3

52.4K 5K 35
                                    

SMA Gerhana, SMA elite yang menjadi sekolah para tokoh utama dan yang menjadi saksi bisu dari setiap kejadian yang terjadi di dalam novel.

Anya begitu terkesima dengan setiap sudut bangunan itu, begitu mewah dan berkelas padahal ini hanyalah bangunan sekolah. "Temboknya dingin~"

Anya menempel pada dinding merasakan perasaan dingin menjalar ke pipinya. "Kalo sekolah gue sih temboknya pada keropos semua, liat aja madingnya rame bener kek pasar malem!" Hebohnya, tapi memang benar adanya sekolahnya yang dulu itu temboknya banyak bekas coretan bahkan sudah mulai lapuk, wajahnya kini menempel pada kaca mading dengan mata menyipit mencoba membaca setiap informasi yang tertempel di dalam sana.

"Cosplay jadi tokek lo?"

"Anjir setan!!" Kaget Anya.

"Ngapain lo kek orang gila gitu nemplok di mading?"

Anya menggeram tak suka namun tak membalas ucapan Xean. "Lo bisu ya, gue ngomong sama lo tokek!!"

Tangan Xean mengangkat tas Anya ke atas membuat gadis itu sedikit berjinjit akibat ulah Xean "Bisa diem gak si lo!!" Tatapan Anya begitu nyalang "Jan so kenal deh sama gue. Dan lepasin tas gue!"

"Kasar banget si lo!" Xean sedikit terkekeh.

Anya yang awalnya meronta diam seketika saat menoleh dan langsung dihadapkan wajah tampan Xean 'Anjir!! Ganteng bingits!! Duh silau~' batin nya menjerit.

"Kesambet lo?!" Ucap Xean yang semakin bingung melihat Anya yang malah tengah menutup matanya dengan lengannya.

"Ane—"

"Minggir!! Ngalangin jalan lo berdua!" Suara seseorang menyela Xean, membuat kedua orang itu serempat berbalik.

'Sial gue!! Harus buru-buru minggat nih'

Anya semakin meronta bersyukur Xean melepas tasnya. Dengan cepat Anya berlari meninggalkan mereka namun sayang Anya terjatuh karena menginjak tali sepatunya sendiri.

Xean tertawa terbahak melihat Anya yang jatuh tak terkecuali Kaftan, Ridho, Dian dan Dean, bahkan Nova tengah menahan tawa.

Anya terjatuh dengan posisi tengkurap "aduh!! Hidung gue~" Erangan kesakitan Anya, gadis itu kemudian terduduk sambil menatap kedua telapak tangannya yang terasa panas. Ditambah suara tawa menggelegar dari belakang sana.

"GAADA AKHLAK LO SEMUA!! BUKANNYA NOLONGIN GUE MALAH PADA KETAWA. BANGSAT!!"

"Harusnya lo makasih sama gue" celetuk Xean.

"Ngapain gue harus makasih sama lo anjir?"

"Ya karena gue orang yang pertama ketawa pas lo jatoh!"

"Anjing!!"

Xean kembali tertawa, Anya sedikit merengek "Sial banget gue, gara-gara lo sepatu! Gara-gara lo gue malu, liat aja gue buang lo supaya di gondol anjing. Gak peduli gue!!" Racau Anya sambil membuka sepatunya dan melesat lari, disusul Xean yang mengejarnya dari belakang.

"Itu si Anya?" Heran Kaftan.

"Woi bro, adek lo kenapa?" Begitupun Ridho yang penasaran.

Mereka menatap si kembar meminta jawaban. "Gak tau!" Keduanya kompak menjawab.

_____

Anya berlari masuk ke dalam kelasnya, XI Ipa 6. Keadaan kelasnya sedikit ramai tak lama Xean masuk "Lo mau ngapain?" Bertanya pada Anya yang terlihat membuka jendela kelas.

"Bukan urusan lo!" Sewot Anya.

"Jangan bilang lo mau bunuh diri?"

"Berisik anjir!!"

"Lo sampai frustasi cuman gara-gara jatoh?"

"Babi lo berisik banget sumpah!!"

Xean akhirnya diam, menatap lamat apa yang sedang dilakukan Anya. Mendadak tertawa saat Anya membuka mulutnya dan mendengar ocehan gadisitu "Gue tau lo gak salah apa-apa, tapi please lo pembawa sial  anjirt!!" Anya melempar sepasang sepatunya ke luar jendela dari kelas yang merupakan lantai dua.

"Jangan balik lagi ya~" melambai pada sepatu yang jatuh.

"Anjing! Sepatu siapa woii?!"

Anya terkejut "Anjir! Kena pala orang, sembunyi!"

"Gila, Anya udah gila!" Bukan Xean, tapi dua anak cewek yang tengah menahan tawa.

"Huwaaaaaaaaa jangan bilang gue gila!! Sepatu itu yang gila! Mana tadi kena pala orang lagi, kalo gue di tuntut begimana?!" Rengek Anya.

Dua cewek itu mendekat "Sstt udah cup cup cup" Reina menepuk pundak Anya, menenangkan dengan wajah menahan gemas.

"Ya salah lo, main lempar aja tuh sepatu!" Ujar Lauren.

Anya mencebik "Pokoknya gue harus sembunyi!!"

BRAK!!

Pintu kelas di buka kencang "Siapa yang lempar sepatu ke kepala gue?!!"

Anya menegang, menggeser tubuhnya bersembunyi di balik Reina "Jangan bilang kalo gue yang jatohin" bisik Anya.

"Tuh, si Anya yang jatohin!"

Anya melotot "Xeanjing!! Bego!" Umpat Anya "Ups! Eh, hehe bukan gue yang lempar, gue bukan Anya. Peace" Anya mengelak.

Cowok itu melangkah maju dengan sepatu Anya di bawanya "Tanggung jawab lo!! Pala gue benjol gara-gara sepatu bau lo!!" Sentak cowok tadi.

"Tanggung jawab? Gak bisa, salah lo sendiri ada di sana!"

"Lo—"

Bel masuk terdengar.

"Anya ya, bakal gue inget nama lo!" Setelahnya cowok itu pergi dengan membawa sepatu Anya.

"Huft! Selamat..." lega Anya "Heh lo!! Babi lo, Xean bangsat!" Anya mengacungkan jari tengahnya pada Xean yang dibalas delikan.

"Eh?" Anya mengalihkan pandangannya pada dua cewek tadi "Kalian siapa ya?"

Reina terkekeh "Temen sekelas lo, Reina. Inget ya."

"Lauren."

Anya mengangguk "Oke, gak bakal gue lupa. Reina, Lauren heheh."


________
Tbc
--------

Stupid Character's [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang