Kamu adalah kebahagiaan yang paling aku harapkan.
-Raphael Harisson●●●●●
Hari-hari berikutnya Raphael sudah lebih bersemangat lagi untuk sekolah. Gadisnya sudah sadar dan hal itu sangat membuatnya senang.
Meskipun dalam hati kecilnya Raphael sempat merasa kecewa karena Flora tidak bisa mengingat siapa dirinya tapi setidaknya satu masalah telah terlalui dengan baik. Segala pengorbanan selama satu tahun akhirnya sudah tuntas. Kini tugas Raphael bukan lagi menunggu Flora membuka mata melainkan membantu Flora untuk sembuh dari amnesia.
"Akhirnya Raphael yang dulu kembali lagi," goda Shila.
Raphael dengan muka cerahnya duduk di atas meja gadis itu.
"Cinta gue udah sadar gimana gue gak happy," balas Raphael tertawa kecil.
"Sadar sih tapi gak ingat apa-apa."
"Setidaknya Flora udah siuman. Dia udah gak tidur lagi."
"Lo masih sanggup kan bertahan sama sahabat gue?"
"Nunggu Flora selama setahun aja gue sanggup, Shil," celetuk Raphael.
"Gue belum sempat banyak ngobrol sama Flora. Semalam lo ngusir gue," sinis Shila.
"Udah malam Shil, Flora butuh istirahat. Jangan marah."
Tadi malam Shila datang ke rumah sakit untuk bertemu dengan Flora. Karena pas siang waktu Flora dihabiskan sama Raphael jadi malam adalah waktu Flora bersama Shila. Tapi naas saat Shila mau masuk ke dalam kamar inap Raphael sudah lebih dulu mengusirnya dengan alasan Flora lelah dan butuh istirahat.
"Jadi kapan Flora bisa keluar dari sana?"
"Kata Dokter dua hari lagi, mereka masih mau ngecek keadaan Flora dulu sebelum dia benar-benar diperbolehkan pulang," jawab Raphael.
"Pulang sekolah lo ke sana lagi?"
"Iyalah, gue masih kangen," balas Raphael tersenyum geli.
Shila mendengus malas. "Gantian dong. Masa lo terus."
"Lo datang sorean aja," pinta Shila.
"Gak mau. Gue mau siang sampe malam," tolak Raphael.
"Egois banget, anjir. Gue juga butuh waktu berdua sama Flora. Ada banyak hal yang mau gue ceritain sama dia," kesal Shila. "Lo jadi manusia jangan egois," lanjutnya keki.
"Terus gue siang kemana kalau gak ke sana?"
"Yaa kemana aja terserah lo. Asal gak berduaan sama Lauren aja," cetus Shila.
Seketika Raphael terdiam, dia melupakan Lauren. Bagaimana kabar gadis itu? Dari semalam dia sibuk sama Flora sampai tidak punya waktu untuk memikirkan hancurnya perasaan Lauren.
Tidak, Raphael tidak menyukai Lauren. Hanya saja Raphael sangat tau betapa besar rasa suka gadis itu terhadapnya.
Apa sekarang Lauren akan menyerah atau justru sedang merencanakan sesuatu?
●●●●●
Ruby dan Melda saling pandang. Mereka berdua merasa heran karena Lauren tidak masuk sekolah. Kemana gadis itu? Kenapa meninggalkan absen di kelas?
"Dia gak ada ngasih tau kenapa dia gak masuk?" tanya Melda.
Ruby menggeleng. "Gak ada."
"Tumben banget. Apa lagi sakit?"
"Ngaco lo," omel Ruby. "Lauren tahan banting masa iya sekali sakit langsung gak masuk."
"Yakan mana tau sakitnya parah," ujar Melda lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
DARK CLOUD (END)
Roman pour AdolescentsRaphael, seseorang yang begitu sangat sulit ditebak. Banyak orang yang mengira bahwa Raphael tidak punya pacar termasuk Lauren, sosok gadis yang sangat suka pada Raphael. Tapi siapa sangka bahwa sebenarnya Raphael memiliki kekasih. Flora, pacarnya y...