Menyukaimu adalah keputusanku.
Jadi biarkan aku menyukaimu tanpa disukain balik olehmu.-Anggara.
●●●●●
Flora menatap bingung Raphael yang sedari tadi tidak mengeluarkan sepatah katapun.
Rahang Raphael mengeras. Netra legamnya sanggup membuat Flora merinding.
"Rap," panggil Flora pelan.
"Kok kamu dari tadi diam aja."
"Kamu lapar?"
"Atau kamu marah sama aku?"
Flora menghela napas pendek ketika ucapannya tidak mendapat respon apapun.
Sekali lagi, Flora mencoba.
"Raphael,"
"Kalau kamu diam aja kayak gini gimana aku bisa tau kamu kenapa."
Flora menangkup pipi Raphael. Memaksa cowo itu untuk menatapnya.
"Aku ada salah ya sama kamu?"
"Jangan diamin aku kayak gini," ucap Flora.
Raphael masih sama, diam. Ntah apa yang menjadi pemicu kediaman Raphael hari ini.
Flora memutar isi kepalanya. Mencoba mengingat segala perilakunya. Mungkin Flora tidak sengaja melakukan hal yang membuat Raphael tidak senang.
Ah, iya! Flora baru ingat.
Anggara.
Pasti laki-laki itu yang menjadi alasan kenapa Raphael seperti ini.
Flora mengelus lembut pipi Raphael. Menyentuh hidungnya dengan jari telunjuk.
"Kamu marah karena aku ke cafe tempat Anggara bekerja?"
"Gak usah sebut-sebut nama dia," ujar Raphael dengan datar.
Flora tersenyum kecil. Benar ternyata pemikirannya.
"Aku minta maaf ya. Janji, aku gak bakal ke sana lagi."
"Kamu gak mau maafin aku? Aku harus gimana biar bisa dapat maaf dari kamu?"
"Tunangan sama aku."
Flora melebarkan kedua matanya. Menyorot Raphael dengan tatapan tak kalah tajam.
"Kamu bercanda? Aku ini masih sekolah. Kamu juga belum lulus."
Raphael mengernyit.
"Emang kalau mau tunangan harus tamat sekolah dulu?"
Flora menggeleng kecil. Bukan seperti itu maksudnya tapi kan-- ah sudahlah. Mood Raphael lagi tidak bagus. Berdebat dengan Raphael tidak ada habisnya.
"Setelah aku lulus. Kita akan tunangan. Aku gak mau kamu deket sama laki-laki lain. Nanti juga kalau kamu udah kembali sekolah aku bakal mata-matain kamu."
Flora terhenyak di tempatnya. Flora tahu Raphael sedikit posesif tapi Flora tidak menyangka kalau sekarang keposesifannya itu berujung pada kecemburuan yang begitu besar.
"Kok kamu diam? Kamu gak mau tunangan sama aku?"
"Mau," jawab Flora pasrah.
"Aku lakuin ini biar gak ada lagi cowo-cowo yang deketin kamu. Aku gak suka apa yang udah jadi milik aku diambil sama orang lain."
●●●●●
"Terus lo mau apa Lau? Lo gak bisa berbuat apa-apa. Wajar kalau Raphael marah sama lo. Gue juga kalau jadi Raphael akan marah," ujar Melda.
KAMU SEDANG MEMBACA
DARK CLOUD (END)
Novela JuvenilRaphael, seseorang yang begitu sangat sulit ditebak. Banyak orang yang mengira bahwa Raphael tidak punya pacar termasuk Lauren, sosok gadis yang sangat suka pada Raphael. Tapi siapa sangka bahwa sebenarnya Raphael memiliki kekasih. Flora, pacarnya y...