38

2.2K 136 6
                                    

Aku tidak tau kapan rasa ini mulai hadir, tapi ketika pertama kali aku melihat kamu dapat aku simpulkan bahwa aku menyukaimu pada pandangan pertama.

-Lauren Samantha.

●●●●●

Melda dan Novan menatap tidak percaya  dengan penjelasan Evan. Bahkan Melda sempat melirik Shila, menatap gadis yang sempat disangka Lauren sebagai kekasih Raphael.

Novan tertawa sarkas. "Ternyata bukan cuma Raphael yang punya rahasia," katanya.

"Lo berdua itu tujuannya apa coba nyembunyikan ini dari gue?"

"Jangan salah paham. Raphael juga baru tau tadi," ujar Evan.

"Yang penting Evan udah jujur. Gak perlu dipermasalahin. Lagian hak setiap orang untuk merahasiakan atau mempublish hubungannya," ujar Melda menenangi.

"Jangan marah, Nov. Evan gak salah apa-apa. Di sini murni kesalahan gue. Karena gue yang minta untuk backstreat selama setahun dan gue juga punya alasan kenapa gue lakuin itu," tutur Shila.

"Gue gak marah Shil. Cuma gue gak nyangka aja ternyata banyak banget hal yang gue gak tau tentang teman-teman gue sendiri," balas Novan.

Evan menghela napas.

"Semua orang punya rahasia Nov bahkan gue yakin lo juga punya rahasia sendiri," cetus Evan.

Novan terdiam panjang. Benar, Raphael dan Evan tidak tahu bahwa dia sudah dua kali diselingkuhi oleh Melda. Kalau teman-temannya tahu hal itu pasti mereka tidak akan pernah suka lagi sama Melda. Mereka akan mengganggap Melda sebagai perempuan murahan.

●●●●●

Dari tempatnya berdiri sekarang Anggara sangat yakin bahwa dia tidak salah melihat.

Lauren, gadis itu ada di cafenya. Duduk termenung tanpa memesan apapun. Jiwanya seperti tidak ada di tempat.

"Kalau cuma mau duduk lebih baik jangan di sini. Kasihan pelanggan lain yang gak kedapatan kursi," tegur Lina.

Lauren menatap datar barista perempuan yang barusan mengoloknya.

"Gue pesen kopi, pesen lima," ujar Lauren sinis.

Lina mengangguk dengan senyum samar. Sudah terlanjur kesal pada Lauren, pengunjung yang dari tadi duduk tanpa membeli apapun.

"Kenapa?" bisik Anggara.

Lina menggeleng. "Udah 10 menit duduk di situ tapi baru ini mesen. Itu juga karena aku tegur."

"Yaudah aku buatin pesanannya dulu," pamit Lina.

Anggara mengernyit tumben sekali kakak kelasnya menampilkan wajah seperti itu biasa juga yang ditampilkan wajah jutek.

Dengan kepercayaan diri seperti biasanya Anggara melangkah mendekati Lauren.

"Datang ke cafe itu buat makan atau paling nggak minum kopi. Bukan merenungin nasib kayak gini," cetus Anggara duduk dihadapan  Lauren.

"Gue bingung," kata Lauren tiba-tiba.

"Kenapa gue masih suka sama dia padahal gue tau kalau dia udah punya pacar."

Anggara mengernyit, ingin mencela namun Lauren kembali membuka suara.

"Gue juga tau kalau dia cinta mati sama pacarnya. Tapi bodohnya gue gak pernah bisa  lupain dia."

"Ke--"

"Gue udah berusaha semampu gue buat hilangin perasaan gue sama dia tapi tetap aja gue gak mampu," potong Lauren.

DARK CLOUD (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang