11

2.2K 153 8
                                    

Jangan pernah memberikan harapan palsu pada perempuan, karena kamu tidak pernah tau bahwa harapan palsu yang kamu kasih akan dianggap menjadi harapan yang nyata.

●●●●●

"Raphael," ujar Shila tidak menyangka.

Raphael menatap Shila seolah dari tatapan mata itu dia menjelaskan bahwa semuanya tidak seperti yang Shila lihat.

"Gue sengaja pulang bareng supaya dia bisa bawa mobilnya pergi dari rumah gue," ujar Raphael menjelaskan.

Sementara Lauren hanya berdiri kaku di samping motor Raphael. Dia dan Raphael baru saja tiba dan kelang beberapa detik Shila juga tiba di rumah Raphael.

"Lo udah ngubungin orang bengkel, kan?" tanya Raphael pada Lauren.

"Udah kok bentar lagi mereka sampe," jawab Lauren.

Raphael mengangguk. "Kalau gitu lo tunggu orang bengkel di sini. Gue mau ngobrol sama Shila di dalam."

"Pho," lontar Shila saat melewati tubuh Lauren.

"Pho?"

"Tunggu," Lauren menarik tas sekolah Shila ke belakang.

"Jangan tarik-tarik!" ujar Shila cukup kesal.

"Kenapa lo ngomong kayak gitu?"

"Kenapa? Gak seneng lo?"

Raphael menarik tubuh Shila menjauh. "Shil, udah."

"Lo berdua pacaran?" tanya Lauren dengan matanya yang sudah memerah, hendak menangis.

"Gue sama Shila--"

"Bukan urusan lo!" potong Shila.

"Lo gak berhak tau apa-apa. Yang perlu lo tau cukup jangan anggap kalau gue diam aja itu artinya lo bisa bebas dekatin Raphael."

●●●●●

"Lo gak perlu sekasar itu sama Lauren, Shil."

Shila menautkan kedua alisnya, sedikit tidak percaya dengan perkataan Raphael yang sangat membenci Lauren.

"Kenapa? Mulai tertarik lo sama dia?" tuduh Shila.

"Nggak, Shil. Lo bisa gak berhenti berasumsi kayak gitu," tampik Raphael.

"Wajar kan kalau gue takut? Flora masih koma dan lo sebagai laki-laki normal pasti juga butuh seseorang yang bisa ada di samping lo. Gak peduli itu untuk pelampiasan semata atau enggak," skatmat. Lauren berkata dengan nada yang tidak main-main.

"Gue cuma pergi bareng doang, Shil. Pikiran lo yang terlalu jauh," hardik Raphael.

"Pikiran gue? Gue gak bakal berpikir sejauh itu kalau lo tau batasannya. Kenapa lo diam aja? Kenap lo gak bilang sama Lauren kalau sebenarnya lo udah punya pacar?" tanya Shila dengan emosi yang sudah meluap.

"Lo takut kehilangan orang yang begitu suka sama lo, kan? Takut lo dijauhin?"

"Shila!" bentak Raphael. "Gue udah sering bilang sama lo kalau gue bukan cowo kayak gitu!"

"Terus kenapa lo gak bilang yang sebenanrya sama dia? Kenapa Rap?"

"Shil.." panggil Raphael dengan suara yang tidak mengerti. "Gue cuma gak mau terlalu publik tentang hubungan gue sama Flora."

"Ada dua alasan kenapa orang memilih untuk menutupi hubungannya. Pertama, ada hati yang lagi dia jaga. Kedua, dia malu mengakui pacarnya sendiri," ujar Shila pelan tapi begitu menusuk harga diri Raphael.

DARK CLOUD (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang