Situasi di garis depan semakin tak menentu, pasukan Soviet terus membombardir Vyborg dari darat. Mereka enggan menyerang melalui laut karena angkatan laut menolak membantu sehingga Laksamana Semenov ditembak mati dan otomatis seluruh angkatan laut berada di tangan Letnan Kolonel Marinka yang merupakan bawahan Perdana Menteri Pramashenko.
Letkol Marinka Pavlova Semenova merupakan seorang komandan pasukan marinir wanita yang berusia cukup muda yaitu 29 tahun, dia menjadi komandan sementara angkatan laut Rusia yang memilih berada di bawah kepemimpinanya. Bukan tanpa alasan dia dipilih, setidaknya ia sudah menjalani sekitar 116 misi dengan tingkat keberhasilan rendah tapi Marinka selalu mampu melalui semuanya dengan lancar sehingga membuat dirinya disegani seperti Mayor Lidya yang menjalani ratusan misi hampir mustahil berhasil namun dia dapat melakukannya dengan baik.
Seusai bertransaksi dengan Koko, Pramashenko memilih untuk menyingkir sejenak dari panggung politik. Dia memilih berdiam di dalam kapal Pyotr Velikiy, pilihan itu diambil karena situasi di garis depan semakin tak jelas.
"Sudah lama aku tak berdiam di kapal ini ... rasanya sudah bertahun-tahun." Pramashenko terus melihat radar milik Pyotr Velikiy.
"Apa anda tak merindukan istri anda yang berada di Rusia ?" Pyotr Velikiy khawatir dengan nasib Elena.
"Dia wanita pintar ... dia dapat menjaga dirinya sendiri." Pramashenko tak terlalu banyak berkomentar.
"Anda selalu berkata seperti itu ... apa anda ingin saya antar pulang ?" Pyotr Velikiy memberi tawaran pada Pramashenko.
"Tidak perlu ... itu merepotkan." Pramashenko memilih terus memandangi radar.
"izinkan saya menemani anda, komandan." Pyotr Velikiy menyimpan nampan berisi beberapa makanan ringan serta minuman untuk Pramashenko kemudian meminta izin Pramashenko untuk duduk di sebelahnya karena bagaimanapun itu adalah kapalnya.
"Silahkan saja ... aku senang kau tak keberatan menerima kehadiranku di kapalmu." Pramashenko mengizinkan Pyotr Velikiy duduk di sebelahnya.
Pyotr Velikiy bersandar di bahu komandannya secara tak sadar, dia seperti merindukan perlakuan komandannya jauh sebelum menjadi perdana menteri dan jauh sebelum Uni Soviet bangkit kembali. Di masa normal Pyotr Velikiy dapat menerima kehangatan dari komandannya walau tak terlalu manja ketika memintanya.
"Rasanya baru kemarin kau hadir ... sekarang sudah besar saja." Pramashenko melirik Pyotr Velikiy.
"Waktu berlalu sangat cepat, komandan." Pyotr Velikiy tersenyum pada Pramashenko.
"Suatu saat nanti ... kita akan kembali ke markas kita." Pramashenko sedikit tak bersemangat.
"Aku percaya itu." Pyotr Velikiy perlahan tertidur.
Pyotr Velikiy tertidur di pangkuan Pramashenko, kecantikannya tak pudar meski sedang tidur sekalipun. Komandannya sendiri ikut tertidur karena kelelahan, sementara itu Lidya berjaga di dekat Pramashenko untuk menangkal setiap ancaman yang bisa saja datang.
"Entah kapan terakhir aku dekat dengan komandan ... akhirnya aku dapat dekat dengan beliau lagi." Lidya mengelap pedangnya sembari bergumam.
Lidya tak melepaskan pandangannya meski sedang mengelap pedang kesayangannya yang selalu dibawa di balik jubah hitam panjang miliknya, pedang itu sangat berarti karena dia mendapatkannya dari Kii yang merupakan ahli pedang di antara gadis kapal Sakura Empire. Kii memberikannya ketika dia tertangkap oleh Lidya semasa perang Rusia - Jepang, kemanapun Lidya pergi pedang itu selalu menemaninya bahkan sampai dimandikan dengan air bunga.
Beberapa prajurit independen Finlandia hendak menjahili Pyotr Velikiy namun Lidya dengan cepat mengatasi semua itu.
"Hehehe kalian kira aku tak melihatnya ?" Lidya sedikit mengancam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reincarnated As Commander Of The Northern Parliament
FanfictionMenceritakan seorang pemuda yang terbunuh dalam sebuah kecelakaan dan diberikan kesempatan kedua untuk memimpin armada gadis kapal dari Northern Parliament.