46

2K 94 15
                                    

Tidak pernah terlintas oleh ku untuk menyakitimu, bahkan tidak ada sedikitpun niat ku untuk membuatmu menangis. Maaf, aku minta maaf.

-Raphael Harisson.

●●●●●

Flora tidak bisa tidur dari semalam. Tidak tahu apa penyebabnya Flora hanya merasa perasaannya tidak enak dan dari tadi malam dia terus memikirkan Raphael.

Flora mengecek ponselnya namun tidak ada satupun notifikasi dari Raphael.

Raphael semalam meminta izin untuk hadir di acara yang diadakan temannya dan Flora pun mengizinkan laki-laki itu untuk pergi.

Tanpa Flora sadari, mengizinkan Raphael datang ke sana adalah hal yang sangat salah.

"Flora," panggil sih mbok mengetuk pintu kamar.

"Masuk mbok," jawab Flora.

"Ini, mbok udah buatin Flora bubur ayam. Makan dulu mumpung masih panas."

Flora tersenyum tulus dan menerima mangkok yang tengah disodorkan sih mbok.

"Mbok balik ke dapur ya. Mau masak buat makan siang."

"Iya, mbok jangan lupa sarapan dulu," ujar Flora.

Setelah pintu kamar tertutup Flora menatap gamang handphonenya.

"Tumben banget kamu kayak gini Rap," gumam Flora.

●●●●●

Lauren mengernyit, kepalanya terasa pusing dan badannya serasa remuk.

Lauren belum sadar ada di mana dan tengah berada sama siapa. Namun ketika kepalanya menoleh ke kiri saat itu juga Lauren melotot terkejut.

"RAPHAEL! LO NGAPAIN GUE!"

Mata terang Raphael langsung terbuka ketika mendengar teriakan yang memekikan telinga itu.

Raphael juga tidak kalah terkejut dengan Lauren.

"LO APAIN GUE, RAP! KENAPA GUE BISA TIDUR SAMA LO?"

Raphael menatap pakaian mereka yang sudah terletak tidak berdaya di lantai.

Jantung Raphael berdetak lebih cepat dari biasanya.

"Bgst! Apa yang udah gue lakuin," racau Raphael.

Lauren menangis, perempuan itu menarik selimutnya lebih tinggi agar menutupi badannya yang tidak tertutup apapun.

"Gue gak tau, Lau. Gue cuma mau nolong lo tadi malam. Lo kelihatan mabuk dan gue--"

Raphael terdiam, dia kembali mengingat kesalahan fatal yang dia lakukan kepada Lauren.

Kejadian tadi malam berputar di dalam kepalanya. Saat dia mencoba menolong Lauren, minum alkohol, hingga perbuatan terlarangnya pada Lauren.

"Gue mabuk, gue gak sadar," lanjut Raphael.

Lauren masih terisak. Dia memang mencintai Raphael tapi tidak dengan cara seperti ini.

"Lo yang luan godain gue, Lau!" hardik Raphael.

"Anjing! Seharusnya gue gak perlu nolongin lo."

"Gue-- gue mabuk berat," rintih Lauren.

Raphael memukul-mukul kepalanya dengan kuat. Rasanya dia ingin memutar waktu agar tidak perlu datang ke acara itu.

Sementara Lauren masih terus terisak, bahkan gadis itu sudah segugukan.

DARK CLOUD (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang