27

2.3K 138 1
                                    

Kamu lucu, makanya saya suka.
-Anggara.

●●●●●

Pagi ini ada yang berbeda di sekolah. Keadaan sekolah sedikit lebih ricuh. Desas-desus anak baru mulai bermunculan.

"Kenapa, sih? Kok pada berisik banget," heran Lauren.

Melda dan Ruby yang baru tiba di sekolah menggeleng tidak tahu.

"Parkiran ada apa emang? Kan cuma ada motor sama mobil doang," ujar Melda melihat beberapa siswa perempuan berlarian kecil ke arah parkiran.

Kalau ada cogan pasti akan ada kaum hawa, itu sudah pasti hehe.

"Ayok ikutan," ajak Ruby menarik tangan Melda dan Lauren.

Lauren melotot tidak percaya dengan apa yang dia lihat. Itu Anggara, cowo misterius yang semalam dia jumpain. Kenapa laki-laki itu bisa ada di sekolahnya? Tunggu, Anggara menggunakan seragam yang sama dengannya. Itu artinya Anggara juga siswa di sini.

"Anjir, anak baru," cetus Ruby.

"Pantesan heboh banget yang jadi anak baru ganteng," timpal Melda.

"Putih banget gak sih?" ujar Ruby menilai.

Melda mengangguk setuju, tidak terlalu putih yang berlebihan tapi emang cukup putih.

"Bahkan putihan dia pada gue," gumam Melda.

Ruby yang mendengar itu mendengus malas. "Jelaslah, lo kan gak putih Mel."

Lauren tertawa kecil mendengarnya.

"Tapi gue hitam manis," ujar Melda percaya diri, dan itu emang benar.

"Katanya anak pemilik cafe tapi motornya vespa," ujar Lauren dalam hati.

Tidak, Lauren tidak bermaksud menilai yang seperti itu. Hanya saja kenapa Anggara tidak menggunakan motor besar sebagaimana dirinya terlahir sebagai orang yang berkecukupan.

"Cewe suka kucing!" teriak Anggara yang masih duduk di atas motornya.

Lauren mendelik tajam. Sementara Ruby dan Melda saling pandang, mereka kenal?

"Sejak kapan lo suka kucing?" tanya Melda pada Lauren.

Anggara bergegas turun dari motornya. Berjalan menghampiri Lauren.

"Haii, kita ketemu lagi."

"Lo kenal Lau?" bisik Melda.

"Kelas 11," ujar Ruby melihat bintang dua yang ada di seragam Raphael.

"Kok lo bisa ada di sini?"

"Gue murid baru. Baru datang dari Semarang. Btw makasih ya atas rekomendasi sekolahnya," ujar Anggara tersenyum geli pada Lauren.

"Gue gak pernah rekomendasikan sekolah gue!" ujar Lauren tidak terima.

Anggara mencodongkan badannya. Berbisik di telinga Lauren. "Gue kira kita seumuran ternyata lo kakak kelas."

Lauren deg-degkan atas perlakuan Anggara kepadanya. Bahkan Melda dan Ruby hanya bisa terdiam membisu.

"Apaan sih!" Lauren mendorong tubuh Anggara menjauh.

"Lauren Samantha, nama yang cantik," ujar Anggara membaca name tag Lauren.

●●●●●

Raphael dan Flora sibuk, sibuk berdua di dapur. Mereka sedang berperang dengan tepung. Saling meletakan tepung ke wajah satu sama lain. Saling tertawa dan tersenyum. Yaa, semoga saja keindahan ini akan terus terjadi.

DARK CLOUD (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang