[45] Matcha

4.3K 712 30
                                    

Ercy membeku di tempat. Tangannya di cengkram oleh lelaki itu, yang tersenyum begitu melihat Ercy yang tidak bergerak. "Kenapa kaget? Harusnya akulah yang bertanya-tanya mengapa bisa ada perbedaan seperti itu. Apakah teori tukar tubuh itu benar?"

Aku pilih mamah muda, biar janda tidak masalah~~

Keduanya di kejutkan oleh nada dering dari ponsel lelaki itu. Lelaki itu yang tadinya terlihat sombong dan angkuh kini panik dan gelagapan sambil merogoh ponselnya di kantong celananya.

"Uh halo?" Lelaki itu sedikit menjauh, meninggalkan Ercy yang menatap tanah dengan pikiran berkecamuk.

Tukar tubuh? Mata pembunuh? Bagaimana lelaki itu bisa tahu jika dia bertukar tubuh? Dan kata-kata terakhirnya itu...

Tak lama kemudian lelaki itu menyelesaikan perbincangan nya di telepon. Dia kembali mendekat pada Ercy. "Yah, maaf atas gangguannya."

"Siapa kau?" Ercy bertanya terus terang.

Lelaki itu menyeringai. "Aku? Kau benar-benar lupa padaku ya, manis. Ini aku, Cakra, tetangga di rumah mu dulu."

Ercy menegang begitu mendengar nama Cakra. Nama itu terdengar sangat familiar di telinganya.

"Sia--"

Ngguuuungggg!!!

"Ayah nya membunuh ibunya. Benar-benar mengerikan."

"Dia terlahir sebagai anak pembunuh, dia masih bisa menunjukkan wajah di depan umum ya?"

"Lihatlah adiknya, dia memelototi orang disana sini. Benar-benar mengerikan."

"Jangan dekat-dekat dengan pembunuh atau kita akan di bunuh!"

"Cakra, dia melihat kesini!"

"Ugghhh!" Ercy menutup mulutnya. Kepalanya terasa berdenging dan suara-suara terdengar bagaikan flashback dadakan.

Cakra tersenyum semakin lebar, "ingat aku kan, Aleen? Kau pernah menghajar ku hingga babak belur karena aku menghina adik mu juga pembunuh seperti ayahmu."

Tatapan mata Ercy semakin tajam, menatap Cakra seakan bisa membunuh dengan tatapan. Mata gadis itu memerah.

"Aleen yang ini benar-benar Aleen yang aku kenal ya. Tatapan matamu tajam seperti itu, bukan tatapan mata lemah dan ketakutan seperti terakhir kali."

"Berisik!" Ercy berteriak pada akhirnya. Tidak kuat dengan setiap provokasi dari lelaki itu. "Aku tidak tahu apa yang kau bicarakan. Aku adalah aku, jadi diam kau." Tekan Ercy.

"Hmn? Jelas berbeda. Aku percaya dengan insting ku. Auramu saja beda." Cakra bersikeras.

"Kau orang gila yang hanya bicara omong kosong. Kau disini untuk melakukan sesuatu padaku kan? Karena suruhan dari Nora dan teman-teman nya."

Cakra menggeleng, "tidak juga. Awalnya memang aku di panggil untuk itu. Tapi setelah melihatmu, aku memilih untuk tidak mengikuti perintah mereka."

"Kenapa?!"

"Kenapa ya? Kira-kira kenapa?" Cakra menggoda.

"Aku tidak mood main-main."

"Oke oke. Alasan utamanya karena kau kenalan lamaku. Lagipula tidak ada untungnya menyakitimu. Kau kekasih pangeran, aku tidak mau cari mati. Melukai mu seujung kuku saja bisa membuatku mati di cincang oleh pangeran itu. Aku masih ingin hidup, terimakasih."

Ercy berdecak, dia berjalan cepat meninggalkan Cakra yang tertawa di belakangnya.

"Kau sekarang benar-benar lucu ya, Aleen. Dulu kau pasti sudah menghajar ku begitu melihat wajahku."

Transmigration Freak!!! [END] ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang