Selesai kelas semua murid bergegas berlari ke kantin untuk mengisi perut yang keroncongan. Kepala pening akibat mata pelajaran yang sulit membuat energi dalam tubuh menurun drastis.
Begitupun dengan Anya, Lauren dan Reina ditambah Xean. Mereka duduk di meja dengan makanan di depan masing-masing "Akhirnya makan!!" Seru Anya semangat.
"Enak banget lo, padahal dari tadi cuman diem, gue iri Anya gue iri!" Kesal Reina.
Anya menggeleng "Gak enak lah anjir! Enak awal-awal doang nantinya gue harus ekstra buat nulis semua materi!"
"Hahaha iya juga ya, gak jadi iri deh gue!" Kekeh Reina.
Xean menatap Anya sedari tadi memperhatikan bagaimana kedua sudut bibir itu bicara atau tersenyum bahkan mengerucut ketika kesal, pemandangan itu seperti sebuah hiburan bagi Xean, tak pernah sekalipun dia melewati berbagai perubahan ekspresi itu.
Lauren berdehem kencang "EKHEM!!" Xean seketika mengalihkan pandangannya. Sial dia ketahuan!!
"Kenapa lo? Keselek sendok?" Tanya Anya.
"Dahak gue nyangkut di gigi!"
"Jorok!"
Kembali pada makanan Anya sedikit kebingungan tapi tak pernah dibuat pusing, dia mengambil sendok dan garpu. Karena makanan yang dia pesan bakso jadi gak terlalu sulit untuk memakannya.
Mengangkat garpu berniat menusuk bakso namun tangan Xean menepuknya "Makan tuh pake tangan kanan!"
"Peka sedikit lah bego! Tangan gue lagi sakit!"
"Kayaknya yang harusnya peka itu elo deh Nya" Anya menatap Lauren bingung "Kok gue?"
Xean lantas menusuk bakso dan bersiap menyuapi Anya "Buka mulut lo, say ah.."
Anya terdiam sejenak sebelum membuka mulutnya "Ngpwa wo swupwin we?"(kenapa lo nyuapin gue?).
Xean hendak menjawab sebelum adanya suara ribut-ribut yang menganggu. Gerombolan Nova dkk datang tentunya dengan Aice yang setia mengekor, namun terpecah begitu saja pasalnya Dean dan Dian datang ke meja tempat di mana Anya duduk.
"Minggir lo, pindah sana!" Dean mengusir Xean dengan tegas.
Memilih mengalah dan pindah, sekarang tempat duduknya diisi Dean dan Dian duduk di tempat kosong sebelah Anya. "Makan lagi, sini gue suapin" ujar Dian yang sudah siap dengan bakso ditangannya.
"Gak makan juga?"
"Makan, lagi dipesenin" ujar Dean santai.
Lauren dan Reina sama sekali tak terganggu justru mereka terganggu dengan bisik-bisik tetangga dari para penghuni kantin.
Dan benar saja Kaftan datang bersamaan dengan Ridho tak lupa Nova dan Alice. Tanpa basa basi duduk di bangku yang sama.
"Pesanan kalian bray" kata Kaftan lalu dia melirik Anya yang sedang disuapi si kembar yang tampak bergantian.
"Tangan lo kenapa Nya? Kegigit semut?" Tanya Kaftan dengan nada jenaka.
"Pantat lo lebar!! Kalo kegigit semut gak bakal diperban bego!!" Anya menjawab ketus.
Ridho menggeleng "Mulai dah tuh" tapi tak terlalu peduli karena selanjutnya dia hanya fokus pada Reina. Bibit bucin gak nih?
Xean yang terganggu memutuskan untuk pergi membuat Anya keheranan. Tapi kembali tak peduli saat Kaftan memancing emosinya.
"Lebay banget disuapin segala, baru juga tangan belum kaki!"
"Lo nyumpahin gue babi?!! Gila mulut lo kenapa gak ada filternya sama sekali, mau gue beliin jala buat filter mulut lo!!" Amuk Anya "Bang, temen lo punya kelainan apa sih sama gue, kek nya sensian amat deh!" Anya mengadu pada si kembar.
Dean dan Dian terkekeh "udah, tinggal jangan di tanggepin napa" Ucap Dian.
"Mau gue suapin juga gak?" Tawar Kaftan.
