53

11.1K 1.2K 8
                                    

Sejauh ini Nova hanya melakukan pelukan dan terkadang membubuhkan kecupan di wajahnya kecuali bibir, namun akhir-akhir ini dia seperti tak peduli padanya dan lebih sering menyiksanya karena Anya selalu mengatakan ingin pulang tanpa henti. Gilanya, Judith dan Nova sering kali memperlihatkan kemesraan mereka seperti berciuman di depannya.

Sungguh menjijikkan pikirnya.

Sepertinya Nova sudah tidak tertarik lagi padanya, Anya sangat bersyukur akan hal itu. Sayangnya berkat kedekatan itu Anya mendapat perlakuan lebih kejam dari lelaki tersebut.

Apakah Anya pernah mencoba kabur? Tentu, tetapi selalu berakhir sia-sia.

Dan kali ini Anya akan kembali berencana kabur sebelum dirinya mati di tangan bajingan gila Nova!! Kemarin malam tak sengaja Nova mendengar hasutan Judith pada Nova agar membunuhnya karena tak ada gunanya lagi ia di culik, daripada di kembalikan mereka berencana mengembalikan Anya tanpa nyawa!

Sialan! Sialan! Sialan!

Tak ada lagi ranjang, hanya ada kursi dengan ikatan kencang di kaki dan tangannya—

Ceklek!

"Selamat pagi Anya!"

Lihatlah si sialan itu! Menjijikkan, datang padanya setelah selesai melakukan sesi romantis bersama Nova. Bekas merah keunguan di lehernya serta bibir bengkak terluka. Sialan, dia langsung membayangkan Lian— shit!

Judith mengitari kursi Anya dan berhenti di belakangnya "akhirnya, setelah penantian lama lo bakal pergi nyusul Alice, Anya!" Dan tertawa kencang, dengarlah tawanya yang mengerikan itu.

"Hei, ngomong dong lo gak jadi bisu kan?" Judith beralih posisi menjadi menghadapnya dia membungkuk lalu mencengkram kedua pipinya.

"Jawab gue goblok!"

PLAK!!

Judith melenggang pergi bukan dia hanya mengambil sebuah cambuk di pojok ruangan dan—

Ccttass!

Ccttaass!

Ccttaass!

Mencambuk kedua kaki Anya begitu penuh tenaga, Anya berusaha agar tidak mengeluarkan suara dengan menggigit bibirnya kencang tak peduli jika terluka.

"Lo ngebosenin!" Melempar cambuk ke lantai dan pergi dengan perasaan kesal.

"Hhah.. hhah.. hhah.. bunda.. hiks.. pulang.. hiks.." terisak pilu namun dengan suara lirih. Dia ingin pulang, Anya rindu keluarganya, temannya, dan pacarnya.

Tubuhnya tersandar pada kursi berusaha terdiam mencoba menghentikan tangisnya, dia tak punya banyak waktu. Judith tak tau jika kini di tangannya terdapat pecahan beling yang malam tadi dia dapatkan dari Judith yang melemparkan gelas ke arahnya. Untung saja pecahannya jatuh pada pangkuannya dan tanpa Judith sadari Anya menyembunyikan pecahan itu.

Sejak malam ia berusaha memotong tali itu dengan benda tajam ini, entah apakah bisa atau tidak selama bisa di coba Anya akan terus berusaha.

Anya meringis saat kaca itu tak sengaja malah menggores kulitnya saat hendak memotong tali, nafasnya memburu takut dan was-was jika ada yang tiba-tiba masuk ke dalam.

Masih ingat si kurus dan tambul? Mereka masih setia berjaga di depan pintu bahkan beberapa kali kerap membantunya makan, mereka baik namun sayangnya berada di jalan yang salah.

"Sshhh..."

Wajahnya menggerut mencoba mengeluarkan tenaga sebesar mungkin agar bisa memotong talinya, "gue mau pulang please, putus!"

Stupid Character's [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang