye sebagai teman yang baik akan sangat suka hati menceritakan tanpa di suruh "tadi dia rekam lo!"

"Hn?"

"Iya rekam diem-diem, mana mukanya merah lagi" Yeye tertawa puas.

Lian mendengus namun berbeda dengan hatinya yang bersorak senang. "Oh iya tadi kan gue ngomongin soal lo yang kalo berenang itu bikin iri, eh si Anya tiba-tiba mukul gue dong. Mana kayak salting gitu lagi, aneh kan?" Ujar Yeye.

"Biasalah."

"Ha?"

Lian naik ke atas tunggangannya "cewek kalo di kasih bahan halu imajinasinya bisa keliling dunia!" Lalu tanpa permisi pergi begitu saja.

Yeye yang masih memproses tersentak kala Lian malah meninggalkannya "Lian asu! Padahal gue udah nungguin lo malah ditinggal anjir!"

________
Tbc
--------

Akhirnya~!

Selamat hari selasa kawan-kawan:)

Stupid Character's [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang