Anya dengan frustasi membenturkan kepalanya pada meja belajarnya, merengek panjang saat mengingat kejadian di sekolah tadi. Di mana Xean tiba-tiba memeluk nya di depan semua orang tepatnya di kantin sat jam istirahat, kejadiannya bermula saat Anya mendengar kakak kelasnya tanpa malu menghina dirinya yang tak pantas bersama Lian.
Awalnya Anya memilih menghiraukan toh tak ada gunanya ribut dengan mereka, hingga perbincangan mereka melebar membahas kelakuan Anya dulu yang dinilai murahan.
Emosinya semakin meluap kala kakak-kakak tingkatnya itu membawa-bawa keluarganya yang tak becus mendidik anak, saat itu lah Anya dengan berani mendatangi meja mereka. Karena terlanjur emosi Anya menendang kursi lantas meninju salah satunya, Anya mengamuk, berteriak sambil mengumpati kakak kelasnya tersebut.
Lauren dan Reina bergegas menenangkan Anya, wajahnya saat itu begitu merah karena emosi. Sementara kakak kelasnya itu bergidik ngeri, penghuni kantin pun ikut merasakan kengerian dari marahnya Anya. Hingga datang lah Xean yang langsung menariknya ke dalam pelukan cowok itu.
Dan Lian ada di sana melihat Anya tengah di peluk Xean dengan wajah kusut begitu muram. Anya yang sudah merasa tenang pun melepaskan pelukannya karena tak enak dilihat banyak orang dan saat itu lah Anya melihat eksistensi Lian, ia hendak mendekat mencoba menjelaskan namun Xean malah menahannya sontak membuat Lian pergi.
Kini Anya tengah dilanda dilema sebab sejak siang tadi Lian tak menjawab pesan bahkan teleponnya saja di reject, terkesan menghindar dan Anya merasa sangat bersalah.
"Bodoh gue bodoh, Lian pasti salah paham!" Kepalanya terus dibenturkan membuat suara yang cukup keras, di satu sisi Anya juga tak bisa marah pada Xean.
"Lian~ Snowman gue marah, gimana ini. Chat dari gue aja nggak di bales ih sebel!!"
Suara pintu kamar terbuka namun Anya tak perduli paling abang kembarnya pikir Anya, mulutnya masih bergumam tak sadar jika sosok itu sudah ada berdiri di sampingnya. Mengulurkan tangan menghalau kening Anya membentur meja, Anya terpekik kaget.
"Li-lian?!"
"Hm."
Kedua mata Anya berkaca-kaca dengan cepat dia melempar dirinya ke pelukan Lian, beban berat tiba-tiba menubruknya membuat Lian hampir jatuh jika badannya tak kokoh tuk menahan.
"Snowman~! Maaf jangan marah...!" Anya melingkarkan tangannya di leher Lian sementara kakinya dia kalungkan di pinggang Lian. Menyembunyikan kepalanya dia ceruk leher sang kekasih "jangan ngambek, jangan cuekin aku." Ucapnya lagi.
Lian masih diam tak membalas namun tak menolak tindakan Anya. Tangannya menarik kursi lantas duduk dengan Anya di gendongannya yang kini berada pada pangkuan nya.
"Snowman ngomong dong, kok diem mulu? Tuh kan marah!" Anya semakin meraung.
Entah kenapa tiba-tiba Anya menjadi manja dan kekanakan begini, begitu menggelikan! Anya sendiri tak tau dengan tindakannya, Lian semakin mengeratkan pelukannya mengelus surai Anya lembut "jangan nangis, cengeng."
Anya melepas pelukannya menatap wajah Lian dengan bibir menekuk ke bawah matanya merah begitu pun dengan hidungnya. Lian mengusap wajah Anya yang penuh lelehan air mata lalu mengecupi seluruh wajah Pumpkin nya dan berakhir mengecup singkat bibir Anya.
"Lian udah nggak marah?"
Lian menggeleng pelan dan kembali menarik Anya pada pelukannya Anya sudah merasa lebih tenang "Anya ngantuk Lian, pengen tidur."
Mendengar itu Lian bangkit mendekat ke arah ranjang lalu meletakkan Anya di ranjang Lian tak lantas pergi dia ikut membaringkan tubuhnya di sebelah Anya, "tidur, katanya ngantuk" ucap Lian saat melihat Anya yang malah memainkan kaos Lian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stupid Character's [END]
Romance[16+] Jihan tiba-tiba masuk ke dalam sebuah novel di mana ia menjadi tokoh antagonis yang akan berakhir menyedihkan. Ia tak punya pilihan lain selain merubah alurnya dan membuat isi dari novel itu kacau karenanya. Perannya pun berganti, Jihan bahk...