"Gak, makasih. Gak butuh!"
"Idih, gue maksa" tanpa menunggu Anya bicara lagi Kaftan memasukkan bakso ke dalam mulut Anya membuat pipi gadis itu mengembung lucu.
"Ggww swwuhphin wo wwombwo wemuuwu wwuup"(gue sumpahin lo jomblo seumur hidup).
"Gak denger dek."
"Kak Kaftan punya dendam ya sama gue?" Ucap Anya setelah berhasil menelan baksonya.
Kaftan mengendik "lah kok gue, elo tuh! Eh, tapi boleh lah ya kalo gue jadi kakak lo?" Alisnya naik turun menggoda.
"Minta sana sama nyokap lo suruh buatin adek, gabut banget kayaknya lo" cetus Dean.
"Ya elah De, gue maunya kek Anya."
"Sebegitunya ya aura Anya sampe bikin orang pengen milikin Anya. Aduh jadi malu sendiri~" ceritanya Anya lagi shy shy cat.
"Idih pede lo kegedean!" Timpal Lauren.
"Gak pede ya tapi kenyataan."
Nova yang melihat interaksi Kaftan entah kenapa merasa sebal dan kesal melihat kedekatan mereka yang terjalin enggan diakui olehnya, Nova benci pada perasaannya yang seperti ini.
"Nova suapin aku dong" pinta Alice.
"Nova! Nova! Kok malah bengong sih, suapin aku!" Alice terlihat memaksa.
Nova kesal dibuatnya "lo punya tangan malan sendiri!"
Alice terkejut "Ko-kok kamu bentak aku...?"
"Bisa diem gak sih, berisik tau gak!"
Lagi-lagi Nova membentak Alice tak suka benar-benar tak suka, matanya melihat Anya dengan tajam dan itu semua terekam jelas pada pandangan Lauren.
______
Tadinya saat istirahat kedua Anya ingin membaca buku di perpus namun pupus saat di perjalanan dia berpapasan dengan Judith!!
Selama dia jadi Anya memang belum pernah bertemu Judith sekalipun. Katanya sih dia lagi cuti karena urusan keluarga, jadi ya gitu deh, dalam novel pun tak terlalu dijelaskan alasannya apa.
"Gue denger lo berubah."
Anya malas menjawab "Hm~!"
"Lo udah mulai berani sama gue?" Judit maju mendorong bahu Anya.
"Siapa lo ngatur hidup gue? Lagian sejak kapan gue jadi antek-antek lo."
Judith tersenyum sinis "oke, gak masalah. Berarti perjanjian kita batal!"
Perjanjian? Perjanjian apa, seingatnya tak pernah ada perjanjian dalam novel antara Judith dan Anya.
"Perjanjian?"
"Iya, perjanjian kalo gue bakal bantu lo rebut Nova dan lo bantu gue buat bully Alice"
Oalah perjanjian sampah toh.. kirain apaan udah overthingking duluan.
Anya tertawa terbahak Judith dibuat bingung "Kenapa lo ketawa, ada yang lucu?"
Tangan Anya terangkat "Bentar, jadi perjajian yang lo maksud itu kayak gitu? Sampah banget ya gue buat perjanjian sama lo. Terserah sih gue gak peduli sama Nova atau Alice, ambil aja noh si bucin tolol. Lo suka kan sama dia?"
Judith terkejut namun cepat-cepat merubah ekspresi wajahnya "Omong kosong! Sejak kapan gue suka sama Nova" dia berusaha mengelak.
"Bullshit! Udahlah kita kan udah gak punya hubungan apa-apa nih, jadi goodbye bestie, good luck ya buat dapetin si bucin tolol eh... maksud gue kak Nova!" Anya melambai senang dengan sedikit gestur meledek, senang sekali bisa membuat Judith kesal.
"Sialan!! Kenapa malah jadi gini?!"
________
Tbc
--------
Penasaran dong, kalian tim mana nih?
KAMU SEDANG MEMBACA
Stupid Character's [END]
Romance[16+] Jihan tiba-tiba masuk ke dalam sebuah novel di mana ia menjadi tokoh antagonis yang akan berakhir menyedihkan. Ia tak punya pilihan lain selain merubah alurnya dan membuat isi dari novel itu kacau karenanya. Perannya pun berganti, Jihan bahk...