41

2.4K 137 22
                                    

Saya lelah, namun masih sangat banyak hal yang harus saya gapai.

-Yaya

●●●●●

Raphael benar-benar datang. Cowo itu melajukan motornya secepat kilat.

Flora meneguk salivanya dengan susah payah. Baru kali ini melihat ekspresi menyeramkan yang terpancar di wajah kekasihnya.

"Jelasin," titah Raphael dengan nada mencengkam.

"Aku nolongin dia. Pas pulang dari supermarket aku lihat dia lagi dorong motor. Aku kasihan. Aku lihat ban depannya kurang angin jadi aku ajak dia ke rumah terus aku pinjamin pompa milik Ayah," ujar Flora bercerita.

"Kamu ngapain ke supermarket? Beli apa?" tanya Raphael dingin.

"Mie pedas, pengen makan."

"Emang kamu gak bisa chat aku? Gak bisa minta tolong sama aku? Kalau kamu bilang ke aku pasti aku bakal bawain buat kamu. Aku belikan." Suara berat Raphael menguar membuat Flora semakin takut di tempatnya.

"Apa gunanya aku ada kalau kamu masih keluar sendirian? Kamu ngerti gak kalau aku trauma, Flo? Aku selalu takut sama keadaan kamu. Aku selalu cemasin kamu. Setahun aku nunggu kamu sadar dari koma dan itu bukan waktu yang sebentar buat aku. Kamu juga baru aja sembuh dari amnesia," ujar Raphael dengan nada marah bercampur khawatir.

"Kamu paham gak kalau aku suka panik lihat kamu tanpa aku kayak gini. Apa susahnya buat hubungi aku? Aku gak bakal larang kamu buat makan mie. Apa yang kamu takutin, ha? Kamu takut  ngerepotin aku? Gak, Flo. Aku gak pernah ngerasa direpotin sama kamu. Kamu pacar aku. Kamu tanggung jawab aku. Dari awal aku minta izin sama Ayah kamu buat pacarin kamu, aku udah janji untuk selalu jaga kamu."

Perkataan panjang Raphael sanggup membuat Flora tidak berkutik di tempatnya. Flora tidak pernah tahu sebesar apa rasa takut Raphael akan keadaan dirinya. Raphael sudah pernah menunggu Flora sadar selama satu tahun. Raphael juga sudah pernah mengalami dimana ia dilupakan oleh Flora. Raphael tidak mau Flora kenapa-kenapa lagi. Raphael tidak siap menghadapi Flora jika gadis itu akan kembali jatuh sakit atau hal buruk lainnya.

Bagi Raphael sudah cukup penderitaan Flora, Raphael hanya ingin gadisnya bahagia.

"Maaf," cicit Flora.

Raphael menghela napas kasar. "Tatap mata aku."

Flora masih menunduk. Terlalu takut bertatap muka sama Raphael.

"Kamu gak dengerin aku?"

Flora mengangkat pandangannya. Matanya bertemu dengan mata tajam Raphael.

"Kalau tadi yang kamu bantu orang jahat gimana? Aku tau niat kamu baik tapi kalau kejadian tidak menyenangkan yang terjadi sama kamu kayak mana Flo?"

"Tapi dia beneran baik. Dia gak apa-apain aku," ujar Flora membela diri.

Raphael mencoba meredam emosinya. Menahan amarah yang sudah membara. Dia tidak ingin membuat Flora semakin takut.

"Anggap aja ini keberuntungan karena yang kamu tolong bukan orang jahat."

"Lain kali jangan kayak gini Flo. Kalau butuh apa-apa minta ke aku," pesan Raphael membuat Flora mengangguk pelan.

"Sini peluk dulu aku tau kamu takut."

Raphael menarik Flora, membawa gadis itu ke dalam dekapannya.

Raphael memainkan rambut Flora. Menyisirnya dengan jari-jari tangannya. Mencium kening Flora penuh sayang.

DARK CLOUD (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang