42

2.2K 134 11
                                    

Saya sudah memiliki hal yang membuat saya bahagia dan saya akan selalu menjaga hal tersebut untuk terus berada dalam genggaman saya.

-Raphael Harisson.

●●●●●

Siang ini di rumah Flora sangat rame. Gadis itu kedatangan tamu. Lebih tepatnya kedatangan teman-teman Raphael dan Shila.

Flora awalnya marah saat tahu Shila pindah sekolah tapi mendengar tujuan Shila membuat Flora terdiam dan mengucapkan rasa terima kasih karena Shila benar-benar sangat berjasa dalam hubungannya bersama Raphael.

"Ayo masuk anggap aja rumah sendiri," ujar Shila pada mereka semua.

"Kalau Shila jangan heran," cetus Raphael.

Mereka semua duduk di atas sofa. Tapi tidak dengan Evan dan Novan. Kedua orang itu lebih memilih untuk duduk di bawah beralas karpet, katanya sih biar lebih dingin.

"Aku bikin minuman dulu ya," ujar Flora.

"Biar aku temani," celetuk Lauren.

Shila mengangguk pada Raphael. Membiarkan Lauren membantu Flora. Shila tahu Lauren ingin mengatakan sesuatu kepada sahabatnya.

"Makasih, Lau."

"Iya, sama-sama."

Lauren melirik Flora dari ekor matanya. Pantas saja Raphael sangat menyukai Flora, gadis di sampingnya ini benar-benar baik. Wajahnya juga cantik, secantik hatinya.

"Udah lama pacaran sama Raphael?" tanya Lauren berbasa-basi sambil memasukan beberapa es batu ke dalam gelas.

"Lumayan lama sih," jawab Flora.

"Flo..."

"Hmm,"

"Gue... mau minta maaf."

Gerakan tangan Flora yang sedang memotong bolu jadi terhenti setelah mendengar kata maaf yang terlontar dari mulut Lauren.

"Maaf?" Flora melirik Lauren. "Maaf kenapa?" ujar Flora tidak mengerti.

Kenapa juga Lauren harus meminta maaf? Flora merasa Lauren tidak memiliki salah apapun.

"Dulu gue gak tau kalau Raphael punya pacar," ujar Lauren mulai bercerita.

"Gue ngiranya Raphael masih sendiri. Gue selalu recokin dia. Gue selalu berusaha supaya Raphael bisa lihat gue. Tapi gak, Raphael tetap gak mau lihat ke arah gue."

Flora masih mendengarkan dengan seksama. Belum mengerti kemana arah pembicaraan Lauren.

"Gue suka sama Raphael. Jauh sebelum gue tau kalau dia pacar lo."

Flora terkejut, benar-benar terkejut sampe pisau yang ada di tangannya terhempas begitu saja.

"Tapi lo gak perlu khawatir. Gue gak akan usik Raphael lagi. Gue juga gak akan rebut Raphael dari lo karena gue tau kalau Raphael cinta banget sama lo, Flo."

Air muka Flora berubah datar. Tangannya menggepal.

"Sejak kapan suka sama Raphael?"

"Baru tahun ini, belum lama juga."

"Terus sekarang apa masih suka?"

"Masih," jawab Lauren tanpa Ragu.

"Tapi gue gak akan maksa perasaan gue. Tenang aja Flo."

"Kenapa lo bisa segampang itu ngomongin masalah ini sama gue?" ujar Flora meredam kekesalan yang tiba-tiba timbul di dalam dirinya.

"Gak tau kenapa. Gue cuma mau jujur aja. Walau gue tau gak semua hal harus gue ungkapin tapi gue rasa lebih baik lo tau dari sekarang, kan? Gue bicara kayak gini gak ada maksud apa-apa. Gue cuma ngerasa salah aja karena udah hampir ngerebut kebahagiaan perempuan lain," ungkap Lauren.

DARK CLOUD (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang