50

11.6K 1.2K 4
                                    

"Lian, aku mau ke toilet dulu ya bentar."

Lian mengangguk dan melepaskan genggaman tangan mereka "mau aku anter?"

Anya melotot "nggak usah! Lagian deket ini kok."

"Ya udah, kalo ada apa-apa telpon, oke?"

Anya mengangguk dan pergi, Lian menunggu di parkiran sambil menyandarkan tubuhnya di mobil tak lama Dean dan Dian datang "adek gue mana?" Tanya Dian.

"Lagi ke toilet."

Mereka mengangguk dan menunggu bersama—

Di sisi Anya, ia baru saja keluar dari toilet yang berada di dalam sekolah. Untung saja lokasinya masih dekat dengan parkiran langkahnya pelan namun Anya merasakan jika ada seseorang yang tengah mengikutinya.

Matanya melirik diam-diam, Anya kemudian mengeluarkan ponsel lalu menghubungi Lian namun sebelum Anya berhasil menghubungi Lian orang itu sudah berlari mengejar Anya yang sontak membuat Anya ikut berlari.

Saat akan berbelok ternyata seseorang berbaju hitam menghalangi jalannya Anya berdecih, siapa mereka?! Maka Anya cepat membelokkan jalannya menuju belakang sekolah sambil diikuti dua orang dibelakang.

Anya ketakutan, sungguh kenapa tiba-tiba ada orang yang mengejarnya. Napasnya tersenggal-senggal dadanya terasa sesak, kakinya pun begitu lemas. Anya kemudian bersembunyi di pohon besar, keadaan begitu gelap dan sepi.

Kenapa tidak berteriak?

Kau tau saat kau panik untuk mencoba kabur saja kau harus bersusah payah menggerakkan kakimu itu apalagi jika kau berteriak? Saat ini saja Anya sudah gemetaran, tangannya membekap erat mulutnya. Satu tangan lagi dia mencoba menghubungi Lian.

Srrakk

Srrakkk

Deg!

Jantungnya terasa ingin lepas saat mendengar suara tepat di belakangnya dia menutup matanya menghalau rasa cemas yang menyerang secara mendadak, 'Lian~ gue takut.'

Di rasa tak ada suara Anya menyembulkan kepalanya, bagus! Cepat dia berdiri dan kembali berlari namun naas ternyata mereka menunggu Anya keluar dari tempat persembunyiannya lalu mengejarnya.

'Sialan!! Gue hidup di novel begini amat, weh ini kenapa tiba-tiba genrenya berubahjadi thriller. Bodohnya gue malah keluar, eh tapi kalo gue nggak keluar tambah berabe. Ah pokoknya yang harus gue lakuin sekarang LARIIIIIIIIIIIIII!!'

Anya semakin masuk ke dalam hutan belakang sekolah, sambil terus memcoba menghubungi Lian dan—

Pip!

"Hall—"

"LIAAANNN TOLONG!! ADA YANG NGEJAR AKU, HOSH AKU HOSH ADA DI HUTAN HOSH BELAKANG SEKOLAH HOSH— AKH!!!"

Tak di sangka salah satu dari mereka berhasil mengejar Anya lantas memukul kepalanya dengan tongkat baseball, Anya seketika ambruk. Orang yang memukul Anya itu menunduk melihat panggilan telepon seketika dia menghancurkan ponsel Anya sampai remuk.

____

"...AKH!!!"

Pip!

Panggilan terputus secara sepihak Lian mencengkram kuat ponselnya, sementara Dean dan Dian yang mendengarkan sedari awal melotot horror.

Tanpa menunggu lama Lian berlari menuju belakang sekolah diikuti si kembar, tak sampai lama mereka berada di hutan belakang sekolah. Mencari keberadaan Anya lewat cahaya lampu yang dihasilkan oleh ponsel,

"ANYA, KAMU DI MANA." Lian berteriak kencang.

"DEK, LO JANGAN NAKUTIN ABANG. PLEASE JAWAB!"

"ANYA AYO KELUAR, ABANG BELIIN ES KRIM LOH!"

Lian mengusap wajahnya kasar, sial apa yang terjadi. Dia benar-benar tak tenang apakah dia akan kembali kehilangan— sialan jangan berpikir aneh Lian!!

Krek!!

Lian menginjak sesuatu hingga menimbulkan bunyi flashlight ponselnya di arahkan ke bawah, Lian berjongkok meraih sebuah benda pipih yang sudah rusak dan hancur.

"Bang, ini ponsel Anya kan?!"

Si kembar segera mendatangi Lian mengambil alih ponsel rusak dari tangannya, "i-ini, iya ini punya Anya..!!" Pekik Dean.

Lian kembali berjongkok saat melihat bercak aneh di atas daun kering "ada apa?" Tanya Dian.

Tangannya terulur "darah?" Gumamnya lantas dia cium bau cairan merah pekat itu matanya seketika membola "Anya, dia dalam bahaya!!"

Giginya saling bergesek dengan rahang yang mengeras menahan marah, Dean sudah jatuh terduduk tak mempercayai apa yang baru saja terjadi. Dian sendiri mematung dengan pandangan kosong tangannya sudah mengepal kuat.

Kilat amarah terpancar di kedua mata Lian "Nova!!"

____

Kabar hilangnya Anya sudah sampai pada telinga kedua orang tuanya, mereka bergegas melaporkan hal ini pada pihak berwajib yang saat itu juga langsung mengusut TKP. Ponsel Anya diamankan, bercak darah pun menjadi bukti.

Saat mendengar berita hilangnya Anya dari si kembar Amy langsung kehilangan kesadarannya membuat panik semua orang, tak ada yang disembunyikan baik Lauren, Reina serta satu sekolah sudah mengetahui tentang hilangnya Anya, berita begitu cepat menyebar.

Dan yang lebih mengejutkan nya lagi sudah 2 hari ini Judith dan Nova absen dari sekolah dan hal itu semakin menambah kecurigaan Lian, lelaki itu kini seperti semakin tak tersentuh para Pikachu merasa ikut kehilangan mereka sudah merasa dekat dengan sosok Anya.

Apalagi Reina dan Lauren yang akan diam-diam menangis, begitupun dengan Xean. Tyo sendiri tak pernah berpikir jika Judith akan melakukan hal nekat sampai seperti ini hanya karena sebuah perasaan yang di sebut cinta. Ya, Tyo mencurigai Judith sebagai dalang hilangnya Anya. Sedangkan Kaftan dan Ridho pun merasa kosong, mereka ikut sedih atas hilangnya Anya.

Jangan tanyakan bagaimana keadaan si kembar, mereka seperti orang yang kehilangan arah. Begitupun Amy yang langsung drop dan sakit, Jerry sendiri tak henti-hentinya mengerahkan orang-orang nya untuk bisa menemukan putrinya dengan di bantu Steve, papah Lian.

Sudah hampir 1 minggu pencarian namun masih belum menemukan titik terang dari kasus hilangnya Anya, kepolisian sudah menyambangi kediaman Nova namun tak ada siapapun di sana begitu pun dengan rumah Judith.

Dan kediaman Vienn kini selalu ramai oleh banyak orang, bukan ramai dengan canda tawa namun dengan kesedihan dan luka. Mereka tak tau jika Anya sudah mengisi sebagian hati mereka dengan tingkah dan kelakuan konyolnya, tak di duga bukan jika hilangnya Anya akan begitu meninggalkan luka.

________
Tbc
________

Ini aku ketika ketemu temen lama tapi lupa namanya siapa, dalam hati be like:

Ini aku ketika ketemu temen lama tapi lupa namanya siapa, dalam hati be like:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Stupid Character's [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang