1 bulan berlalu.
Waktu benar-benar berlalu terlalu cepat, saat ini semua orang tengah berharap jika waktu tak sekejam itu untuk berlalu.
Jerry memasuki rumah yang kini begitu dingin dan hampa, putrinya masih belum di temukan dia selalu ingin menangis memikirkan bagaimana kondisi putrinya.
Langkahnya pelan mulai membuka pintu kamarnya, terlihat Amy sang istri yang tak pernah nyenyak dalam tidurnya. Menangis dalam diam dan berakhir sakit di keesokan harinya, begitupun dengan si kembar, kedua anak laki-laki nya itu kini jarang pulang.
Mencari keberadaan adiknya yang hilang tanpa lelah, sungguh keluarganya begitu hancur kini.
"Sayang, tolong jangan begini. Kuatkan dirimu, demi Anya dan kami." Jerry memeluk istrinya erat, "Anya pasti baik-baik saja, kamu harus yakin!"
Amy terisak "Anya ku Mas, putri ku, bagaimana dia tidur, bagaimana jika dia tidak makan. Bagaimana keadaannya apakah dia baik-baik saja aku tidak tau Mas!!"
Jerry mengusap kepala sang istri lembut "Aku akan terus berusaha, jangan khawatir."
Nova dan Judith telah ditetapkan sebagai tersangka oleh pihak kepolisian melihat dari banyaknya bukti yang mengarah kepada keduanya, kecurigaan mereka semakin bertambah saat ditemukannya mayat di kediaman Nova dalam keadaan yang mengerikan.
Sudah membusuk dengan wajah hancur, namun dengan cepat kepolisian berhasil mengungkapkan identitas mayat tersebut. Alice Titania, siswi yang dikabarkan menghilang. Berita tentang ditemukannya mayat seorang siswi ditambah kasus penculikan Anya langsung menjadi trending topik, Judith dan Nova menjadi buronan kepolisian.
Wajah keduanya tersebar luas di jejaring sosial media begitupun di berbagai surat kabar dan tiang jalanan, kasus ini langsung menjadi perhatian disebabkan Anya merupakan putri bungsu dari keluarga Vienn.
Tak jauh berbeda dengan keadaan Jerry dan Amy. Killian, sudah sebulan semenjak menghilangnya sang kekasih dia tak pernah keluar dari dalam kamarnya bahkan untuk sekolah pun enggan.
Dia terus berkutat di depan layar monitor mencari keberadaan Anya, sampai seringai mengerikan terpatri indah di kedua bibirnya.
"Akhirnya aku menemukan mu, my Pumpkin!" Tanpa basa-basi dia beranjak dari tempat duduknya mengambil jaket hitam dan sebuah topi.
Langkahnya terhenti di depan nakas kecil di samping tempat tidurnya. Dia mengambil sebuah pisau belati dengan gerigi runcing di badan pisaunya, "ahh~ aku menantikan ini sejak lama!!"
____
Class-sic, tempat yang hanya di khususkan untuk para anggota Pikachu kini berubah menjadi tempat berkumpul para pemeran figuran yang lain, berbagi kesedihan dan saling bertukar cerita mereka ungkapan di sana.
Reina dan Lauren, kedua gadis itu tak pernah absen menceritakan tingkah aneh Anya, yang selalu ditambahkan Xean. Tertawa namun di detik kemudiam terdiam tanpa suara.
"Gini ya rasanya kehilangan, padahal kita dulu gak sedeket itu" ujar Kaftan dengan helaan nafas berat.
"Gue inget saat pertama kali kita ngomong, tanpa takut dia lemparin sepatunya ke arah muka gue, haha." Timpal Xean.
"Anak Daddy, semoga nggak terjadi apa-apa deh sama kamu."
Ridho, Tyo, Kaftan bahkan Lauren serta Reina menatap jijik pada Edd. Hei, apa yang baru saja lelaki itu ucapkan sungguh menjijikkan!
"Anjir, jangan bercanda goblok!" Yeye memukul Edd.
Edd merenggut merengkuh Pj yang duduk disebelahnya "gue juga kangen pas Anya bilang jijik ke gue, ooh anak Daddy~" Pj tak bisa menolak, sebagai sahabat yang pengertian dia menepuk pelan punggung Edd yang sedikit bergetar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stupid Character's [END]
Romansa[16+] Jihan tiba-tiba masuk ke dalam sebuah novel di mana ia menjadi tokoh antagonis yang akan berakhir menyedihkan. Ia tak punya pilihan lain selain merubah alurnya dan membuat isi dari novel itu kacau karenanya. Perannya pun berganti, Jihan bahk...