05. Kemalingan

789 59 1
                                    


Setelah kejadian kemarin, Nara masih jadi perbincangan para siswa di sekolah, bahkan beberapa gurunya juga, tapi ada yang berbeda sekarang, beberapa gangster dari kelas ips justru menundukkan kepala hormat saat tidak sengaja bertemu Nara, aneh memang, tapi nara tetap nara yang cueknya kelewatan.

"ini dia jagoan kita" ucap Diki saat Nara baru saja menginjakkan kakinya di kelas

"gila nara lo keren kemaren anjir" ucap Natasya,

"apasi keren apa" Ucap Nara sembari terkekeh berjalan ke tempat duduknya,

"dimarahin om yohan gak?" tanya Nana, anak itu sudah datang lebih dulu,

"engga dong, kan gua gak salah"

"alhamdulillah dong" ucap Arfin
"tadinya gua mau minta live report ke a elvan"

"live report apa?"

"ya pas elu dimarahin om yohan"

"sama, gue juga mau minta tadinya" timpal Nana,

"belegug siah! Seneng ya liat gua dimarahin papa" Ucap Nara sewot sedangkan Arfin terkekeh dan mengeluarkan eye smilenya,

"tapi emang lo gak salah sih ra" Ucap Vina

"tapi aing kaget demi liatnya kemarin ra, lo kayak gampang banget banting si cakra" Ucap Surya

"iyasi gue juga sadarnya pas di BK, mana punggungnya lebam lagi"

"asli?" tanya Fina, Natasya dan Ervina serempak,

"sumpah, kata bu susi"

"edaann, madep" ucap Gian,

"ya pasti lah, bantingan sabuk item mah beda" Ucap Arfin,

"ra, makasih ya" ucap Arya,

"weh santai ya, gausah bilang makasih lagian emang si cakra tuh kudu dikasih pelajaran biar gak songong gitu"

"bener ra, bener, emang kudu rada dihajar si cakra" ucap Diki

"emang emang, tapi lu diem aja tuh kemarin gue liat"

"kan ada elu hehe, ntar kalo lu keteter baru gua maju" jawab Diki sembari terkekeh

"goblok" ucap Nana sembari terkekeh

"siamah, bukannya melindungi cewek malah berlindung di cewek" cibir Vina

"eh tapi serius si cakra sering bully lo ya?" tanya Nara pada Arya

"lumayan sih, tapi dia kalo nyuruh suka diluar kelas, cuma kemarin gak guae turutin soalnya kita juga lagi banyak tugas"

"jadi kemarin-kemarin lo turutin aja gitu maunya dia?" tanya Vina, Arya mengangguk

"kasian banget temen gue, kenapa gak bilang gue sih??" Pekik Nara greget

"ya gimana ya hehe" Arya menjawab canggung,

"seenggaknya bilang kita ya, jadi kita bisa bantu lo" ucap Nana

"iya, kita kan temen lo" ucap Arfin,

"nanti mah kalo gitu lagi bilang ya. Ntar kita bantu lawan" Ucap Fani

"Seenaknya aja nyuruh sama bully anak kelas kita" Ucap Surya

"Pak KM beraksi nichh" Ucap Nara dan Nana kompak,

"iyalah kudu bertanggung jawab"

"iyain iyain" Ucap Fani, obrolan mereka terhenti kala guru biologi masuk kelas mereka.

Dikelas lain, Elvano hanya melamun mendengarkan guru sejarahnya itu berbicara. Matanya terasa begiru berat karena mengantuk, dari semua mata pelajaran yang ada, Mapel Sejarah lah yang paling ia benci.  Beberapa kali Elvano menghela nafas panjang, ia merasa bosan sekaligus lelah, melirik kanan kirinya, teman-temannya pun sama saja, ada yang tertidur, diam-diam bermain sosmed, memakan camilan, dan teman sebangkunya, Hendri, anak satu itu juga sibuk menumpuk pulpen dan pensil.

Our greatest World: PapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang