Saya tidak suka melihat orang yang saya sayang meneteskan air mata.
-Raphael Harisson.
●●●●●
SMA Holden tengah melaksanakan ujian akhir. Seluruh siswa kelas 12 sedang berjuang dengan isi kepala mereka. Berharap bahwa jawaban yang mereka isi terdapat benar yang banyak agar mereka bisa diterima di universitas impian mereka masing-masing.
Raphael, Evan, Novan dan Shila yang berada di dalam ruangan yang sama tampak sangat serius dalam mengerjakan soal yang ada di depan mata mereka. Di antara keempat orang itu sudah tentu kalian tahu bahwa hanya Novan yang tidak terlalu pintar. Namun ketiga temannya memiliki jiwa yang besar. Sebelum ujian terlaksanakan mereka sudah beberapa kali belajar bersama. Saling mengajari satu sama lain. Bahkan Novan sangat bersyukur karena dipersatukan dalam lingkup pertemanan yang seperti ini.
Sementara di kelas sebelah ada Lauren, Melda dan Ruby yang juga satu ruangan. Di antara ketiga orang itu hanya Melda yang lumayan pintar. Sementara dua yang lainnya memiliki otak yang pas-pasan terutama Lauren.
Ruby dan Lauren sudah keringat dingin. Mereka menyesal sering membolos pelajaran sehingga sekarang mereka sama sekali tidak tahu menahu soal-soal yang ada di atas meja.
Sementara Melda dapat dengan tenang mengerjakannya.
Melda tidak pelit ilmu ketika sedang belajar tapi ketika sedang ujian jangan harap Melda akan memberi contekan.
Flora yang notabenya belum bisa sekolah kini merasa bosan karena terus berdiam di rumah. Ingin mengobrol dengan sih mbok tapi sih mbok sedang pergi ke pasar untuk belanja bulanan.
"Apa aku ke cafe arya aja ya?" monolog Flora.
Flora mencari ponselnya yang tadi ia letakan di atas meja.
"Aku izin sama Raphael dulu," ujar Flora mulai mengetik pesan pada Raphael.
Flora tahu Raphael sedang ujian tapi Flora juga tahu bahwa hp laki-laki itu tersimpan di lokernya. Jadi tidak akan menganggu berjalannya ujian yang sedang berlangsung.
"Mending aku siap-siap. Terus ke sana," gumam Flora.
Situasi cafe hari sangat banyak pengunjung. Mungkin karena kebanyakan siswa kelas 10 dan 11 yang diliburkan membuat mereka pergi jalan-jalan.
Anggara dan Lina sampai kewalahan menghadapi ramenya pembeli.
"Iya mas sebentar ya."
"Oke mbak, nanti saya antar."
"Iya Bu, sesuai pesanan ya."
Anggara dan Lina mondar-mandir. Barista di cafe ini hanya mereka berdua. Dan sang Ayah sebagai pemilik dari cafe ini malah sibuk pergi ntah kemana.
Ingatkan Anggara agar memarahi Ayahnya saat pulang nanti.
"Selamat datang mbak mau pesen apa?"
Saking fokusnya Anggara sampai tidak sadar bahwa pengunjung yang baru dia sapa itu adalah Flora.
"Sibuk banget kayaknya," ujar Flora tersenyum kecil.
"Yaampun, mbak yang kemarin ternyata," histeris Anggara.
"Silahkan duduk mbak. Nanti saya buatkan kopi paling spesial di sini."
Flora mengangguk singkat.
Anggara benar-benar tidak menyangka bahwa Flora akan beneran datang ke tempat dia bekerja.
"Selamat menikmati," ujar Anggara meletakan secangkit kopi di atas meja.
"Makasih."
"Mbaknya udah tamat sekolah? Kerja sekarang atau kuliah?" tanya Anggara ikut duduk di samping Flora.
KAMU SEDANG MEMBACA
DARK CLOUD (END)
Teen FictionRaphael, seseorang yang begitu sangat sulit ditebak. Banyak orang yang mengira bahwa Raphael tidak punya pacar termasuk Lauren, sosok gadis yang sangat suka pada Raphael. Tapi siapa sangka bahwa sebenarnya Raphael memiliki kekasih. Flora, pacarnya y...