23

2.3K 134 1
                                    

Persahabatan yang indah itu ketika kamu susah dia ada dan ketika kamu bahagia dia juga ada. Sahabat, seseorang yang selalu ada di hidupmu apapun keadaanmu.

●●●●●

Seperti kesepakatan bersama maka hari ini Shila yang datang seorang diri ke rumah sakit. Shila hanya ingin diberi ruang berdua sama Flora. Ada banyak hal yang sangat ingin Shila katakan terutama tentang rasa rindunya terhadap sahabat baiknya itu.

Shila tersenyum tipis melihat Flora sedang membalik lembaran-lembaran buku yang sedang dia pegang. Ah, Shila baru ingat. Semalam Raphael bilang dia memberikan Flora buku berbentuk album foto. Dimana terdapat banyak sekali foto-foto dirinya dan Raphael. Foto dirinya bersama Shila sekaligus foto mereka bertiga bersama Evan.

Cukup sederhana, hal itu Raphael lakukan agar Flora tidak merasa terancam ketika melihat ketiga orang yang akan selalu ada di dekatnya untuk hari-hari yang akan mendatang. Raphael hanya ingin Flora yakin bahwa mereka bukan orang jahat.

"Flora..." Shila berjalan mendekat dengan sekantong makanan yang tadi sempat dia beli di dekat supermarket.

"Eh, hai..." jawab Flora cukup kikuk karena dia sama sekali tidak tahu harus bersikap seperti apa.

Kalian tentu tahu gimana rasanya tiba-tiba didekatin sama orang asing, tidak nyaman.

"Serius banget lihatnya," kekeh Shila duduk di samping Flora, tepat di atas tempat tidurnya.

"Hehe iya nih. Aku mau coba ingat-ingat kalian," Flora menjawab tanpa ragu.

Shila membuka kantong plastik putih yang masih berada di genggamannya. Kegiatan itu tidak luput dari pengliatan Flora.

"Ada seblak, cilok, boba, ayam geprek, siomay, jus buah naga dan bakso," ujar Shila mengabsen segala makanan yang ada di depan mereka.

"Ini semua makanan kesukaan lo. Gue sengaja beli ini biar kita bisa makan bareng," kata Shila lagi.

"Tapi aku masih di rumah sakit. Kata Raphael kalau masih di sini itu artinya aku masih harus makan bubur," ujar Flora mengingat setiap kata-kata yang diucapkan Raphael padanya.

"Sok bener banget lu," batin Shila menggerutu.

Shila tertawa, pura-pura tertawa lebih tepatnya.

"Gak pa-pa. Ayo makan. Emang gak pengen cobain? Ini enak tau. Yaa walaupun gue gak beli di tempat kesukaan lo tapi setidaknya ini tetap makanan yang enak. Lihat nih boba nya ada banyak. Ini juga baksonya besar-besar. Yakin gak mau coba?" tawar Shila sekaligus berupaya membujuk Flora untuk mau memakan makanan ini. Oh ayolah, Shila sudah kehabisan banyak uang demi mendapatkan semua ini.

"Aku cobain cilok boleh gak?" ujar Flora pada akhirnya.

Shila tersenyum sumringah. Dengan gerakan secepat kilat dia memberikan Flora makanan yang diinginkan gadis itu.

"Lo makan cilok gue makan ayam geprek ya," ujar Shila.

Shila beranjak dari tempatnya. Mulai mempersiapkan semuanya. "Bentar gue siapin dulu."

"Lo mau minumnya yang mana?"

"Yang mana aja gak pa-pa kok."

"Jus buah naga aja ya," tawar Shila membuat Flora mengangguk setuju.

"Ayo-ayo makan. Kita saling cobain makanan satu sama lain yaa. Kayak dulu."

Flora terpaku melihat betapa antusiasnya Shila. Apa dulu persahabatan mereka emang sehangat ini? Kalau iya, Flora ingin mengutuk dirinya sendiri karena tidak bisa mengingat apapun yang terjadi di masa lalunya.

DARK CLOUD (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang