02. Anak - anak pak Yohan

1K 81 2
                                    

Nara dan Elvan satu sekolah, sengaja agar mereka bisa saling menjaga. Dan sekarang, mereka baru saja sampai di parkiran. Nara ini cantik, pintar, ramah, sopan, bisa baca maps juga, hanya satu kekurangannya, ia selalu kesulitan memasang dan melepas pengaman helmnya, seperti saat ini, Elvan sudah menata rambutnya sambil berkaca pada spion, sedangkan Nara, helm bogo berwarna cream itu masih setia menempel di kepalanya, saat Elvan menatap adiknya itu ia tertawa kecil,

"masih belom bisa lepas helm sendiri?"

"susah ih, helmnya udah butut jadi pas ditarik susah ini cangklekannya" gerutu Nara dengan tangannya yang terus berkutit di bawah leher. Elvan lalu menjulurkan tangannya,

Klik!

pengaman helm itu dengan mudah terlepas, ia lalu melepaskan helm dari kepala Nara kemudian merapikan surai hitam adiknya itu,

"dah"
"belajar lain kali"

"heheh , iyaa makasih a"

"yuk ke kelas" ucap Elvano, keduanya kemudian berjalan beriringan menuju sekolah. Bagi siswa yang belum tahu, mereka pasti menganggap Elvan dan Nara adalah pasangan kekasih, karena setiap hari mereka selalu bersama, baik berangkat atau pun pulang sekolah. Pernah dulu saat Nara masih kelas 10, ia dilabrak oleh kakak kelas perempuan, teman angkatannya Elvan karena dituduh genit dan gatel pada Elvan.

Lucu sekali ekspresi Nara saat itu, ia tidak ada takuut - takutnya melawan kakak kelas yang cukup terkenal galak itu, ia malah berkata,

"apasi teteh gak jelas. marah - marah suruh jauhin a Elvan, orang dia kakak saya, tinggal serumah sama saya, bajunya aja kadang saya yang cuciin, setrikain, teteh ini prik apa bagaimana, masa suruh menjauhi kakak kandung saya sendiri?"

Iya, Nara si anak kelas 10 mengatakan hal seperti itu pada kakak kelasnya di lapangan, kebetulan ia dilabrak di lapang saat jam istirahat, maksudnya ingin mempermalukan Nara, eh malah dia sendiri yang terkena malu. Satu sekolahan heboh waktu itu, hingga kemudian dikenal lah Nara sebagai adik dari Elvano Arion Danuarta .

Nara sampai di kelasnya, 11 Mipa 3. Ia berjalan menuju bangku paling belakang, ia satu bangku dengan anak laki-laki yang kini jadi sahabat dekatnya, Namanya Naufal Jenandra Adhytama dipanggilnya Nana, ah ya, Nana juga satu circle dengan kakanya, Elvan, adapun satu lagi sahabat laki - lakinya yang juga satu circle dengan Elvan, namanya Jiano Arfin Sagara. Didepannya, duduk Ervina dan Alika, sahabat dekat dia juga, kemana - mana selalu bertiga, terkadang berempat dengan Nana.

"nara siah, tau gak?" ucap Vina saat Nara baru saja mendudukan bokongnya di kursi,

"apa apa?"

"gossip pagii" cibir Nana, anak itu baru saja datang,

"berisik lo gak diajak" ucap Vina pada Nana, Nana hanya mencebikan bibirnya kemudian berlalu menuju meja Alkena,

"tau teh Raras gak? Kelas 12 Ipa 5"

"tau, kenapa emang?"

"naksir a Elvan siah"

"ah sumpah? Lu kata siapa?"

"tadi pagi gue denger, dia lagi ngobrol sama temennya, trus katanya suka sama a Elvan tapi a Elvannya cuek"

"hahaha abang gua, gak aneh sih"

"tapi A Elvan punya pacar belum sih?" tanya Lika,

"gatau, gak pernah cerita, setau gue sih di amah kayak buaya, sama kayak a jev" jawab Nara,

Pergibahan mengenai Elvan pun berhenti karena anggota OSIS menyusuli mereka untuk segera turun ke lapangan guna melaksanakan upacara.

Sementara itu di kelas 12 Ipa 3, Elvan sedang berkumpul dengan keempat temannya, Yaitu Rendy, Gavin dan Hendri, seperti biasa, mereka sedang bermain game,

Our greatest World: PapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang