71. Gift

397 47 0
                                    


Selesai makan sesuai janji Azri mengajak keempat adiknya dan papa berkeliling untuk membeli apapun yang mereka mau, sebelumnya mereka juga berjalan disekitar alun - alun dan kawasan asia afrika. Kawasan ini cukup ramai sebab malam ini adalah malam weekend,

"kita jalan - jalan sekeluarga gini kek keluarga cemara ye" ucap Jaevan

"iya bener, tuh kayak keluarga di depan, ada bapaknya, emaknya, dan antek - anteknya" sahut Elvan

"itu sekeluarga besar namanya bodoh, antek - antek lo kata geng lo"

"wehhh geng gue juga udah seperti keluarga tau bukan sekedar geng biasa"

"lo berdua ngobrolnya sampingan deh ah gue pindah" ucap Nara yang sedari tadi berjalan di antara Jaevan dan Elvan

"enggak enggak udah lo disini diem" ucap Jaevan

Azri dan papa hanya menyimak obrolan kedua tom and jerry nya mereka itu. Mata Elvan tertuju pada sebuah rombongan study tour yang terdiri dari anak - anak dan pendampingnya. Sepertinya mereka berasal dari salah satu sekolah dasar. Ada satu hal yang menarik pandangan Elvan, yaitu salah seorang bocah laki - laki yang dituntun papanya, hanya anak itu yang didampingi oleh papanya sebab anak-anak lain tampak bersama dengan ibu mereka bahkan ada juga yang didampingi kedua orang tuanya lengkap. anak itu tampak berceloteh sembari menunjuk segala yang ia lihat didepannya dan papanya itu dengan sabar menjawab setiap pertanyaan yang dilontarkan anaknya tak lupa tas anak dengan motif robot yang papanya sampirkan di bahunya.

Tanpa sadar bibir Elvan mengulas senyum tipis, ia terus memandangi kedua orang yang terlihat bahagia itu sampai seseorang menepuk bahunya, itu Azri.

"ngeliatin apa?"

"mirip gue sama papa waktu study tour ke ancol dulu" jawabnya sembari tersenyum lalu menunjuk papa dan anak tadi. Azri ikut tersenyum, memang Elvan dan Nara belum pernah merasakan study tour didampingi oleh seorang mama, setiap study tour mereka pasti akan ditemani papa, atau terkadang nenek jika papa harus mengoperasi pasien.

"gue juga dulu gitu kali ya? Ada yang ngeliatin hahah"

"udah ah, lo mau beli apa? Nara udah minta album, si Jaevan vinyl, lo mau apa?"

"apa ya? Yang gue mau udah disini sih,"

"siapa?"

"kita"
"kita kan jarang kayak gini. Papa sibuk, elo sibuk, gue, jaevan, nara, punya kegiatan masing - masing. Kumpul jalan - jalan kayak gini bisa keitung jari"

Azri terdiam, ia tidak menyangka adik ketiganya ini punya pemikiran seperti itu.

"yaudah nanti kalo ada yang dimau bilang ya,"

"iya gampang," ucapnya,

"ra balon nyala ra" ucapnya kemudian menghampiri Nara

"ihh mau itu papaa"

"kayak bocah ah" ucap papa,

"iihh papa mahh" rengek Nara

"malu sama jaehyun"

"yeu orang si jaehyun di korea gak bakal ngeliat"

Elvan terkekeh, ia lalu memberhentikkan tukang balon tersebut kemudian membeli satu.

"nih," ucapnya lalu memberikannya pada nara

"yeaaayyy makasiih a elvaan"

"mauu dong dibeliin balon sama a elvan" ucap Jaevan

"gue tabok lo mau?!"

"jahat lo"

Mereka melanjutkan jalan - jalan mereka sambil sesekali berhenti untuk mengambil foto.

Our greatest World: PapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang