36. aa siaga (2)

639 37 0
                                    


Pagi ini bukannya berangkat sekolah Nara malah meringkuk di karpet tengah rumah karena merasakan sakit di perutnya. Di rumah itu hanya ada empat orang, papa bertugas jaga malam dan belum pulang, Azri yang masih mengenakan setelan tidurnya turun untuk menyiapkan sarapan namun melihat adiknya meringkuk di karpet ia menghampirinya terlebih dahulu,

"nyai kenapa malah ngeringkuk disini? Ngelindur apa gimana?"

"sakit aa ih" keluh Nara,

"apanya yang sakit?"

"peruuttt" rengek Nara,

"kamu sih pake makan baso aci level 10 segala ya iya sakit perutnya" ucap Azri kemudian berjongkok di samping Nara, tangannya terulur untuk mengusap punggung adiknya,

"aa teteh gak sekolah aja ya hari ini,"

"iya nanti aa bikin surat terus mampir dulu ke sekolah kamu,"
"tidurnya di kamar gih jangan disini"

"mau nonton spongebob,"

"lohh lohh kok malah goleran disini naraa, bentar lagi sekolah" ucap Elvano,

"sakit perut gak akan sekolah katanya," Ucap Azri, Elvan mengangguk mengerti,

"si jaevan belum bangun?"

"belum da dia mah bangke" ucap Elvan lalu tiduran di sofa,

Azri menghela nafas, ia kemudian berjalan menuju dapur, baru saja Elvan akan memejamkan matanya, perintah Azri membuat matanya kembali terbuka,

"bawain air anget buat teteh" ucap Azri,

Tanpa menjawab Elvano bangkit menuju dapur kemudian kembali dengan segelas air hangat lalu memberikannya pada Nara.

"minum dulu"

Nara bangun kemudian meminumnya setelah itu kembali meringkuk,

"lu masih dapet ya?" tanya Elvan, ia merasa kasihan pada adiknya,

"iyaa, gara-gara kemarin lomba jadi makin sakit, terus mam baso aci itu loh"

"yaiya levelnya aja level 10"

"tapi lo makan yang level 15 gak kenapa-kenapa ini " protesnya,

"perut gue mah beda, udah di desain khusus"

"ngek,", keduanya hening, terfokus pada televisi yang menampilkan kartun spongebob di depan mereka. Tak lama Jaevan turun dengan matanya yang setengah terbuka lalu duduk di anak tangga, Azri melihat anak itu sesaat kemudian kembali fokus pada masakannya,

"cuci muka dulu jevan" ucap Azri,

"hmhh" Jaevan hanya bergumam tidak jelas,

"cuci muka" ucap Azri lagi,

"hmhh" lagi - lagi Jaevan bergumam tidak jelas,

"SIBEUNGEUT JEVAN!" Pekik Elvan, Jaevan terperanjat kaget, matanya terbuka sempurna,

"si teteh gak sekolah?" tanyanya sembari bangkit kemudian menggeliat,

"sakit," jawab Elvan

"ke dokter atuh" ucap Jaevan

"nanti juga dokternya yang kesini" sahut Elvan, tak lama terdengar suara mobil memasuki garasi, yang kemudian disusul dengan dibukanya pintu oleh papa, wajahnya terlihat begitu lelah dan mengantuk, pasti belum tidur sama sekali.

"loh ini kenapa pada goleran gini? teteh gak sekolah," ucapnya saat melihat ketiga anaknya sedang berbaring di sofa dan karpet,
"jaevan gak ngampus?" tanya papa lagi,

"dah jadi professor jevan mah makanya gak kuliah" sahut Elvan yang kemudian digeplak Jaevan

"dah libur paps kan udah selesai uas kemarin"

Our greatest World: PapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang