7

2.4K 172 5
                                    


Sesakit ini ternyata rasanya, aku pikir aku kuat tapi ternyata aku salah. Aku lemah... aku butuh kamu.

●●●●●

S

hila menangis dalam pelukan Raphael. Sementara Raphael berusaha menguatkan dirinya sendiri.

"Semua keputusan ada di tangan kalian karena dari awal kalian yang bertanggung jawab atas Flora," ujar sang Dokter meninggalkan Raphael dan Shila.

Apa yang harus mereka lakukan? Hari ini tepat 1 tahun Flora koma. Belum ada tanda-tanda bahwa gadis itu akan bangun. Sementara sang Dokter sudah mulai menyerah. Flora masih bertahan hingga saat ini hanya karena sebuah mesin yang menjadi penompang hidupnya. Dokter memberi saran untuk mencabut seluruh alat bantu Flora.

"Gue gak mau Shil," lirih Raphael melerai pelukannya. "Gue gak mau Flora pergi..."

Shila menggenggam erat tangan Raphael. Mencoba memberikan kekuatan lewatan genggaman tangan tersebut.

"Gue juga gak mau Rap, gue masih percaya kalau Flora akan bangun. Flora pasti buka mata gue yakin," ujar Shila memberi semangat juga dukungan kepada Raphael agar tidak menyerah.

Raphel terduduk lemas di lorong rumah sakit. Keputusan ada di tangannya. Flora sudah tidak punya siapa-siapa lagi. Ibunya telah meninggal saat melahirkannya sementara Ayahnya sudah meninggal akibat tragedi pesawat yang menimpa mereka.

"Gue gak mau Shil, gue gak mau kehilangan Flora," racau Raphael begitu menyayat hati.

"Flora kuat Shil, Flora pasti bangun, kan?" tanya Raphael dengan sorot putus asa.

Raphael terus meyakinkan dirinya bahwa Flora akan membuka mata. Gadisnya akan menyambut dirinya, memeluknya dan menjalin kisah seperti dulu lagi. Raphael yakin itu.

"Lo juga percaya 'kan Shil? Lo percaya kalau Flora akan sadar, kan?" ujar Raphael memaksa agar Shila mempunyai keyakinan seperti dirinya.

"Jangan kayak gini Flo," rintih Shila memeluk dirinya sendiri. "Jangan kayak gini."

Evan yang berdiri di ujung lorong rumah sakit merasa rapuh melihat dengan mata kepalanya sendiri kerapuhan Raphael dan ketidakberdayaan Shila.

"Bangun Rap," ujar Evan menarik tubuh Raphael agar berdiri.

"Lo gak boleh kayak gini. Kalau lo hancur gimana sama Flora?"

Evan juga memandang Shila yang masih terus menangis. "Bangun Shil, Flora butuh kita."

"Flora pasti sadar kan Van? Iya, kan?"

Evan mengangguk dengan seulas senyum tulus. Ia memeluk Raphael. Mengelus punggung Raphael dengan pelan. "Flora pasti bangun. Lo cuma perlu percaya itu."

"Bangun Flo, bangun," lirih Shila.

"Lo udah lama buat Raphael menderita. Sekarang udah waktunya lo bayar semua itu Flo," parau Shila.

Raphael terus bergumam kata bangun dalam hatinya. Ia terus mengharapkan ada keajaiban untuk mereka semua.

"Bangun Flo, udah cukup lo tidur," batin Evan.

"Tuhan pasti kembalikan Flora sama kita, kan?" ujar Shila.

●●●●●

Lauren dan Melda menatap aneh penampilan Ruby.

"Sejak kapan lo suka make rok?" tanya Lauren memperhatikan rok hitam yang sedang dipake Ruby.

"Gue gak cocok ya kayak gini?" tanya Ruby balik, tidak percaya diri.

DARK CLOUD (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang