40

2.9K 161 10
                                    

Aku percaya kamu, itu sebabnya aku tidak khawatir. Karena mau dibebasin kayak gimanapun kalau niatnya setia ya bakal tetap setia. Tapi mau dikekang kayak gimana pun juga kalau niatnya selingkuh ya pasti akan selingkuh.

-Shila.

●●●●●

"Temuin sana. Kalau kamu emang merasa bersalah kamu harus temuin dia. Minta maaf," ucap Shila.

"Salah gak aku punya perasaan bersalah sama Ruby?"

Shila menggeleng. "Rasa salah itu ada karena kamu sempat ngasih dia harapan."

"Kamu gak pa-pa aku temuin Ruby? Kamu gak ngerasa cemburu?"

"Enggak, aku percaya kamu. Lagian kamu ketemu dia buat minta maaf bukan buat nyatain perasaan," kekeh Shila.

"Biar hati kamu lega. Aku tau kamu gimana. Kamu gak akan bisa tenang sebelum dengar sendiri kalau Ruby udah maafin kamu. Terkadang aku merasa lucu, yang punya perasaan siapa yang dibuat gelisah siapa."

Evan membuka jaketnya. Memaikan jaket berwarna biru dongker ke badan Shila.

"Kenapa?"

"Dingin, kamu kenapa gak bawa jaket?"

"Lupa."

"Kamu minta maaf gih sama Ruby," ujar Shila mengembalikan topik awal mereka.

"Kamu mau ikut?"

"Nggak, aku pulang sendiri aja. Kalau kamu nganterin aku terus baru ke rumah Ruby kasihan kamunya. Jarak rumah aku sama Ruby kan jauh belum lagi nanti kamu balik ke rumah kamu."

Evan baru sadar bahwa gadisnya emang memiliki hati yang benar-benar tulus. Evan sama sekali tidak menyesal telah memilih Shila untuk menjadi kekasihnya.

Saat ini mereka berdua tengah berada di kotu.

"Aku pulang naik taxi aja. Kamu langsung ke rumah Ruby habis dari sana jangan kemana-mana ya langsung balik pulang," pesan Shila.

"Aku anterin kamu dulu Shil. Aku gak mungkin biarin pacar aku pulang sendiri apalagi ini udah malam."

"Justru karena ini udah malam makanya aku suruh kamu cepat ke sana. Ntar jadi makin kemalaman kalau kamu pake acara nganterin aku," balas Shila.

"Aku benar-benar gak pa-pa Van."

"Kamu yakin?"

"Iya, sebagai gantinya karena kamu gak bisa antarin aku hari ini gimana kalau besok kamu jemput aku. Kita pergi sekolah bareng. Bukannya kamu pengen banget kita bisa pergi ke sekolah sama-sama."

Evan merangkul Shila. Mencium singkat pucuk kepala Shila.

"Iya, besok aku jemput kamu."

●●●●●

Ntah keberanian seperi apa yang membuat Flora berani pergi ke supermarket di jam segini. Padahal Raphael sudah menyiapkan makan malam sebelum laki-laki itu pulang ke rumahnya. Tapi Flora sangat ingin makan mie pedas makanya dia berjalan kaki ke supermarket yang ada di depan sana.

Masih jam setengah sebelas juga pikir Flora jadi tidak masalah.

Setelah Flora berhasil mendapatkan mie yang dia inginkan. Flora langsung beranjak keluad dari supermarket.

Flora mengerutkan keningnya ketima melihat seseorang sedang mendorong motor.

Flora ragu, apa harus Flora membantunya?

Tapi rasa kemanusian Flora muncul. Gadis itu berjalan mendekat.

"Permisi,"

"Eh, iya mbak?" Laki-laki itu tampak kaget akan kehadiran Flora.

DARK CLOUD (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang