69. special b'day boy!

527 45 1
                                    

Lebaran tahun ini terasa sangat berbeda, suasana rumah terasa sepi setelah kepergian nenek. Acara makan bersama yang biasanya diadakan di rumah nenek kini diadakan di rumah Yohan. Keempat anaknya membersihkan rumah dan menyambut hari raya seperti biasa tetapi tidak seantusias dulu. Yohan sendiri saat malam takbiran masih berada di ruang operasi sampai pukul 1 dini hari. Tak lupa mereka juga mengunjungi makam nenek untuk berziarah. Tidak ada yang terasa spesial dan di spesialkan pada hari raya tahun ini, terkecuali pada hari keduanya dimana hari itu bertepatan dengan hari ulang tahun Elvan.

Dua puluh tiga April, pukul lima lewat empat puluh pagi hari, Nara, Elvan, Jaevan dan Azri sudah berkumpul di ruang keluarga. Kakek, papa dan om ibum juga tante Evelyn sedang mengobrol di ruang makan sembari menunggu papa dan om ibum menyiapkan makanan. Di rumah ini perempuan memang sangat diratukan.

Nara menyodorkan tangannya pada Elvan yang sedang berdiri di depan tv, menggulung kabel chargernya sembari matanya menatap kartun Spongebob,
Elvan menatap heran tangan nara yang di julurkan ke arahnya,

"apaan?" tanya Elvan

"salaman dulu" ucap Nara

"salaman ngapain sihh??!"

"ya salam aja cepet!" ucap Nara, Elvan menjabat tangan Nara dengan hati - hati dan penuh keraguan,

"selamat ulang tahun aa," ucap Nara, Elvan membulatkan matanya, ia melupakan hari ulang tahunnya sendiri

"lohh emang hari ini tanggal berapa?" tanyanya sembari buru - buru membuka handphonenya,

"oh iya tanggal 23" ucapnya lagi sembari tersenyum sumringah,

"loh bukannya lo tanggal dua empat elv?" tanya Azri

"dua tiga anjir kurang ajar ya lo gak inget tanggal lahir adek sendiri" ucap Jaevan

"tau loh, gak ada akhlak banget" sahut Elvan

"maklum udah tua" sahut Nara, Jaevan bergerak mengambik kue brownies yang disajikan di meja kemudian menyodorkannya pada Elvan

"nih kue nya nih, ra ambil lilin di dapur ra" ucap Jaevan, saat Nara hendak pergi ke dapur papa datang sembari membawa sebuah kue tart yang sudah dilengkapi dengan lilin yang menyala, Papa berjalan ke arah putra ketiganya itu sembari tersenyum lebar, dibelakanganya diikuti Kakek, om ibum dan tante Evelyn.

"selamat ulang tahun anak papa," ucap Yohan, Elvan tersenyum tapi sesaat kemudian bibirnya menukik kebawah, ia menangis terharu.

Di tahun-tahun sebelumnya, saat ia ulang tahun papa selalu sibuk di ruang operasi, papa hanya mengucapkan selamat ulang tahun melalui pesan atau video call. Elvan ini jarang sekali merayakan ulang tahun, karena hari ultahnya itu selalu saja bertepatan dengan kesibukan orang-orang rumah. Tapi hari ini papanya ada, papanya sendiri yang membawakan kue ulang tahun untuknya.

Papa kemudian menyimpan kue itu di meja lalu merentangkan tangannya untuk memeluk Elvan. Sesuai dugaannya, putranya itu menangis disana.

"selamat ulang tahun ya, doa-doa papa selalu sama setiap waktunya, semoga anak papa ini sehat selalu, bahagia selalu, lancar semua urusannya, dan selalu dalam lindungan Allah swt. Semangat kuliahnya ya elv, kurangin balapnya, papa tuh bukan gak tau kamu  balap cuma papa nunggu kamu sadar sendiri aja,"

"kok papa gak ngelarang elvan balap?" tanya Elvan sembari mendongak,

"papa mau kamu berhenti balap karena kemauan kamu sendiri, bukan karena takut sama papa. Papa udah sering ingetin juga kan, kamu udah dewasa, pasti udah tau mana yang baik buat diri kamu. Papa sebagai orang tua cuma wajib mengingatkan aja, ngerawat kamu, sisanya, untuk keputusan arah hidup kamu ya itu harus kamu yang tentuin sendiri, elvan sudah dewasa kan?"

Our greatest World: PapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang