01. Danuarta dan paginya

1.8K 119 5
                                    


Mau ngasih tau, cerita ini tuh setengah-setengah kayak Au gitu yaa jadi nanti isinya enggak narasi semua, tapi ada gambar - gambar juga, jadiiii si gambarnya jangan di skip - skip yaa, biar ngerti sama alur ceritanya, oke oke? 😃😃👍🏻

Happy Reading dan jangan lupa vote atau komen. Terima kasih ❤️

-------------------

Setelah sholat shubuh, Yohan langsung turun ke dapur untuk menyiapkan sarapan bagi keempat anaknya, sebelum itu ia juga sempat mengontrol ruang setrikaan, mengecek seragam Elvan dan Nara takutnya kedua anak itu lupa menyetrika. Ia juga memeriksa rak sepatu diluar, tentu saja agar anak - anaknya tidak berebut dan ricuh saat mengambil sepatu nanti. Rutinitas itu sudah ia lakukan selama dua belas tahun. Kalau dulu, dari mulai masak sampai mencuci pakaian itu menjadi tugasnya, sekarang tidak lagi, setelah Azri dan Jaevan mulai dewasa, ia mulai membagi pekerjaan rumah dengan kedua anaknya itu, dan sekarang Elvan dan Nara juga sudah remaja, bebannya pada pekerjaan rumah sudah berkurang.

Yohan menggulung kemeja putih yang ia pakai kemudian memakai celemek berwarna cokelat, selain terampil di meja operasi, tangannya juga cukup terampil dalam membuat makanan, untuk sarapan kali ini ia membuat nasi goreng komplit dengan sayuran, telur dan daging ayam.

Azri turun dari lantai dua, anak sulungnya itu sudah rapi mengenakan setelan kantornya, mengenakan kemeja putih dengan dasi hitam yang menjuntai. Jas hitam yang ia tenteng tadi kemudian disimpan di sandaran kursi,

"azri bantuin pah"

"kamu tolong siapin piring, sendok sama gelas ya" ucap Yohan yang langsung dituruti Azri,

"come on kids wake up! Let's have a breakfast" teriaknya dari ujung tangga,

beberapa saat kemudian terdengar grasak grusuk dari lantai atas, Jaevan turun dengan ransel yang ia sampirkan dibahu, Nara dan Elvan yang sudah rapi mengenakan seragam mereka, hanya satu hal, kedua anak SMA itu tidak memakai dasi.

"ini dasinya kemana?" tanya Yohan saat kedua anak itu berjalan menghampirinya, keduanya kompak mengeluarkan dasi yang disimpan di saku sembari menyengir lebar,

"ini" ucap mereka kompak,

"dipake dong, ini kan hari senin"

"nanti pah, engap kalo dipake sekarang" Jawab Nara,

"suka ngalangin makan pah, nanti dipake kok" ini Elvan yang berbicara

"pakai sekarang nanti lupa"

"nant-"

"pakai sekarang atau uang jajan papa potong?"

"iya dipake" Ucap keduanya kompak kemudian memakai dasi.

"bandel sih, ngikutin siapa gak pake dasi" Ucap Azri

"bang jaevan" Jawab mereka kompak,

Jaevan yang sedang minum pun tersedak mendengar namanya disebut,
"kok gua??"

"ya kan dulu lo juga gini, dasinya disimpen di saku" Jawab Elvano,

"yang jeleknya jangan diikutin dong jaenudin" Ucap Jaevan

"kayak gue dong, dasi dipake mulu" Ucap Azri

"kayak gue, orang gue juga ngikutin elo dulu, gak pake dasi, baju dikeluarin" Ucap Jaevan sembari menyendokkan nasi ke mulutnya, sementara Azri hanya tersenyum penuh arti,

"tuh, udah turun temurun ini mah pah kebiasaannya, udah jadi gen" Jawab Nara asal

"ngawur semua ini orang. Udah sekarang sarapan dulu nanti telat" Lerai Yohan, keheningan menyelimuti kelimanya sesaat, hanya dentingan peralatan makan yang terdengar.

Our greatest World: PapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang