10

2.7K 156 1
                                    

Sekarang kamu udah gak sakit lagi ya, tapi sekarang aku yang sakit.

Kamu pergi tanpa tau isi hati aku, maaf... aku terlalu takut buat ungkapin perasaan aku yang sebenarnya.

Dan, terima kasih karena kamu, aku jadi tau bahagimana rasanya mencintai dalam diam.

Kamu tenang di sana ya,

(Dari Ya, untuk seseorang yang telah kembali ke sang pencipta)

●●●●●

"Gak ada apa-apa Shil," ujar Raphael to the point.

"Gue cuma berangkat bareng ini juga terpaksa karena Lauren datang ke rumah gue tiba-tiba," ujar Raphael mulai cerita.

Shila menaikan sebelah alisnya. Menunggu kelanjutan dongeng Raphael.

"Ban mobilnya kempes jadi dia berangkat sama gue," lanjut Raphael.

Apa shila harus mempercayainya?

"Lo gak bohong, kan?"

"Emang gue pernah bohong sama lo?"

Shila menggeleng. "Gue cuma takut kalau lo--"

"Gak akan Shil," potong Raphael cepat. Raphael sangat tau apa yang akan dibicarakan oleh Shila.

"Berapa kali harus gue bilang sama lo kalau gue setia?"

Lauren yang tidak sengaja mendengar pembicaraan itu menjadi terdiam membeku.

Setia?

Apa maksudnya?

Apa Raphael dan Shila?

Semua tebakan tidak terjawab itu masuk ke dalam pikiran Lauren.

"Kalian pacaran atau ada hal lain yang gue gatau," gumam Lauren tidak mengerti dengan situasi yang sedang dia hadapi sekarang.

"Kalau bener Shila pacaran sama Raphael kenapa dia gak langsung labrak gue," batin Lauren.

●●●●●

Lauren tidak bisa fokus di dalam kelas. Dia masih terus memikirkan seluruh perkataan Raphael dan Shila yang dia denger di lapangan tadi.

Sebenarnya mereka itu apa?

"Lauren!"

Lauren terkesiap mendengar bentakan barusan.

"Saya perhatikan dari tadi kamu terus melamun. Kamu tidak mendengerkan penjelasan saya, kan?" ujar Bu Suci selaku guru matematika.

"Maaf Bu, maaf.."

"Keluar dari kelas sekarang!" titah Bu Suci.

Lauren masih tidak bergeming.

"Keluar Lauren!"

"Iya Bu iya. Saya keluar ini," ujar Lauren cepat-cepat bangkit dari duduknya.

"Berdiri di lorong sampai jam pelajaran saya selesai," perintah Bu Suci mendapat helaan napas pasrah dari Lauren.

"Kenapa sih tuh bocah melamun mulu perasaan," ujar Melda pada Ruby.

Ruby mengangkat bahunya. "Kayaknya lagi ada yang dia pikirin."

Melda geleng-geleng kepala. "Masih jam pertama udah kenak hukum aja."

"Melda, Ruby! Bicara apa kalian?" ujar Bu Suci kembali berteriak.

DARK CLOUD (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang