[01] Transmigration

31.4K 3K 281
                                    

Elora Raneysha, mahasiswi semester akhir yang tengah sibuk-sibuknya menyusun skripsi. Bolak-balik ke perpustakaan setiap harinya untuk mencari referensi, merelakan waktu untuk beristirahat dan bersantai yang berharga. Dia anak tunggal dari ayah dan ibu yang bercerai, kini tinggal bersama nenek nya yang sudah tua. Kehidupan tidak ada yang spesial, dia juga tidak memiliki banyak teman. Bukan berarti dirinya antisosial, hanya saja kehidupan pertemanan yang pernah dia jalani tidak semulus itu dan hanya membuat nya muak.

Elora hanya di temani oleh novel-novel yang ia pinjam dari perpustakaan ataupun novel yang dia beli stelah menabung dengan susah payah. Bahkan ponsel nya sudah minta di ganti, tapi gadis malang itu tidak punya duit.

Hidup nya memang menyedihkan, oke? Tapi dia tidak seperti gadis-gadis novel yang akan tersiksa oleh semua itu, dan merasa menjadi manusia paling menyedihkan. Elora justru menikmati hidupnya.

Setelah perjuangan penuh selama berbulan-bulan, Elora akhirnya sampai pada bab akhir skripsi nya. Rasanya luar biasa lega, dia akhirnya bisa bersantai sedikit untuk menjernihkan pikiran.

"Elora! Kalau di panggil itu jawab! Kamu congean ya?!" Suara bentakan dari wanita paruh baya menggema di kamarnya.

Elora menggerutu, dia menyingkirkan novel yang tengah dibacanya itu. "Nenek kenapa sih? Aku denger loh nenek jerit, orang suaranya kek ledakan nuklir gitu."

"Cucu ga ada akhlak!" Sang nenek masuk ke kamar Elora dengan membawa spatula bekas menggoreng, "cepat kerjakan skripsi kamu! Jangan baca novel lusuh itu terus!"

Wajah Elora cengo, sebelum akhirnya protes, "apaan novel lusuh! Nek, ini harganya mahal tahu! Ini setara uang jajan aku dua bulan penuh!"

Sang nenek menatap cucunya tajam, "darimana kamu dapat duit buat beli benda ga guna itu?!"

"Dari hasil jual diri!"

Pletaaakkk!!!

"Aduuhh!" Elora memegangi kepalanya yang berdenyut akibat terkena lemparan spatula.

"Jual diri ndasmu! Mana buktinya jual diri? Kok duit nya ga di kasih nenek?!"

Elora menahan tangis, kenapa nenek nya rada rada sih? Cucunya jual diri malah di mintain uang, bukannya di marahi atau di nasihati! Elora tersakiti bung!

"Nenek!" Elora berteriak kesal, "kenapa aku di lempar spatula?!"

"Biar otak kamu agak bener. Nenek kasihan, kok bisa kamu lahir otak nya rada miring gitu sih."

"Padahal nenek sama aja." Cibirnya.

"Apa kamu bilang?! Dasar cucu ga ada akhlak!"

"Ampun suhu! Maafkan hamba yang hina ini." Elora bersujud di lantai. "Ada apa suhu memanggil yang hina ini? Apakah ada suatu keperluan?"

"Ga usah drama! Bantuin nenek goreng tahu! Cepat cepat!" Setelah itu sang nenek keluar dari kamar Elora.

Elora mencibir, "kok bisa ada nenek nenek udzur yang masih bisa teriak-teriak? Apa gak semakin mendekatkan diri ke Tuhan?"

Elora tersentak, "eh, tapi kalo nenek mendekatkan diri ke Tuhan, entar aku tinggal sama siapa? Makan apa? Ga deh, ga jadi. Sebaiknya nenek menjauh aja dari Tuhan!"

Gadis itu terdiam. "Loh, kok aneh ya? Barusan ucapan aku kok kek nya sesat ya? Gak salah sih... Tapi ga bener juga! Ah bodo." Elora berdiri, menyusul nenek nya yang merupakan jelmaan reog itu di dapur.

"Nenek ku yang bohay dan montok, mana tahu nya?"

"Yo ndak tahu, kok tanya saya."

Elora memanyunkan bibirnya, menatap gemas neneknya, "serius ini aelah Nek! El mau cepet selesain ini biar balik lagi ke kamar! Cerita novel nya lagi seru serunya!"

Transmigration Freak!!! [END] ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang