Banyak luka yang tersimpan di dalam diri.
Banyak rasa sakit yang timbul di permukaan.
Rasanya lelah, benar-benar lelah sampai gak tahu lagi mau bagaimana.●●●●●
Sesuai dengan permintaan Lauren maka di sinilah mereka berada. Di depan ruang rawat inap Flora. Lauren merasa hatinya ikut tersayat, sangat menyakitkan mengetahui semua fakta ini.
Raphael belum memberitahu Shila bahwa dia mengajak Lauren untuk menjenguk Flora.
Pintu ruangan terbuka menampilkan Flora yang masih tertidur pulas.
Lauren menoleh menatap Raphael yang berjalan lebih dulu.
"Siang pacar," sapa Raphael mencium kening Flora.
Lauren terpaku melihat itu dia berjalan pelan mendekati Raphael dan Flora.
Lauren memadang wajah Flora. Menatapnya dengan sorot pilu.
"Bunga matahari yang cantik buat pacar aku yang cantik," ujar Raphael meletakan bunga matahari di atas meja kecil.
"Cantik," puji Lauren tulus.
Raphael tersenyum mendengar itu. "Thanks, Lau."
"Hai.. Flora, kenalin gue Lauren teman sekolahnya doi lo," ujar Lauren berbicara seperti apa yang dilakukan Raphael.
Lauren tidak bisa menebak seberapa besar rasa sabar Raphael menunggu Flora bangun. Lauren tidak menyangka bahwa segala penolakan dan sikap kasar Raphael selama ini karena menjaga hubungannya sama Flora.
"Maafin gue ya, Flo. Gue malah jatuh cinta sama Raphael. Gue juga sering gangguin dia. Maaf yaa."
Raphael termenung mendengar suara Lauren yang bergetar.
"Gue sama sekali gak punya niat buat ngerebut Raphael dari lo. Kalau dari awal gue tau Raphael gak sendiri gue pasti udah berhenti jauh-jauh hari," papar Lauren.
"Lo cantik, Flo. Pantas Raphael sayang banget sama lo," ujar Lauren melirik Raphael.
"Gue sayang sama Flora bukan cuma karena wajahnya," balas Raphael.
"Boleh tinggalin gue berdua sama Flora?" pinta Lauren membuat Raphael membulatkan matanya.
"Jangan khawatir gue bukan orang jahat. Gue cuma mau ngobrol sama Flora. Bicara antara perempuan jadi lo yang bukan perempuan gak boleh tau," kelakar Lauren.
"Gue tinggal," ujar Raphael berjalan keluar dari ruangan.
Lauren terus memandang tubuh Raphael sampai benar-benar menghilang dari balik pintu.
Air mata Lauren luruh. Lauren menangis tersedu sampai tersedak air matanya sendiri.
Lauren terduduk lemas di depan brankar Flora.
"Maaf, maafin gue, Flo. Maaf karena gue udah hampir ngerusak hubungan lo sama Raphael," sesal Lauren.
Lauren menelungkupkan kepalanya di sisi tempat tidur.
"Gue emang cewek bodoh bisa-bisanya gue jatuh cinta sama cowo yang udah punya pacar," gumam Lauren.
Dengan mata yang semakin membengkak Lauren kembali memandang Flora.
"Cepat bangun ya, lo harus tau gimana setianya Raphael sama lo. Cepat sadar biar gue bisa minta maaf secara langsung sama lo," lirih Lauren.
Lauren menghela napas lelah. Dia menghapus sisa-sisa air matanya. "Kalau gitu gue pamit dulu yaa. Makasih udah mau kenalan sama gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
DARK CLOUD (END)
Roman pour AdolescentsRaphael, seseorang yang begitu sangat sulit ditebak. Banyak orang yang mengira bahwa Raphael tidak punya pacar termasuk Lauren, sosok gadis yang sangat suka pada Raphael. Tapi siapa sangka bahwa sebenarnya Raphael memiliki kekasih. Flora, pacarnya y...