20. Papa

581 45 3
                                    

Yohan bersantai sejenak di ruangannya, hari ini pasiennya tidak terlalu banyak. Ia merebahkan diri di kursi pijat sembari memejamkan mata. Sebagai kepala keluarga tentu banyak sekali hal yang ia pikirkan, ponselnya bergetar menandakan ada pesan masuk, dilihatnya ternyata pesan itu dari putri bungsunya, ia tersenyum kemudian membalas pesan itu.

 Sebagai kepala keluarga tentu banyak sekali hal yang ia pikirkan, ponselnya bergetar menandakan ada pesan masuk, dilihatnya ternyata pesan itu dari putri bungsunya, ia tersenyum kemudian membalas pesan itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ia melirik jam tangannya yang menunjukkan pukul setengah dua siang, sepertinya akan pas jika ia pergi menjemput nara sekarang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ia melirik jam tangannya yang menunjukkan pukul setengah dua siang, sepertinya akan pas jika ia pergi menjemput nara sekarang. Yohan bersiap-siap, ia membereskan beberapa barangnya kemudian bergegas keluar dari ruangannya.

"loh mau kemana han?" Tanya Dion--temannya saat ia baru saja keluar dari pintu utama rumah sakit,

"mau pulang dok? Kan nanti jam setengah 4 harus kontrol pasien dulu" tanya Ilham, dokter residennya

"enggak kok, gue mau jemput nara aja, tadi katanya dia beli boneka, jadi mau dibagiin ke anak-anak disini"

"oohhh, wihh gue harus beli makanan nih nara mau kesini" ucap dara

Yohan terkekeh, "Iya beli sana, dia kan suka malak elu"

Dara tertawa lebar, teman-temannya itu memang sudah akrab dengan anak-anaknya.

"yaudah gue pergi dulu"

"okeyy hati-hati", Yohan mengangguk kemudian bergegas menuju parkiran.

Tepat saat bel berbunyi Yohan sampai di sekolah nara, beberapa siswa terlihat mulai keluar dari gerbang, ia menunggu Nara di dalam mobil. Tak lama nara mulai terlihat di antara kerumunan siswa bersama beberapa temannya, diikuti Elvan dibelakangnya.

"Papaaa!!" ucap Nara saat melihat mobil papanya, ia melambai ke arah Yohan sembari tersenyum lebar yang juga dibalas oleh Yohan.

"ah licik papa mah tau mau jemput elvan gausah bawa motor" gerutu Elvan sembari menghampiri papanya,

"yaudah mau bareng?"

"motor elv gimana?"

"gampang nanti suruh supir si aa kesini"
"tapi mau ke rs dulu, ikut?" Ucap papa lagi,

"aa gak mau nongkrong gitu?" tanya Nara yang sudah duduk manis di kursi penumpang,

"puasa gini mah libur dulu ra, udah ah elvan ikut papa"

Our greatest World: PapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang