Tidak peduli pada apapun yang terjadi, jika kamu memang ditakdirkan menjadi milik saya pasti kita akan kembali bersama.
-Raphael Harisson.
●●●●●●
"Bunda, sepatu sekolah aku mana?"
"Bunda... mau minum susu."
"Bun.... mana tas sekolah Rara?"
Lauren berjalan tergopoh-gopoh menuruni tangga, ia mencubit pelan pipi bidadari kecilnya. "Kamu ini selalu aja berisik kalau udah pagi."
Bocah yang sedang memakan roti dengan selai cokelat itu nampak memanyunkan bibirnya. "Habisnya Bunda lama, kan Rara mau pergi sekolah."
"Malah Bunda yang disalahin. Makanya kalau Bunda suruh mandi cepat ya mandi, bukan malah nonton kartun," nasihat Lauren.
Rara melipat kedua tangannya di atas meja. "Ish, Bunda gak seru. Gak kayak Papa."
"Kenapa panggil-panggil Papa?"
"Papa!"
"Princes Papa udah wangi," ujar Raphael mencium pipi malaikat kecilnya.
"Udah selesai makan rotinya?"
Bocah perempuan itu menggeleng, tangannya menunjuk roti yang masih tersisa setengah di atas piring.
"Kenapa belum dihabisin?"
"Mama marah-marah. Jadi Rara malas makan."
Lauren yang mendengar pengaduan polos dari mulut anaknya hanya mampu menghela napas. Rara memang sangat manja pada Raphael, ia bahkan lebih dekat sama Papanya dibandingkan sama Lauren yang menjaganya selama 24 jam.
"Yaudah kalau gitu makan rotinya di mobil aja ya, sayang. Biar Rara gak terlambat ke sekolahnya," ujar Raphael mendapat persetujuan dari Rara.
"Sana, salim dulu sama Bunda."
Rara menurut, ia mengambil tangan Lauren lalu menciumnya. Tidak lupa bocah cantik sekaligus menyebalkan itu mencium kedua pipi Lauren.
"Rara mau sekolah dulu ya, Bunda."
"Iya anak Bunda, belajar yang rajin yaa biar kamu bisa cepat pandai baca," ujar Lauren mencubit pelan hidung anaknya.
Rara yang mendapat permintaan seperti itu langsung memberi gestur hormat.
"Kita berangkat," pamit Raphael mengandeng tangan Rara.
"Hati-hati."
Senyum tipis terukir di bibir Lauren, hingga usia pernikahan yang sudah mencapai lima tahun pun masih belum ada yang berubah. Raphael tetaplah laki-laki yang sama, ia hanya merubah sikapnya pada Rara.
"Bahkan sampai Rara udah masuk Tk kamu masih belum bisa balas perasaan aku, Rap."
●●●●●●
"Lo makin cantik, Flo."
Flora yang mendengar penunturan tersebut tidak dapat menyembunyikan rona merah di kedua pipinya.
"Selamat datang kembali di Indonesia dan selamat atas wisudanya."
"Thanks, Ngga."
"Lo udah kasih kabar Shila sama---"
"Flora..."
Suara yang barusan menyebut namanya sanggup membuat Flora terdiam membeku. Flora sangat mengenali suara itu, Flora tahu siapa orang yang barusan memanggilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DARK CLOUD (END)
Teen FictionRaphael, seseorang yang begitu sangat sulit ditebak. Banyak orang yang mengira bahwa Raphael tidak punya pacar termasuk Lauren, sosok gadis yang sangat suka pada Raphael. Tapi siapa sangka bahwa sebenarnya Raphael memiliki kekasih. Flora, pacarnya y...