Kamu tidak akan pernah tau apa yang akan terjadi di masa depan, itu sebabnya kamu hanya perlu percaya bahwa kebahagiaan pasti akan datang menyelimuti dirimu.
-Flora Charlotte.
●●●●●●
Satu tahun telah berlalu, dan itu artinya Flora dan Anggara sudah lulus sekolah. Mereka masih tetap seperti dulu, hanya menjadi seorang teman meskipun kadang kala Anggara selalu menunjukan rasa sukanya terhadap Flora namun gadis itu enggan menanggapinya, masih terjebak dalam masa lalu.
Anggara menyodorkan sebucket bunga tulip pada Flora yang tampak cantik berdiri di sampingnya. "Congratulations, Flo."
"Yaampun, Ngga. Makasih banyak. Gue kira lo gak datang." Dengan senyuman yang sangat cantik Flora mengambil bucket bunga tersebut dari tangan Anggara.
Anggara tertawa kecil. Cowo yang tengah memakai jas berwarna hitam putih itu kini mengulurkan tangannya untuk mengacak rambut Flora.
"Gak mungkin gue gak datang ke sini, Flo. Ini hari perpisahan lo, gue pasti ada."
Flora mengangguk dengan seulas senyum tipis. "Maaf ya, kemarin pas acara perpisahan di sekolah lo, gue gak sempat datang ke sana."
"Kenapa harus minta maaf? Lagian gue juga gak berharap lo akan datang. Yang gue harapain lo akan senang saat lihat gue ada di sini sekarang," ujar Anggara memeluk tubuh kecil Flora.
"Selama setahun terakhir ini lo adalah salah satu alasan gue buat tetap bertahan hidup, Ngga." Flora melerai pelukan keduanya. Ia mendongak agar bisa menatap mata teman laki-lakinya. "Makasih, Ngga. Gue benar-benar senang bisa kenal sama lo."
"Gue yang harusnya bilang makasih, karena lo udah mau menyambut gue dengan tangan terbuka meskipun sampai saat ini gak ada kejelasan apa-apa tentang hubungan kita," ujar Anggara mengelus lembut punggung Flora.
Andai Flora tau, jelas ada kesedihan di dalam kalimat tersebut. Anggara sudah membiarkan Flora masuk ke dalam hatinya, sementara Flora masih membiarkan Anggara berdiri di depan pintu hatinya.
"Gue gak tau apa perasaan yang lo punya ke gue adalah perasaan yang nyata atau justru hanya perasaan semu. Ngga, gue yakin banget kalau lo belum benar-benar lupa," ujar Flora mampu membuat darah Anggara berdesir hebat.
"Bukti dari moveon itu bukan dengan menemukan pengganti tapi dengan lo bisa tersenyum bahagia saat lihat dia sama yang lain, lo gak bisa menjadikan orang lain sebagai pelampiasan. Gue cuma gak mau lo dan gue akan semakin terluka karena rasa yang masih terlihat tidak jelas di antara kita. Lo paham, kan?"
"Gue paham," balas Anggara.
Ia, Anggara mengerti kemana arah pembicaraan Flora.
Flora benar, gadis itu sangat benar. Anggara belum bisa mengerti dengan jelas akan perasaan yang ia punya untuk Flora. Ntah itu perasaan yang benar-benar ada atau hanya datang sementara karena mereka sering bersama. Tapi yang jelas tidak mudah melupakan seseorang yang pernah menjadi prioritas dalam hidup, Lauren. Gadis itu masih menjadi tokoh utama dalam hidup Anggara.
"Oh iya, gue mau ngasih tau lo sesuatu. Sebenarnya udah dari kemarin gue mau bilang tapi gak tau kenapa baru bisa gue sampein sekarang," ujar Flora membuat Anggara kembali ke dunia nyata.
"Bilang apa?"
"Gue mau kuliah di luar negeri."
"Dimana?"
"Jepang."
●●●●●●
Rara Samantha Harisson, bocah cantik yang baru saja berusia satu tahun.
KAMU SEDANG MEMBACA
DARK CLOUD (END)
Teen FictionRaphael, seseorang yang begitu sangat sulit ditebak. Banyak orang yang mengira bahwa Raphael tidak punya pacar termasuk Lauren, sosok gadis yang sangat suka pada Raphael. Tapi siapa sangka bahwa sebenarnya Raphael memiliki kekasih. Flora, pacarnya y...