Nara berangkat sekolah diantar oleh Jaevan. moodnya masih belum membaik sejak semalam, selain merindukan papanya, ia juga kesal pada komentar - komentar genit untuk papanya dalam postingan akun yulje pagi tadi, sepanjang perjalanan ke sekolah ia melamun terus,
"ngelamun mulu kenape sih?" tanya Jaevan disela menyetirnya, tangannya terulur mencubit pipi nara
"apasih diem ah" ucap Nara ketus
"galak banget cuk, padahal dah pms kamu tuh"
"kesel sama papa ya?" tanya Jaevan lagi, nara hanya diam tidak menjawab apapun
"kesel meni banyak yang genit ke si papa"
"ya kan si papa ganteng, kayak gue"
"najis, muka lo kayak ubi"
"anying. Kan gua anak si papa, ya pasti cakep lah bapaknya aja cakep gitu" ucap Jaevan,
"kata gue enggak"
"ra, ke dokter mata yuk"
"ngapain?"
"periksain mata lu, katarak kayaknya, masa abangnya seganteng ini dibilang kayak ubi???"
"au ah" ucap Nara kesal
"udah sii gausha kesel. Lu gatau kan si papa malem tidurnya di sofa kamar lu, semaleman", Nara menoleh
"masa?"
"asli, kan gue kebangun trus liat si papa tidur di sofa kamar lu. jangan marah terus sama papa, papa gitu juga bukan maunya dia, iya emang aa juga suka marah kesel karena papa sibuk terus, jarang dirumah, jarang punya waktu buat kita, tapi ya mau gimana lagi? kerjaannya kan dokter, ngerawat pasien, jadi ya harus maklum. " tutur Jaevan, Nara terdiam, ia jadi sedikit merasa bersalah
"kamu gak salah kok, wajar kalo jadi egois pengen sama papa terus, kan kamu anaknya, cuma yaa gak bisa gitu, teh. harus banyak ngerti, kasian ke papanya, nanti beban pikirannya nambah"
Nara terdiam sejenak memikirkan ucapan Jaevan
"papa berangkat pagi banget tadi ya?" tanya Nara"iya, mau ada seminar katanya, gatau sih aa juga taunya dari a azri"
"aa nanti jemput lagi gak?"
"kenapa emang?"
"ya bisi mau apel, teteh naik gojek aja"
"gojek, gojek si nana elu mah" cibir Jaevan, Nara terkekeh
"ya gapapa, yang penting pulang, " ucap Nara sembari melepas sealtbeltnya, mereka sudah sampai di sekolah sekarang
"sekolah dulu yah"pamitnya, Jaevan menjulurkan tangannya untuk kemudian disalami Nara
"belajar yang bener biar pinter kayak si papah"
"iyee elu juga,"
"gausah gua mah, udah jadi professor ini" jawab Jaevan asal
"monyeettt" ucap Nara, ia menutup pintu mobil tepat saat Jaevan mulai misuh - misuh karena dikatai monyet. Nara menghela nafas panjang, pikirannya terasa ruwet, belum lagi suasana sekolah yang terlihat lebih ramai dari biasanya membuatnya semakin merasa malas.
"ni ada apa sih? kok kayak rame banget?" tanyanya dalam hati, ia berjalan melewati sebuah mobil putih yang terparkir di dekat ruang Tata Usaha, meliriknya sekilas, ia merasa familiar dengan mobil tersebut.
saat baru saja mendudukkan bokongnya di kursi, terdengar pengumuman mengalun dari sepaker,
"kepada seluruh siswa kelas dua belas SMAN 1 Neo diharapkan berkumpul di ruang aula lantai dua untuk mengikuti seminar kesehatan, kehadiran pada seminar ini akan dicatat karena seminar ini mejadi pengganti mata pelajaran di jam pertama dan kedua, sekian terima kasih."
KAMU SEDANG MEMBACA
Our greatest World: Papa
Fiksi Penggemar*Semua hal yang terjadi di dalam cerita ini adalah FIKSI.* "papa ikut udunan beli album ya EXO sama NCT comebacknya barengan" - Adrinara Bintang Danuarta "ayo masalah sini lu gua gak takut! Gua punya Allah sama papa, papa gua kan kayak thor" -Jaev...