10. sayang papa

715 52 1
                                    


Nara tak henti-hentinya menangis selama di perjalan menuju rumah sakit. Papa dibawa ke rumah sakit menggunakan ambulans yang sengaja di telpon oleh bu RT. Nara terus terisak sembari memegangi tangan papanya, bu Rt yang ada disampingnya terus mengusap lembut punggung nara berusaha menenangkan. Begitu sampai di rumah sakit papa langsung dibawa ke IGD, kebetulan dokter yang menanganinya adalah dokter intern di bawah awasan papa. Tak lama, seorang dokter berlarian di koridor menuju ruang IGD, itu Bima.

"nara" Panggilnya,

"Om ibuummm" Jeritnya kemudian menghambur memeluk Ibum,
"om ibum tolongin papa, tolongin..hiks hiks hiks"

"suutt naranya tenang dulu ya sayang, om cek keadaan papa dulu ya? Naranya jangan nangis" ucapnya lembut

"tapi om tolong selamatin papa" Suara Nara sangat bergetar dan terdengar parau,

"iyaa sayang pasti, percaya sama om gaakan terjadi apa-apa sama papa nara, ya? Percaya ya?" ucap ibum,

Nara masih terus terisak, ibum lalu berdiri kemudian masuk ke ruang IGD untuk mengecek kondisi kakaknya itu. Nara duduk dikursi tunggu, isakannya masih belum mereda sampai kemudian seseorang memeluknya dari samping,

"tenang ya, papa bakalan baik-baik aja" Bisik Jaevan, iya itu Jaevan, ia lari-lari dari parkiran menuju ruang IGD. Tadi saat baru saja sampai rumah, Jaevan diberi tahu oleh pak RT kalau papa dibawa ke rumah sakit karena pingsan. Ia sangat Panik, kemudian langsung melajukan mobilnya menuju rumah sakit.

Nara memeluk erat Jaevan, tentu saja isakannya semakin keras, ia mengelus lembut rambut adiknya itu menenangkan padahal hatinya sendiri juga sangat kalut.

"aa papa gimana" ucap Nara dengan suara parau,

"tenang sayang papa baik-baik aja, tenang ya"

Tak lama, Azri datang, jas yang ia pakai terlihat lusuh, rambutnya juga berantakan, dasinya melonggar, terlihat sekali wajahnya itu sangat panik.

"gimana papa?" tanyanya,

"lagi diperiksa om ibum" jawab Jaevan,

Azri menghela nafas panjang, ia lalu berlutut dihadapan Nara, tangannya terulur mengusap surai nara yang sebagian sudah basah terkena air matanya,

"tenang ya sayang, tenang" ucap Azri pelan.


***




Elvan menatap pesan grup dengan pikirannya yang sibuk dengan pertanyaan, 'siapa yang sakit?', 'ngapain ke rumah sakit kan papa di rumah' , pandangannya beralih pada pintu kamar papa yang terbuka, sesaat kemudian wajahnya berubah panik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Elvan menatap pesan grup dengan pikirannya yang sibuk dengan pertanyaan, 'siapa yang sakit?', 'ngapain ke rumah sakit kan papa di rumah' , pandangannya beralih pada pintu kamar papa yang terbuka, sesaat kemudian wajahnya berubah panik.

sama seperti kakaknya yang lain, Elvan berlarian di koridor rumah sakit menuju sebuah ruangan di lantai 4, kata Azri papa sudah dipindahkan ke ruang rawat.

"PAPAAA" jeritnya begitu membuka pintu ruang rawat kemudian menghambur memeluk papa,

"huuu papa nakutin elvan ih, elvan panik ai papa baru aja pulang udah dapet chat di grup suruh ke rumah sakit, mana papa gak ada di rumah, nara juga si jevan juga papa ih elvan takut huuhuhuh" cerocosnya sembari menangis,

Our greatest World: PapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang