30. bertiga

569 42 0
                                    

Seminggu berlalu setelah masalah itu sekarang Azri sedang berada di Jakarta, ia benar-benar bekerja disana, bukan kabur atau menghilang lagi. Ia juga sering mengirimkan pesan pada papa dan adik - adiknya. Kini yang bergantian menyiapkan sarapan dengan papa adalah Jaevan. Seperti saat ini, Yohan bagian jadwal malam dan masih berada di ruang operasi sejak dini hari tadi. Di rumah hanya ada Jaevan, Elvan dan Nara.

"tolong diselesaikan dengan baik ya" ucap Yohan kepada dokter asistennya, ia sudah melakukan operasi inti dan kini tinggal menjahit bagian kulit luar yang tadi di bedah saja.

"kerja bagus semuanya" ucap Yohan,

"kerja bagus dokter, terima kasih dokter" ucap para suster dan para dokter asisten.

"duluan ya, nanti tolong diawasi selama satu jam di ruang intensif, kalau ada apa-apa langsung telepon saya"

"baik dok,"

"siap dok"

"pagi dokter" sapa seorang perawat yang berpapasan dengannya,

"oh udah pagi ya?" tanya Yohan,

"udah dok, matahari baru aja naik" jawab si perawat ramah,

"haha okeey, selamat pagi juga suster Ina"

Perawat bernama Inaya itu terkekeh kecil, dia sendiri adalah perawat senior dan sering bertugas bersama Yohan jadi mereka berdua sudah sangat akrab,

"silahkan sarapan dulu dok sebelum nanti mulai jadwal rawat jalan" ingatnya,

"oh iya hari jadwal rawat jalan, makasih sus, suster juga selamat makan ya, saya duluan" ucap Yohan ramah

"baik dokter, terima kasih"

Yohan memgangguk kemudian berjalan menuju ruangannya, ia membuka ponselnya kemudian menelpon Jaevan. Butuh waktu yang lama untuk panggilan itu dijawab oleh Jaevan,

"... "

"Jaevan"

"hmhh"

"kamu masih tidur?"

"hmhh"

"astagfirullah, udah jam enam lebih jevan bangun hei bikinin sarapan"

"hmmhh"

"jaevan nara sekolah hari ini"

"... "

Tidak ada sahutan suara, namun beberapa saat kemudian justru terdengar dengkuran halus. Yohan menghela nafas panjang, Jaevan sangat sulit dibangunkan. Tanpa berpikir panjang ia berlari menuju parkiran untuk mengambil Mobil dan pulang ke rumah dulu, takutnya Nara juga belum bangun, sembari berlari ia menelpon Nara dan berharap semoga anak itu sudah bangun.

"haloo papaa" sapanya dengan nada ceria, Yohan menghela nafas lega,

"udah bangun?"

"udaahh doong, udah siap juga mau sekolah"

"sarapan gimana? siapa yang masak?"

Our greatest World: PapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang