39. putusan

609 53 1
                                    

Veronica terdiam mendengar jawaban putra ketiganya, air matanya kini sudah turun, ada rasa sakit dan penyesalan yang menjalar dihatinya.

"Baik, sekarang terakhir Saudari Adrinara Bintang Danuarta"

"iya yang mulia,"

"perempuan satu-satunya ya anda?paling cantik"

Nara terkekeh kecil,

"Adrinara sama mahasiswa juga?"

"enggak yang mulia, masih SMA"

"kelas 3 berarti ya?"

"iya yang mulia,"

"okey, sama kayak kakaknya ya pertanyaannya, mau tetap tinggal dengan bapak Yohan Danuarta atau ingin beralih pada ibu Veronica Arsyiella?"

Elvan memejamkan matanya, kenapa rasanya takut sekali,

"saya pilih tinggal dengan papa yang mulia," jawab Nara

Elvan bernafas lega. Semua mimpi buruknya hanya sekedar mimpi. Ia memejamkan matanya dan sebulir air matanya turun.

"dengan papa juga, kenapa?"

"saya sayang sekali sama papa, yang mulia. papa sudah merawat dan membesarkan saya sejak kecil, papa juga gak pernah bikin saya ngerasa kekurangan kasih sayang meskipun tinggal tanpa mama,"
"sama dengan kakak saya yang lain, saya pilih untuk tetap tinggal dengan papa yang mulia"

Air mata ketiga kakaknya jatuh begitu saja. Sedangkan Veronica, ia menangis terisak dalam pelukan Fauzan sekarang.

"tidak akan menyesal ya adrinara?"

"tidak yang mulia,"

"baik kalau gitu. Selesai ya, hak asuh anak kembali dimenangkan oleh bapak Yohan Danuarta, dan itu sesuai dengan pilihan dari anak-anaknya, seperti yang sudah didengar oleh kedua belah pihak dan para saksi yang hadir disini. Mereka menjawab tanpa paksaan dan tidak di bawah tekanan, dan mereka juga memilih sesuai dari hati mereka sendiri. Sudah ya, silahkan kalau masih tidak terima atau merasa tidak sesuai, diselesaikan di rumah saja, secara baik-baik, karena ini sudah keinginan dari keempat anak. Untuk putusan kita bacakan minggu depan, dan sidang hari ini kita akhiri sampai disini"


Tok!


Hakim mengetok palu menandakan sidang berakhir, pengacara mama hanya diam tidak bisa berbuat apa-apa.

"pak Yohan" Panggil Hakim,

"iya yang mulia," jawabnya dengan suara serak, papa menangis terisak dibelakang

"dijaga anaknya ya, mereka sudah pilih bapak lagi untuk menjaga mereka, mempercayakan hidup mereka pada bapak, tolong dijaga dengan baik ya"

"baik yang mulia, pasti saya jaga dengan sangat baik" ucap Yohan tangan Arman terulur mengusap punggung putra sulungnya, Hakim tersenyum sesaat kemudian ia bangkit meninggalkan kursinya.

Azri, Jaevan, Elvan dan Nara berpelukan sembari menangis sebelum menghampiri papa, mereka tidak mengatakan apapun hanya tersenyum sembari menangis dan memeluk satu sama lain. Selanjutnya mereka berjalan mendekati papa lalu memeluknya, papa menangis bahagia, sedangkan diseberang mama menangis tersedu.


Adil bukan?


Dulu papa yang menangis terisak kesakitan karena ditinggalkan mama, tapi sekarang mama yang menangis sakit karena tidak dipilih anak-anaknya.

"makasih ya, makasih sudah pilih papa lagi" ucap papa,

"papa kan nara udah bilang, kalau pun kehidupan berikutnya itu ada nara akan tetap pilih untuk dilahirkan jadi anak papa, meskipun kisahnya harus kayak gini lagi, gapapa, selama papanya nara itu papa yohan danuarta"

Our greatest World: PapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang