52

2.5K 114 16
                                    

Kamu akan memulai hidup baru, tapi tidak dengan aku.

Aku hanya punya cinta, tapi dunia punya realita.

-Flora Chalortte.

●●●●●

Sesuai permintaan Nita, maka di sinilah Raphael sekarang. Berada di rumah Flora. Menatap wajah menyedihkan mantan pacarnya. Ah, tidak. Raphael tidak sanggup mengatakan mantan, terlalu berat.

"Kamu udah makan?"

"Kok diam aja?"

"Udah makan atau belum?"

"Kamu mau makan apa? Biar aku masakin."

"Raphael, jangan diam aja."

Kasih tahu Raphael bagaimana cara agar tidak menangis di depan Flora. Bagaimana cara Raphael memutar waktu. Raphael tidak ingin melihat Flora seperti ini. Gadisnya masih berusaha bersikap tegar padahal Raphael tahu bahwa Flora sudah rapuh, seperti dedaunan yang sudah mengering.

"Jangan pura-pura, Flo." Raphael membuka suara setelah memilih diam sedari tadi.

Flora tersenyum tulus, sangat tulus.

"Aku gak pura-pura. Aku beneran nawarin kamu makan. Apa yang pura-pura?"

"Senyum kamu."

Flora tercekat mendengarnya.

"Senyum palsu kamu itu gak bisa bohongin aku, Flo."

"Ah, iya." Flora mengangguk setuju, tersenyum penuh pengertian.

"Kamu selalu bisa nebak aku."

"Karena aku pacar kamu."

Flora terdiam membeku, perkataan Raphael dengan suara yang penuh kesakitan membuat Flora ingin menangis.

"Tanggal berapa?" tanya Flora menunduk.

"Tanggal yang sama dengan pertunangan kita."

Flora menghela napas samar, menahan air matanya agak tidak luruh di depan Raphael. Flora tidak mau membuat Raphael semakin tersiksa.

"Sebentar lagi," jawab Flora.

"Permintaan maaf aku gak akan pernah bisa membayar kesakitan kamu. Rasa kecewa kamu, dan amarah kamu. Tapi aku cuma punya kata maaf untuk saat ini."

Flora menatap mata Raphael, menatap mata yang penuh akan ketulusan dan kerinduan. Mata yang begitu tajam dan indah.

"Dengan kamu mau bertanggung jawab udah buat aku menerima permintaan maaf kamu."

"Aku maafin kamu."

"Flora Charlotte udah maafin Raphael Harrison."

Raphael menahan dadanya yang terasa sesak. Raphael butuh udara agar bisa bernapas dengan tenang.

"Aku tau kamu pasti maafin aku. Pacarnya Raphael kan orang baik," ujar Raphael dengan tawa kecil.

Flora ikut tertawa. Gadis itu tertawa sampe tidak sadar akan air matanya yang tidak bisa ia tahan lagi.

"Aku bukan pacar kamu. Flora bukan pacarnya Raphael lagi."

Tawa Raphael semakin terdengar jelas, bukan hanya sekedar tawa kecil.

"Boleh gak Raphael meluk Flora?" tanya Raphael dengan matanya yang sudah berkaca-kaca.

Flora tidak menjawab perkataan Raphael. Gadis itu sibuk dengan air matanya.

DARK CLOUD (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang