37

2.3K 139 13
                                    

Aku akan selalu mencintai kamu,
karena aku tau bahwa
bahagiaku hanya bersamamu.

-Raphael Harisson.

●●●●●

Raphael pulang ke rumah dengan perasaan senang. Dia akan memamerkan kemenangannya ini sama Flora. Ngomong-ngomong di mana gadisnya? Biasanya ketika dia pulang sekolah Flora akan menyambutnya di ruang tv. Gadis itu akan menonton film kesukaannya sambil menyemil kue salju.

Raphael naik ke lantai atas. Membuka kamarnya yang sekarang menjadi kamar milik Flora. Gadisnya tidak ada di sana, Raphael sudah mengecek seluruh ruangan tapi tidak ada Flora.

"Mbok,"

"Den, ngagetin aja."

"Mbok lihat Flora? Aku udah cari di kamar atas tapi gak ada."

Sih mbok hanya tersenyum-senyum.

Raphael memicingkan matanya.

"Mbok, aku nanya ini. Mbok lihat pacar aku gak?"

"Lihat den, ada kok pacarnya."

"Di mana?"

"Flora di atas den. Di balkon atas," ujar sih mbok.

Raphael langsung bergegas menghampiri Flora setelah mengucapkan terima kasih.

"Flo," panggil Raphael.

"Kamu ngapain di sini?"

"Kamu udah pulang?"

"Baru aja."

"Mandi dulu sana. Terus pake baju yang udah aku siapin yaa."

Raphael mengangkat sebelah alisnya. "Baju apa?"

"Ada deh. Udah sana mandi terus siap mandi ke sini lagi," ujar Flora mendorong tubuh besar Raphael.

Raphael yang kebingungan hanya bisa pasrah.

Saat Raphael mandi sesuai dengan permintaan Flora. Maka saat itulah Flora dan sih mbok merencakan misi mereka.

Memgembangkan karpet kecil berwarna coklat di atas lantai. Meletakan makanan yang sudah disiapkan oleh sih mbok. Dan ada satu piring dengan krem di atasnya.

Raphael menatap horor piyama yang ada di atas kasurnya. Ini seriusan Flora menyuruhnya memakai piyama yang sama dengan gadis itu? Raphael tidak masalah sebenarnya tapi warnanya terlalu terang bagi Raphael, terlebih warna kuning.

Meski mendumel tapi Raphael tetap mengenakannya. Raphael tidak mungkin membuat Flora sedih. Dia akan selalu berusaha membuat gadis itu bahagia apapun caranya.

Raphael menatap dirinya dari atas kaki sampe ke bagian baju. Benar-benar bukan seperti Raphael. Sejak kapan Raphael suka memakai piyama? Cowo itu tidur dengan bertelanjang dada dan menggunakan celana pendek sangat jarang dia memakai piyama bahkan mungkin ini piyama pertama yang dia kenakan. Haah, semua ini demi Flora.

"Suprise!"

Raphael tersenyum sumringah. Dia ingin mengacak rambut Flora tapi gadisnya tengah memakai bando jadi dia urungkan niatnya.

"Sini duduk," ujar Flora menepuk tempat di sampingnya.

Mereka berdua masih di balkon duduk beralas karpet dengan berbagai jenis makanan.

Tapi netra Raphael menatap satu piring kaca dengan tulisan di atasnya. Sebuah tulisan dari krem putih dan ditimpah dengan coklat cair.

Tangan Raphael bergerak mengambil piring tersebut. Mendekatkan pada wajahnya, membaca setiap huruf di dalamnya.

DARK CLOUD (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang