Jika kamu ikhlas dalam menghadapi segala hal maka hadiah yang akan diberikan Tuhan sama kamu tidak akan pernah membuatmu kecewa.
Tuhan selalu punya banyak cara untuk membuat kamu merasa sangat bahagia. Dan ini, adalah salah satu cara Tuhan menunjukannya.
-Flora Charlotte.
●●●●●●
Suana rumah bergaya klasik eropa kini tampak begitu hangat. Rumah yang sudah ditempati hampir satu tahun lamanya, rumah yang menjadi saksi bisu tentang banyaknya kebahagiaan yang tercipta di dalamnya.
"Kamu gak mau makan siang dulu? Dari tadi pagi kamu gak ada sarapan," ujar Flora pada Raphael yang tengah menggendong jagoan kecil mereka.
Ryomajin Harisson, anak laki-laki yang baru terlahir ke dunia dua bulan yang lalu.
"Bentar, sayang. Aku masih mau main sama Ryo," jawab Raphael mencium pipi anak keduanya.
Flora hanya bisa tersenyum melihat itu, ia sangat tahu bahwa Raphael sangat menyayangi putra mereka.
"Rara kok belum datang, ya? Aku kangen sama dia."
Pertepatan dengan ucapan Flora barusan, pintu rumah berwarna putih terbuka menampilkan Lauren yang tengah mengandeng tangan kecil Rara.
"Mama..."
Anak pertama Raphael itu langsung berlari menghampiri Flora, memeluknya. "Rara kangen banget sama Mama Flo."
"Mama juga kangen sama Rara," ujar Flora mencium puncak kepala Rara.
"Hai, Rap. Flo." sapa Lauren pada kedua orang yang baru saja menjadi orangtua baru.
"Hai anak ganteng, kamu masih kecil aja udah ganteng yaa," ujar Lauren mengelus lembut pipi Ryoma.
"Kamu udah makan?" tanya Raphael pada Lauren.
Lauren menggeleng. "Belum, tadi rencananya aku mau ajak Rara makan di luar tapi dia gak mau. Katanya mau makan di rumah kalian aja, dia kangen banget sama Mama Flora."
Flora yang mendengar penunturan Lauren tersenyum kecil. Ia mencubit pelan pipi Rara.
"Kamu mau makan sama Mama Flo?"
"Iya, mau makan sama adik Ryo juga Ma."
"Adik Ryo belum boleh makan sayang," ujar Raphael mencium gemas kedua pipi Rara.
"Kalau gitu kamu ikut makan sama kita aja, Lau."
"Aku gak bisa, soalnya aku mau langsung ke kantor," ujar Lauren tidak enak hati menolak ajakan Flora.
Tapi Lauren tidak berbohong, semenjak memutuskan mengakhiri pernikahannya dengan Raphael ia memilih untuk bekerja di perusahaan milik orangtuanya. Lauren tidak lagi dibiayain hidup oleh Raphael, mantan suaminya itu hanya membiayai Rara sampai ia tumbuh menjadi gadis dewasa dan mandiri. Itu sebabnya Lauren meneruskan bisnis orangtuanya.
"Akhir-akhir ini aku sibuk banget, Flo. Banyak meeting," ucap Lauren jujur.
"Padahal aku pengen banget kita makan bareng," ujar Flora.
"Mungkin next time," ucap Lauren.
"Ngomong-ngomong gimana hubungan kamu sama Anggara? Udah sampai mana progres kalian," ujar Flora berbisik di telinga Lauren.
Raphael yang tidak mau ikut campur memilih membawa kedua anaknya ke lantai atas, ingin bermain dengan mereka di sana.
Lauren terkekeh, ia memukul pelan bahu Flora.
"Gak gimana-gimana. Kami hanya teman baik," jawab Lauren begitu lugas.
Flora mengangguk percaya namun tak urung membuat perempuan itu menyungingkan senyum tipis. "Tapi kalau lebih dari teman juga gak pa-pa, Lau."
"Aku belum mau mikirin hal itu dulu, Flo. Soalnya aku lagi fokus sama Rara. Aku gak mau nanti dia tambah bingung kenapa dia memiliki dua Ayah, kalau pun aku akan menikah sama Anggara mungkin butuh waktu yang lama," ujar Lauren menjelaskan.
Biar bagaimanapun Rara masih sangat kecil, meskipun ia menerima Flora sebagai ibu keduanya tapi tetap saja akan ada pertanyaan di hati kecilnya kenapa ia harus memiliki dua Ibu. Dan Lauren tidak mau menambah pertanyaan baru di hati Rara jika dia menikah dengan Anggara.
"Lau..." panggil Flora. "Makasih ya, makasih udah ngasih aku kebahagiaan ini."
"Seharusnya aku yang bilang makasih sama kamu, Flo. Makasih karena kamu gak benci sama aku. Makasih karena dulu kamu udah dukung Raphael buat bertanggung jawab sama Rara. Aku gak bisa bayangin gimana jadinya kalau dulu aku berjuang sendirian." Lauren memeluk Flora, pelukan yang cukup erat.
"Aku bahagia lihat kalian bahagia. Dan aku gak akan menyesal karena memilih jalan ini untuk hidup aku karena aku merasa jauh lebih bahagia ketika melihat kalian bahagia," ujar Lauren dengan sangat jujur.
Flora melerai pelukan keduanya. "Aku harap suatu hari nanti kamu juga akan mendapatkan kebahagiaan yang selama ini kamu impikan, Lau."
Lauren mengangguk, meskipun di dalam hati kecilnya ia masih mencintai Raphael tapi Lauren akan berusaha menghilangkan rasa cinta itu dan menganggap Raphael hanyalah sebagai patner dalam mengurus Rara.
"Kalau gitu aku pamit pulang dulu ya," ujar Lauren. "Nanti bilangkan sama Rara kalau Bundanya yang cantik ini akan jemput dia besok sore."
"Iya," jawab Flora. "Nanti aku sampein. Kayaknya dia lagi main di kamar atas."
Lauren melengangkan kakinya meninggalkan rumah Raphael dan Flora. Ia tidak pernah khawatir jika Rara berada di sini karena Lauren tahu bahwa Flora juga menyayangi Rara seperti anaknya sendiri.
●●●●●●●
Kini Raphael dan Flora tengah berdiri di balkon. Mereka baru saja selesai makan malam, dan sekarang kedua orangtua tersebut sedang memperhatikan Rara yang sangat senang berbicara pada Ryoma meskipun bayi laki-laki itu tidak memberikan respon apa-apa.
"Aku bersyukur bisa kembali sama kamu dan menulis kisah di lembaran baru," ujar Raphael merangkul Flora.
"Kamu tau, Flo? Kebahagiaan seperti ini adalah tujuan utama aku semenjak mencintai kamu." Raphael mendaratkan ciuman singkat di kening Flora.
"Aku juga senang, Rap. Aku bahagia bisa hidup sama kamu, aku benar-benar gak nyangka kalau pada akhirnya kita akan kembali bersama," ujar Flora menggenggam erat tangan Raphael.
"Maafin aku untuk kesalahan yang aku lakukan di masa lalu ya, Flo. Maaf udah nyakitin hati kamu, aku---"
"Hustt, kamu gak perlu bahas itu lagi. Semuanya udah selesai, Rap. Justru aku bahagia karena aku bukan hanya punya anak laki-laki tapi aku juga punya anak perempuan yang sangat cantik," ujar Flora mendaratkan kepalanya di bahu Raphael.
Raphael sangat bersyukur bisa menjalankan kisah bersama Flora. Ia tahu bahwa semua yang terjadi tentu mempunyai maksud dan tujuan.
Raphael menyayangi, Rara. Ia juga sangat menyayangi Ryoma. Raphael akan melakukan segala cara untuk membahagiakan kedua anaknya.
"Kamu adalah dunia aku, Flo. Dan selamanya akan selalu menjadi dunia aku."
●●●●●●●
SELESAI<3
Huuu, legaaaaaaa.
Sekali lagi aku mau ucapin banyak terima kasih sama kalian yang benar-benar mau membaca DARK CLOUD sampai di part ini♡.
Kita ketemu di cerita aku yang lain yaaa!
Papay><
Salam sayang dari aku ({})

KAMU SEDANG MEMBACA
DARK CLOUD (END)
Fiksi RemajaRaphael, seseorang yang begitu sangat sulit ditebak. Banyak orang yang mengira bahwa Raphael tidak punya pacar termasuk Lauren, sosok gadis yang sangat suka pada Raphael. Tapi siapa sangka bahwa sebenarnya Raphael memiliki kekasih. Flora, pacarnya y...