31

2.9K 151 5
                                    

Tidak peduli apa yang sedang terjadi denganmu, aku akan tetap
mencintai kamu dan itu selalu.
-Raphael Harisson.

●●●●●

Raphael menepati perkataannya. Cowo itu membawa Flora ke tempat-tempat yang biasa mereka kunjungi. Seperti tempat makan di pinggir jalan, taman, mall, danau, dan pantai.

Raphael sangat berharap kalau salah satu tempat itu akan mengembalikan ingatan Flora. Tapi rasanya tidak semudah itu, Flora masih belum bisa ingat apa-apa. Mereka berdua juga sudah konsultasi ke Dokter Ibrahim mengenai kondisi Flora.

"Emang dulu aku sering main di pantai?" tanya Flora memandang hemparan luas air laut yang ada di depan matanya.

"Iya, tiap hari minggu pasti kita ke sini cuma buat lihat sunset," jawab Raphael.

Pantai adalah tempat terakhir yang mereka kunjungi dalam satu hari ini. Raphael tidak main-main jika menyangkut Flora. Dia akan melakukan segala hal demi gadisnya.

Flora terus memusatkan pandangannya ke depan. Menatap ombak yang mulai berdatangan. Melihat banyak sekali anak-anak yang sedang bermain di pasir. Ntah itu membuat istana pasir atau mencari kerang dan siput.

"Raphael!"

"Lihat, lihat! Aku ketemu bintang laut."

"Wah, sunsetnya bagus!"

"Ayo lomba ngumpulin kerang siapa yang paling banyak dia yang menang."

Suara tawa yang membahana antara Flora dan Raphael masuk ke dalam ingatannya. Bagaimana Raphael berlari kecil saat ombak mulai datang menghampiri. Dan bagaimaba antusias Flora ketika menemukan sesuatu di dalam pasir.

Semua itu seperti film yang diputar kembali. Begitu nyata, begitu indah dan begitu tidak terlupakan.

"Aww," ringis Flora memegang kepalanya yang terasa berdenyut perih.

"Flo, kamu kenapa?" Panik Raphael.

"Gak usah dipaksa. Aku 'kan udah bilang jangan dipaksa, Flo."

"Aku-- aku ingat sesuatu. Ada dua orang yang saling melempar tawa penuh kebahagiaan. Tapi aku gak bisa lihat dengan jelas siapa orang itu. Pengheliatan aku samar tta-tapi aku denger kalau ada seseorang yang manggil nama kamu," ujar Flora menceritakan kenangan masa lalu yang masuk ke dalam memorinya.

Raphael menarik sudut bibirnya, tersenyum tipis.

"Gak pa-pa kalau kamu belum bisa ingat dengan jelas. Nanti kita cari cara lain yaa," ujar Raphael membawa kedua tangan Flora ke pahanya, menggenggam.

"Sekarang kita pulang, kamu juga butuh istirahat," ajak Raphael.

"Tapi aku masih mau di sini."

"Heii, kamu gak mau dengerin aku?"

"Kita pulang dulu. Kapan-kapan kita ke sini lagi. Ini udah mau malam Flo. Kamu juga harus minum obat. Jangan maksain diri kamu. Semua ada batasnya," nasehat Raphael.

"Raphael," cicit Flora.

"Hmm," sahut Raphael memandang mata indah Flora.

"Kalau sampe aku amnesia selamanya, gimana?"

●●●●●

"Dari jam berapa mereka pergi mbok?" tanya Shila.

"Saat den Raphael pulang sekolah dia langsung ajak Flora pergi. Katanya mau jala-jalan," ujar sih mbok menjelaskan.

DARK CLOUD (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang