Jaevan pulang menenteng beberapa kresek berisi belanjaan, semua hanya berisi bahan masakan ia kemudian menyimpannya di meja makan, ada Azri disana
"gue gak beli cemilan, lupa. lo aja yang beli atau suruh elvan sama nara, gue ke atas" ucap Jaevan datar, tatapan anak itu sangat kosong,
"lo kenapa jev?" tanya Azri
"gapapa, cuma capek aja" jawabnya singkat kemudian berlalu, Azri mengejar adiknya itu lalu menghalaunya saat ia hendak membuka pintu kamar,
"gue tau lo lagi kenapa - kenapa, cerita ada apa?" tanya Azri
"gara - gara kolor? gue minta maaf beneran jev" ucapnya lagi
"bukan. gak masalah itu mah"
"terus?"
"papa kemana?" tanya Jaevan, ia tidak melihat tanda - tanda papa di rumahnya
"pasien yang papa operasi semalem, tiba-tiba kritis jadi dia ke rs"
"tapi udah tidur?" tanya Jaevan
"udah. udah makan juga"
"syukur kalo gitu" ucapnya kemudian menundukkan kepala,
"sekarang lo jawab pertanyaan gue, lo kenapa?"
jaevan mengangkat kepalanya, tampak ada genangan di kedua kelopak matanya itu
"gue ngeliat mama" ucapnya sembari tersenyum, tangan Azri bergetar, ia merasa sesak seketika,
"dimana?" tanyanya berusaha tenang
"tadi waktu keluar supermarket, tapi mama nggak liat gue, soalnya dia dalem mobil. tapi gue jelas ngeliat dia, dia cantik banget a, mama makin cantik, keliatan bahagia juga" ucap Jaevan sedikit bergetar,
"lo salah liat mungkin"
"enggak. itu beneran mama, mana mungkin gue gagal ngenalin ibu gue sendiri"
azri menghembuskan nafas panjang, ia mengusap rambut tebal milik Jaevan,
"lo kangen mama?" tanyanya
jaevan menunduk, ia tidak menjawab apapun,
"kalo kangen, lo boleh ketemu kok, papa kan gak pernah larang kita untuk ketemu mama, kan?"
"gue bingung"
"bingung kenapa?" tanya Azri,
"mama itu baik atau jahat sih?"
"jaev, inget yang selalu papa bilang, ya? apapun yang terjadi itu semua udah takdirnya, dan mau kayak gimana pun itu, jangan bikin mama keliatan jahat ya? mama tetep mama kita, papa selalu bilang untuk maafin dia, kan?"
jaevan mengangguk, air matanya sudah menetes sekarang,
"gue sayang mama, tapi lebih sayang papa" ucapnya, Azri tersenyum, ia lalu memeluk adik keduanya itu. azri juga merasakan sakit, tapi ia harus jadi lebih kuat kan? punggung dan pundaknya harus lebih kokoh untuk menopang ketiga adiknya, dan mungkin juga papa jika suatu hari nanti beliau butuh sandaran.
"tapi A, gue takut"
Alis Azri bertaut "takut kenapa?"
"teteh, takut oma nyoba ambil teteh lagi kayak dulu" ucapnya. Azri terdiam.
Ia bingung harus bagaimana.
Siang hari, Jaevan melakukan aktivitas kesukaannya, yaitu rebahan. ia merebahkan diri di karpet, kaki panjangnya disandarkan ke sofa, di meja terdapat beberapa camilan yang tadi ia beli di warung teh ida. terdengar suara mobil masuk ke halaman rumah, paling itu papa, pikirnya dan memang benar itu papa. begitu masuk rumah, papa langsung merebahkan diri di sofa, ia memijat pelipisnya sembari memejamkan mata.
![](https://img.wattpad.com/cover/303685266-288-k732979.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Our greatest World: Papa
Fanfic*Semua hal yang terjadi di dalam cerita ini adalah FIKSI.* "papa ikut udunan beli album ya EXO sama NCT comebacknya barengan" - Adrinara Bintang Danuarta "ayo masalah sini lu gua gak takut! Gua punya Allah sama papa, papa gua kan kayak thor" -Jaev...