Tenang saja, jika dia emang ditakdirkan menjadi jodoh kamu maka tidak peduli sejauh apapun dia pergi, dia akan tetap kembali ke kamu.
-Raphael Harisson.●●●●●
Raphael, Flora dan Shila kini sudah sampai di rumah besar milik satu-satunya laki-laki di antara mereka.
Flora menatap cengo rumah yang ada di depannya saat ini. Rumah ini terlalu besar apa tidak sepi jika hanya ditempati dengan tiga manusia?
"Pembantunya mana?" tanya Raphael.
"Besok baru bisa datang, Rap. Hari ini terpaksa gue ikut nginap di sini," ujar Shila.
Sebenarnya Shila sangat malas untuk tidur di rumah Raphael. Shila tidak akan pernah bisa tidur nyenyak jika bukan di kasurnya. Tapi mau bagaimana lagi, Shila masih sangat waras untuk tidak membiarkan Raphael dan Flora berduaan di dalam rumah. Itu tidak akan baik untuk Flora.
"Gue udah suruh supir gue buat antar seragam sekolah untuk besok," ujar Shila memberitahu.
"Kalau kita berdua sekolah terus Flora sama siapa di rumah?"
"Terus gimana dong solusinya? Gue bingung," keluh Shila.
"Pembantu yang lo bilang itu datangnya kapan?"
"Siang."
Raphael mengangguk singkat, sedang berpikir bagaimana jalan keluarnya.
"Gue gak usah sekolah aja. Biar gue yang nemani Flora," putus Raphael.
●●●●●
"Makasih banyak yaa, Van."
Evan mengangguk singkat. Tangannya terulur untuk melepaskan helm yang sedang dipakai Ruby.
Evan sendiri tidak tahu apa yang dia lakukan sekarang. Apa hal ini salah atau benar. Apa dia sudah menyakiti Shila dengan perlakuannya yang seperti ini dan apa secara tidak langsung Evan telah memberi harapan pada Ruby bahkan mengizinkan Ruby untuk mencintainya.
"Gue langsung pulang ya," pamit Evan tersenyum tipis.
Ruby merasa kikuk sekaligus senang atas perlakuan Evan padanya hari ini.
Apa boleh Ruby menyimpulkan bahwa Evan juga mempunya rasa yang sama?
"Hati-hati di jalan," ujar Ruby tak kalah memberi senyum yang begitu lebar.
Sebelum Evan benar-benar pergi, ponselnya sudah berdering terlebih dahulu.
Nama Shila tertera di sana. Evan baru sadar jika dari tadi dia tidak ada membalas pesan kekasihnya.
Shila : kamu dimana? (15.00)
Shila : van, kamu gak lupakan kalau hari ini flora pulang? (16.15)
Shila : aku di rumah raphael. Kamu gak ke sini? (17.00)
Shila : maaf... (17.25)
Shila : kamu masih marah ya? (18.23)
Shila : kamu udah makan? Kalau belum mau aku belikan apa? (19.30)
Shila : Evan... (19.47)
Shila : aku gatau kamu lagi apa sekarang tapi aku harap kamu baik-baik aja. (20.05)
Shila : malam ini aku tidur di rumah raphael. Soalnya flora tinggal di sini. Besok aku pulang pas pembantu raphael udah datang. (20.10)
Shila : good night, van. 💓 (20.50)Perasaan bersalah menghujam diri Evan. Apa yang sudah dia lakukan? Shila pasti akan sangat marah dan kecewa jika gadis itu tahu bahwa sekarang Evan sedang bersama Ruby.
"Van," tegur Ruby yang melihat Evan terus memaku pada ponselnya.
"Van, ada apa?"
Evan tersentak dan dengan cepat memasukan kembali ponselnya ke saku celana.
KAMU SEDANG MEMBACA
DARK CLOUD (END)
Teen FictionRaphael, seseorang yang begitu sangat sulit ditebak. Banyak orang yang mengira bahwa Raphael tidak punya pacar termasuk Lauren, sosok gadis yang sangat suka pada Raphael. Tapi siapa sangka bahwa sebenarnya Raphael memiliki kekasih. Flora, pacarnya y...