64. valentines day ❤️

515 65 1
                                    


Elvano pulang ke rumahnya saat jam menunjukkan pukul setengah satu pagi. Jaevan sudah tertidur sebenarnya namun kala mendengar notifkasi handphonenya ia terbangun. Ia melihat tanggal di handphonenya, sejenak terdiam kemudian tersenyum kecil, empat belas februari, hari dimana ia dilahirkan ke dunia ini dua puluh dua tahun yang lalu. Ada beberapa pesan dari papanya, ia membaca pesan yang isinya ucapan selamat ulang tahun dari papanya, air matanya perlahan turun kala membaca rentetan kalimat yang dikirim Yohan. Jaevan merasa sangat beruntung sebab memiliki papa yang sangat sempurna. Meskipun keluarganya tidak utuh, tapi ia masih bisa merasakan kasih sayang penuh dari papanya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jaevan menyeka air matanya saat pintu kamarnya dibuka pelan - pelan oleh seseorang yang tidak lain adalah Elvano

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jaevan menyeka air matanya saat pintu kamarnya dibuka pelan - pelan oleh seseorang yang tidak lain adalah Elvano. Adiknya itu berdiri diambang pintu sembari tersenyum lebar dengan pipi kirinya yang terlihat lebam serta sudut bibirnya berdarah sudut mata kanannya juga terluka. Elvano berdiri sembari membawa sebuah kotak berisi kue dengan lilin yang menyala.

"hehehehe" ucapnya, Jaevan hanya menatap datar adiknya itu, padahal jauh dalam lubuk hatinya ia sudah menahan tangis,

"happy birthday jeprot," kekehnya,

"kena bogem si leon?" tanya Jaevan,

Elvan mengangguk, "ya emang rese itu dia jep, udah ini tiup dulu lilinya keburu meleleh ntar kebakar kue lu"

Jaevan terkekeh, kemudian memejamkan matanya untuk berdoa,
"semoga tobat gak main cewek, semoga rezekinya lancar kayak jalan tol biar bisa nraktir gue, semoga cepet sembuh, semoga cepet waras semoga skripsinya cepet kelar, " ucap Elvan

"aamiin" sahut Jaevan kemudian meniup lilin, air matanya turun begitu saja,

"dihh mewek najis" ucap Elvan,

"ngaca lu monyet" ucap Jaevan sebab Elvan juga sama-sama menangis, keduanya lalu terkekeh,

"makasih, elv" ucap Jaevan

"selamat ulang tahun abang gue" ucap Elvan, tangan Jaevan terulur menepuk pelan kepala Elvan, mengusap surainya seperti yang biasa ia lakukan saat mereka kecil dulu,

"makasih ya jev udah lahir dan jadi abang gue,"

"seneng ya lu punya abang kayak gue?"

"iya, beruntung gue, bisa lahir di keluarga ini" Ucap Elvan kemudian memeluk kakaknya itu,

Our greatest World: PapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang