Satu setengah jam Ercy berlarian untuk mencari jejak dari orang-orang yang menculik Lumine. Dia tidak bisa duduk diam dan tenang menunggu kabar terbaru dari Victor. Lumine temannya, orang yang paling peduli padanya. Mana bisa dia santai dan tidak khawatir dengan kondisinya!
Sebuah pesan masuk. Ercy membuka pesan itu dan dapat melihat jika yang mengirimnya adalah Nico. Nico mengatakan padanya bahwa mereka sudah di kabari oleh Theo perihal penculikan Lumine dan kini Xaviero sangat amat murka.
Nico berkata dirinya, Eric dan Viole tengah kesulitan menenangkan amukan Xaviero. Nico juga berpesan agar dirinya tidak bertindak gegabah.
Ercy hanya membalas seadanya dan memilih menghubungi Victor.
"Bagaimana?"
"Ah kebetulan kak, aku sudah menemukan lokasi mereka."
Ercy tanpa sadar menghembuskan nafas lega, Victor memang dapat di andalkan selalu. "Jadi dimana itu?"
"Di gedung ****, mereka ada lima, kak, aku sarankan kau membawa seseorang bersamamu karena aku tahu kau sendirian. Aku akan segera menyusul kesana, tolong jangan gegabah."
"Mana bisa aku melibatkan mu lebih jauh. Aku akan menghubungi seseorang, kau tidak perlu kesini."
"Tapi kak--"
"Terima kasih atas bantuannya." Ercy mematikan sambungan telpon secara sepihak. Kemudian dia menggulir kontaknya dan menemukan satu nomor yang dia cari. Orang itu bisa membantunya, setidaknya kali ini.
"Halo?"
"Cakra. Menurut informasi Victor, kau adalah ahli bela diri. Aku butuh bantuan mu."
"Wah, sebanyak apa informasi ku yang sudah dia gali ya?"
"Kau pensiun karena tidak sengaja membuat seseorang cacat kan? Lawan mu di final."
"Aku benar-benar perlu bicara dengan bocah itu agar tidak terlalu menyelami kehidupan orang tanpa izin. Dia tidak mengerti privasi ya?"
"Ini bukan saat nya untuk itu." Ercy berusaha mengatur nafasnya. Dia harus segera menyelamatkan Lumine, dan isi pikirannya hanyalah keadaan Lumine saat ini. "Kumohon bantu aku."
Hening di seberang sana. Sekaan Cakra tidak percaya dengan apa yang Ercy katakan.
"Cakra!"
"Kau... Bantuan apa yang kau perlukan?"
"Tolong bantu aku menyelamatkan sahabatku. Dia di culik, dan itu karena kesalahpahaman. Seharusnya yang di culik itu aku, tapi justru dia yang menjadi target. Aku tidak bisa berhenti merasa bersalah." Ercy dengan cepat menghapus air mata yang mengalir dari kedua matanya.
"Astaga..."
"Kumohon, Cakra. Dulu, kau tidak menolong ku bukan? Apakah sekarang kau juga mengabaikan ku?"
Cakra tersedak di sebrang sana. Setelah terdiam beberapa saat, dia akhirnya buka suara. "Baiklah, kirim lokasi mu saat ini, aku akan kesana secepat nya. Kau sudah tahu dimana dia di sekap?"
"Sudah, Victor yang menemukan lokasi mereka."
"Oke, tenanglah dan tunggu aku," ujarnya tegas, "Aku tidak akan kabur lagi."
Tuuttt....
Sambungan terputus. Ercy menunggu beberapa menit dalam keadaan frustasi dan pikiran yang melayang kemana-mana. Bagaimana jika Lumine terluka? Bagaimana jika terjadi sesuatu? Mampukah Ercy menanggung semua itu?
"Aleen." Ercy menoleh dan menemukan sosok Cakra yang mengendarai sepeda motor ke arahnya. "Sekarang kemana kita?"
"Aku akan tunjukkan jalannya." Ercy melompat ke motor Cakra, "kita harus cepat, Cakra. Aku tidak tahu apa yang akan mereka lakukan pada Lumine saat ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigration Freak!!! [END] ✓
Fiksi RemajaElora Raneysha hanyalah seorang mahasiswi semester akhir yang hampir menyelesaikan skripsinya. Namun dia harus mati mengenaskan karena keselek tahu goreng yang diam-diam dia comot. Dan ketika dia membuka mata, dia mendapati dirinya masuk ke tubuh se...