07. kolor jilid 2 |#justiceforjevan

577 52 1
                                    


Papa sudah ada di dapur saat Jaevan turun, entah pulang jam berapa laki - laki itu, yang Jaevan tau adalah papanya itu belum sempat tidur karena terlihat jelas wajah lelah dan kantung mata di bawahnya, tapi Yohan sudah berkutat dengan alat masak di dapur untuk menyiapkan sarapan. Jaevan menghela nafas, papanya itu selalu lupa waktu istirahat, padahal dia sering bilang pada pasiennya dan juga anak-anaknya agar selalu beristirahat, tapi dirinya sendiri malah seperti ini. jaevan menekuk wajahnya, ia kesal  papanya itu selalu menanggung semua bebannya sendirian padahal ada empat anak yang mulai dewasa, 

"kamu udah bangun" tanya papa saat menyadari ada seseorang yang memerhatikannya,

"ni kenapa lagi nih? masih pagi mukanya udah dilipet lipet gitu?" tanyanya lagi saat melihat wajah Jaevan yang terlipat, papa bertanya sembari sibuk membolak balik daging ayam yang sedang digoreng,

"gara - gara papa"

"apalagi??" papa kaget

"ya gara - gara papa bilang kolor jaevan ilang jadi temen- temen ngeledekin jaevan"

"ya Allah gitu doang kamu ini jev," 

sebenarnya bukan itu alasan Jaevan marah, ia kesal karena papa nya itu tidak beristirahat.

"papa pulang jam berapa?" 

"tadi abis subuh"

"sumpah?" pekik jevan terkejut, 
"ai papa kenapa gak istirahat dulu" 

"udah jangan ribut nih bantuin papa dulu siapin piring terus panggilin adik - adik kamu" perintah papa

"azri udah pulang?" tanya papa,

"mobilnya udah ada di garasi belum?" Jaevan balik bertanya,

"ada"

"ya berarti udah pulang papa" Ucapnya sembari berjalan menuju tangga,

"oh iya bener juga"

"GAIS TURUN NI KALO GAK PADA TURUN AYAM GORENGNYA GUE ABISIN SEMUA" teriak Jaevan lantang, tidak perlu memakai toa sepertinya, kemudian terdengar derap langkah menuruni tangga, terdengar sangat tenang tidak ada kegaduhan seperti biasanya, hanya vandaan dari Elvan dan Nara

"ni kalo si Jaevan gak ikut turun tangga, damai ya, gak ada grasak grusuk" ucap Azri yang berjalan di belakang Elvan dan Nara

"gue salah nih? gue salah??" ucap Jaevan sarkas

"udah udah jangan ribut, pada makan semua ya" ucap papa menenangkan sebelum terjadi keributan

kelima orang itu makan dengan tenang di meja makan, 

"kamu pulang jam berapa azri?" tanya papa

"setengah satu pah"

"padahal teteh nungguin aa tau sampe jam setengah dua belas" 

"begadang dong semalem kamu?" tanya papa, Nara mengangguk

"kasian soalnya bisi aa kelaparan gitu, kan nanti teteh bisa masaki nn" 

"sebenernya mah mau ngawasin aja pap bisi si aa pulangnya kobam" ucap Elvan

"nah itu juga" ucap Nara

"ck, fitnah mulu, dibilangin udah tobat"

"karena lu omongannya gak bisa dipercaya a" ucap Jaevan

"di skrinsut apalagi" tambah Elvan

"wihh cees gini lo sama gue van" ucap Jaevan

"enggak tuh, gue kan emang ngomong fakta" ucap Elvan cuek,

"si monyet" 

"jevan bahasanya" ucap papa

Our greatest World: PapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang