[08] Self-Defense

19.1K 2.5K 16
                                    

Ercy bangun sekitar pukul tiga siang. Setelah istirahat sepulang sekolah, gadis itu menjadi segar bugar lagi. Ercy tanpa tidur siang itu ibaratakan sayur tanpa garam. Hambar.

Saat ini Ercy tengah mencari Leo untuk di ajak bermain. Tapi, dia tidak menemukan anak nya itu di kamar, dia sudah memanggil bibi Mei, tapi tidak ada sahutan. Ercy mengerutkan keningnya, mulai berpikiran negatif. Apa mungkin... Dia tengah berada di alam lain saat ini?! Misalnya dimensi lain, di mana orang-orang tidak bisa melihat nya, begitu pula dirinya.

Ercy gemetaran, "bibi Mei! Leo! Pak Brandon! Hallo! Apakah ada orang?!"

Sial. Ercy takut saat ini. Di rumah sebesar ini, sendirian. Mimpi buruk macam apa yang sedang dia alami saat ini?!

"Leo~" Ercy mewek. Dia tidak ingin berpisah dari Leo! Mereka baru mengembangkan hubungan ibu anak yang bagus, masa sudah harus berakhir sih?!

Gadis itu hampir menangis bombay ketika telinganya yang sedikit congean mendengar suara nafas menggebu dari halaman belakang. Gadis itu mendadak waspada, matanya menatap tajam ke arah pintu dapur yang sedikit terbuka. Dengan mengendap-endap, Ercy mengintip dari balik pintu.

Betapa terkejutnya dia ketika melihat sosok seorang pria berbadan kekar dan berotot sedang melakukan gerakan menendang yang Ercy kenali sebagai taekwondo. Gerakannya halus dan kuat, setiap tendangan, setiap gerakan, membawa perasaan misterius bagi orang yang melihatnya. Ercy terpesona dengan kepiawaian orang itu sampai sosok pria itu berbalik dan menemukan nya mengintip.

Ercy tersentak ketika mengenali sosok pria bertubuh asing itu, "loh, paman Brandon?!"

Pria kekar itu terkejut, dia berbalik untuk menemukan Ercy yang memandangnya dengan mulut ternganga lebar. "Nyonya? Sedang apa di halaman belakang?"

Ercy merasa seperti habis memergoki rahasia besar seseorang. Dia bersiul dan mengalihkan pandangan, "ehm, ya... Aku sedang mencari bibi Mei dan Leo, menemukan paman disini sedang melakukan taekwondo dan memiliki otot otot mengerikan yang tidak terlihat ketika masih berpakaian." Ercy mengoceh.

Paman Brandon tertawa, meraih handuk dan mengusap keringat di wajahnya. "Ini rutinitas paman, sudah lama. Sebelum menjadi tukang kebun, paman membuka Dojang dan mengajar disana."

"Heh?! Kok aku ga pernah tahu?!" Ercy berlari menghampiri paman Brandon. "Ga kelihatan sama sekali paman ternyata sabeum nim. Biasanya paman kelihatan kayak tukang kebun sejati biasa"

Paman Brandon tertawa, mengacak rambut nyonya mudanya. "Emangnya paman benar tidak kelihatan keren dan meyakinkan?"

Ercy menggeleng "Paman kan kelihatan kayak udah sepuh. Kok ternyata badannya masih bagus gitu. Ternyata paman sabeum nim, ga heran."

Hati paman Brandon retak mendengar kejujuran Ercy. Dia tersenyum sedih, "ya, saya memang sudah sepuh."

Ercy meringis bersalah, "tapi paman keren loh. Bisa menyembunyikan otot mengerikan semacam itu di balik pakaian longgar. Ga ada yang tahu paman ternyata atlet."

"Paman memutuskan berhenti dan menjadi tukang kebun istana. Karena itu paman harus menutupi jati diri paman, dan melupakannya. Paman tidak berharap nyonya memergoki paman di sini." Paman Brandon tersenyum jahil, Ercy terkekeh.

"Tapi itu keren sekali! Sejak dulu Ercy ingin belajar taekwondo, paman, berkenankah paman mengajarkan?" Ercy bertanya dengan mata berbinar.

Paman Brandon terlihat meragu, "nyonya yakin? Belajar taekwondo tidak semenyenangkan itu."

"Ini untuk Leo di masa depan! Sebagai ibu tunggal, aku harus bisa melindungi Leo dari apapun. Jika suatu hari nanti ada masalah, aku akan datang dan menghajar siapapun yang mengusik anakku!" Ercy berapi-api, tangannya mengepal.

Paman Brandon menggelengkan kepalanya sambil tertawa, terkesan dengan tekad nyonya mudanya. "Bibi Mei benar, nyonya sudah berubah."

"Emangnya power rangers apa, berubah." Ercy mencibir pelan, dan untung saja paman Brandon tidak mendengar nya.

"Baiklah saya akan mengajar. Tapi, saya punya peringatan. Ilmu yang saya ajarkan tidak boleh di salah gunakan untuk kejahatan. Tidak boleh menjadi ajang pamer, hanya untuk menjaga diri sendiri dan melindungi orang lain."

Ercy mengangguk paham. Dia bukan Aileen, dia tidak akan menggunakan ilmu itu untuk merundung Lumine. Justru dia sedang terpikir sesuatu sekarang, Ercy tersenyum licik.

Paman Brandon mulai mengarahkan Ercy untuk melakukan pemanasan sebelum mulai, kemudian mengajar kan Ercy beberapa langkah kecil dalam memulai pelajaran. Misalnya, mengatur postur tubuh, letak tangan dan kaki, dan beberapa hal sebagainya. Paman Brandon menunjukkan enam dasar tendangan Taekwondo, dari dolyo chagi hingga Dwi chagi.

Dalam beberapa jam Ercy hanya menguasai tendangan paling dasar, yaitu dolyo chagi. Gadis itu mengerang dan menggelepar di tanah, kelelahan. Tulang nya terasa rontok semua, bahkan tubuhnya lemas.

"Tulang ku sakit semua!"

Paman Brandon tertawa, menyerahkan air putih kepada nyonya mudanya, "memang itu resikonya. Jika anda sering berlatih, anda pasti bisa menguasai semuanya dengan baik."

Ercy teringat komik action yang dia baca di aplikasi ponsel nya dulu, "ketika hoon-ah melakukannya, dia tampak sangat keren. Kupikir itu mudah, bahkan bin-ah juga mempelajari itu dengan baik meskipun hanya menonton newtube. Ternyata Taekwondo sangat sulit!"

Paman Brandon memiringkan kepalanya bingung, "hoon-ah? Bin-ah?"

Ercy tertawa, "bukan apa-apa. Hanya tokoh komik yang pernah aku baca dulu."

"Bbaaaa!!!"

Ercy menoleh dan menemukan bibi Mei berjalan mendekati mereka sambil menggendong Leo yang mengenakan topi kelinci. Jiwa Mama bucin Ercy kumat. Dia mengabaikan sakit tulang yang di rasakannya dan melompat mendekati Leo. Ketika Leo sudah berada dalam gendongan nya, Ercy mengusap kan pipinya ke pipi gembul bocah kecil itu.

Leo tampak tidak senang karena keringat Ercy itu menempel padanya. Tapi entah karena apa, bocah itu tidak menolak dan tetap pasrah menerima tubuh nya yang baru selesai mandi di peluk oleh ibunya yang keringatan.

"Nyonya sedang apa?" Bibi Mei melirik pak Brandon, kemudian membuang wajah. Ercy bisa melihat ada rona samar di pipi bibi Mei.

Diam-diam Ercy mengulum senyum, tampaknya dia tahu apa yang terjadi di sini. "Belajar taekwondo. Paman Brandon benar-benar luar biasa. Bibi Mei, kau juga bisa ikut belajar bersama."

Bibi Mei tersentak dan mendadak gelagapan karena panik, "ah, tidak usah nyonya, saya sudah tua, mana mungkin--"

"Tidak harus bela diri," mata Ercy semakin menyipit licik ketika melihat reaksi bibi Mei yang membenarkan dugaan nya, "bibi bisa ikut pemanasan saja. Anggap saja sebagai senam untuk memperkuat tulang. Bahkan orang yang sudah tua sekalipun melakukan itu bukan?"

Bibi Mei tampak lemas dengan wajah memerah, "nyonya, saya--"

"Aku memaksa." Ercy tertawa terbahak-bahak di dalam hati melihat wajah pasrah bibi Mei. Paman Brandon bereaksi tidak berbeda. Ada rona merah samar di cuping telinga nya.

Alah alah... Cinta di masa tua... Apakah ini puber kedua? Ercy terkikik dalam hati.

Eh, sebentar. Kenapa dia merasa jadi seperti Mak comblang dalam hubungan orang-orang? Bagaimana dengan dirinya sendiri?

Ercy merasa miris, yah... Beginilah nasib jomblo sejati. Menjadi perantara cinta orang-orang, namun diri sendiri tetap setia pada status jomblo.

Aduh, sakit banget. []

TBC

Yuhuuu aku update nih ^^

Aku lagi outbond dari sekolah, dan aku ngetik ini di goa, jadi maaf kalau gak nge feel

Komen kalo ada typo ya, jangan lupa vote dan komen

See you guys

Tertanda
ichaSunny

Transmigration Freak!!! [END] ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang